Oleh: Muhammad Sadar*

Telah menjadi agenda dan prioritas utama pembangunan setiap negara dalam memenuhi pangan bagi rakyatnya. Pangan menjadi kebutuhan yang sangat vital dalam keberlangsungan kehidupan setiap bangsa di belahan dunia manapun. Pengusahaan pangan yang bersumber dari nabati maupun hewani menjadi urusan wajib untuk dipenuhi oleh negara. Pemenuhan pangan dalam jumlah yang cukup dan bergizi seimbang, serta tersedia pada waktu dibutuhkan dan terjangkau dalam aksessibilitas maupun harga yang mampu dipenuhi oleh daya beli masyarakat.

Sumber pangan bagi penduduk Indonesia dari dulu hingga sekarang masih menganut kepada satu komoditas yaitu beras. Jika pasokan beras sedikit saja terjadi anomali maka ketersediaannya menjadi terancam. Sehingga komoditas beras tersebut sangat labil dan rentan menyulut instabilitas jika terjadi gangguan sistem produksi.

Strategi pemerintah dalam penyediaan pangan selain beras sebagai sumber karbohidrat yaitu melalui sistem diversifikasi komoditas pangan dari berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, ubi jalar, aneka talas, suweg/ganyong, keladi dan porang. Selain varian sumber pangan yang berkembang di dalam tanah tersebut, komoditas jagung disamping berfungsi sebagai bahan yang dikenal 3 F yaitu food, feed and fuel, jagung fungsional bisa dimanfaatkan menjadi bahan pangan pokok sebagaimana pengalaman rakyat Indonesia mengonsumsi jagung sebagai salah satu sumber swasembada pangan.

Asta cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan swasembada pangan nasional untuk dicapai dalam waktu yang sesingkat- singkatnya. Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia sebagai leading sektor pencapaian program swasembada pangan telah mengajak berbagai komponen negara ini untuk mensukseskan asta cita pemerintah. Pihak Kementan menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai visi besar negara khususnya dalam urusan pangan, semua elemen bangsa harus turut terlibat dan kerjasama yang bertanggungjawab.

Diantara kerjasama lintas kementerian dan lembaga yang dilakukan Kementan antara lain kolaborasi bersama TNI dalam pengawalan dan pendampingan petani, kemudian dukungan pembangunan bendungan dan irigasi oleh Kementerian PU, alokasi dana desa dari Kementerian Desa untuk anggaran ketahanan pangan, kerjasama Bulog dalam penyerapan hasil panen padi dan jagung petani, Badan Pangan Nasional yang memberi instrumen neraca stok pangan,
dan kondisi cadangan pangan nasional, sedangkan Kementerian Perdagangan mendisplay update harga pangan setiap waktu, dan regulasi distribusi pangan maupun gerakan pangan murah.

Kementan pun melakukan kerjasama hingga BNPT dalam memanfaatkan napiter (nara pidana teroris) untuk diberdayakan pada program ketahanan pangan nasional. Kemudian Kementerian Kehutanan/Inhutani mensupport dalam penggunaan kawasan hutan terbatas untuk memproduksi bahan pangan. Begitupun juga dengan Kementerian ATR/BPN dalam kebijakannya mengoptimalkan penyediaan tanah-tanah negara yang masih bera untuk digunakan menghasilkan pangan negara. Tak ketinggalan Perusahaan Listrik Negara membantu petani dalam program PLN, listrik masuk sawah untuk tenaga pembangkit pompanisasi pengairan. Penulis belum sanggup mengkuantifikasi semua BUMN maupun korporasi besar lainnya dalam peran CSR-nya untuk sektor pangan di negeri ini.

Selain lembaga tersebut diatas, Kementerian Pertanian juga melakukan joint agreement dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia pada bulan April 2024. Momentum kerjasama ini ditandai pada launching Gugus Tugas Polri dalam mendukung Ketahanan Pangan Nasional pada tanggal 20 November 2024 lalu. Dukungan Polri pada program ketahanan pangan nasional yaitu optimalisasi pekarangan bergizi, pemanfaatan lahan produktif, pengawasan distribusi,
rekrutmen personil Polri dengan kompetensi pertanian, perikanan, gizi dan kesehatan masyarakat.

Implementasi lapangan pada program ketahanan pangan yang dilakukan Polri bersama Kementan adalah menyelenggarakan penanaman jagung satu juta hektar bersama petani dan para pihak terkait setempat. Penyelenggaraan penanaman jagung serentak satu juta hektar yang dilakukan Kapolri Jenderal Pol. Drs.Listyo Sigit Prabowo,M.Si bersama Menteri Pertanian Republik Indonesia Dr.Ir.Andi Amran Sulaiman, M.P., secara virtual dan diikuti oleh segenap Polda dan jajaran se-Indonesia yang dipusatkan di Kabupaten Subang wilayah Polda Jawa Barat pada hari Selasa, 21 Januari 2025.

Dalam tataran lokal Kabupaten Barru, dukungan Polres Barru diwujudkan dalam menggerakkan partisipasi petani untuk mengoptimalkan lahan-lahan produktif masyarakat yang memiliki potensi untuk dilakukan budidaya komoditas pertanian. Polri dalam penugasannya, menginisiasi komoditas jagung sebagai salahsatu komoditas strategis nasional untuk dilakukan pengembangan di tingkat petani guna mendukung ketahanan pangan nasional.

Penanaman jagung serentak yang diselenggarakan Kepolisian Resor Barru beserta jajaran sebagai rangkaian dari kegiatan tanam jagung serentak satu juta hektare secara nasional dilaksanakan di atas lahan kebun kelompok tani Mattirolopie Desa Lampoko seluas 1,0 hektar. Seremonial tanam yang dipimpin Kapolres Barru AKBP Dodik Susianto,S.I.K., didampingi para pejabat utama Polres Barru dan dihadiri oleh antara lain Kepala BSIP Tanaman Serealia Kementan, Plh. Sekretaris Daerah Pemkab Barru, Dandim 1405 Parepare, Kepala BPS Barru, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Barru.

Undangan lain yang turut hadir diantaranya Kepala Dinas Perikanan Barru, Kepala BPMD Barru, Pimpinan PLTU Indonesia Power, Pimpinan GSP Bulog Madello, Muspika Balusu, Kepala Desa Lampoko, BPP/PPK/ POPT, PPL, Brigade Alsintan dan segenap kelompok tani Kecamatan Balusu. Jajaran Polres Barru yang meliputi Polsek pada tujuh kecamatan turut serta dalam wilayah tugas masing-masing mengikuti aksi tanam jagung serentak satu juta hektar tingkat nasional secara virtual.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri, Komjen Pol. Prof.Dr.Dedi Prasetyo,S.H., M.Hum.,M.Si.,M.M., melaporkan dalam virtual tanam jagung serentak satu juta hektar bahwa Polri fokus dalam program ketahanan pangan pemerintah diantaranya sasaran tanam jagung seluas satu juta hektar akan disebar kepada seluruh Polda dan jajaran dengan mengidentifikasi dan mengoptimalkan lahan-lahan masyarakat menjadi produktif untuk ditanami bahan pangan. Progres lahan tertanami jagung hingga saat ini mencapai 3.727 hektar.

Lebih lanjut Irwasum Polri Komjen Dedi mengatakan bahwa gugus tugas Polri juga akan melakukan sistem pengawasan terhadap bantuan sarana produksi pemerintah kepada petani agar tepat sasaran. SDM Polri juga saat ini sedang menyelenggarakan rekrutmen dan pendidikan bintara kompetisi khusus di bidang pertanian, perikanan, gizi dan kesehatan masyarakat. Para lulusan bintara muda tersebut nantinya akan menjadi babinkamtibmas pada setiap wilayah tugas Polres di Indonesia untuk mengawal program ketahanan pangan nasional.

Komjen Pol.Dedi Prasetyo menambahkan bahwa gugus tugas Polri tengah mengembangkan aplikasi khusus ketahanan pangan untuk memonitor dan mengevaluasi setiap perkembangan data eksisting jagung antara lain progres luas lahan dan realisasi tanam, update harga dan kendala atau hambatan yang terjadi. Aplikasi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi empiris lapangan dan verifikasi data berdasarkan real time. Prof.Dedi mengakui bahwa kita harus bersinergi- kolaborasi antar komponen bangsa, terus kerja keras dengan semangat gotong royong untuk mencapai hajat besar bangsa kita.

Institusi Polri telah mengambil peran nyata dalam sistem ketahanan pangan nasional. Selain progres dan perkembangan luas tanam jagung yang signifikan, pada sisi lain keahlian Polri utamanya di tingkat Polda Jawa Timur telah berhasil mengembangkan dan membuat paten atas temuan varietas unggul baru jagung yang diberi nama Bhayangkara. Inovasi varietas baru akan mendorong petani dalam usaha perbanyakan benih dengan jaminan produktivitas tinggi dan garansi harga pasar yang kompetitif.

Atas jasa terhadap inovasi varietas jagung baru, Kementerian Pertanian sangat mengapresiasi upaya Polda Jatim dalam mengembangkan VUB jagung dan melalui mekanisme penunjukan langsung maka produksi benih jagung yang dihasilkan petani bersama kemitraan dengan Primkopol Polda Jawa Timur akan diserap dan disebar kepada seluruh jajaran Polda di Indonesia untuk ditanam.

Dengan tekad yang bulat dan dukungan segenap organik pertanian dan pemerintah daerah maka sinergitas Polri bersama petani akan mendorong terwujudnya ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan nasional akan memperkuat kemandirian dan kedaulatan bangsa pada semua lini kehidupan. Integrasi semua komponen bangsa dengan segala sumber daya yang dimiliki, swasembada pangan menemukan jalannya untuk diraih.

Simbol kebangkitan pangan dari Kepolisian Republik Indonesia (Andi Amran Sulaiman, Subang,2025).

Salam Presisi.

Desa Lampoko, 21 Januari 2025

*Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru.

(Visited 137 times, 2 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.