Oleh: Muhammad Sadar*

Salah satu unsur praktik budidaya pertanian yang baik dan benar adalah pengolahan tanah yang memenuhi syarat kualifikasi untuk bertumbuhnya tanaman budidaya utamanya padi. Padi umumnya ditanam pada lahan sawah berlumpur melalui genangan air baik air yang bersumber dari air irigasi maupun curahan air dari langit. Sebagai media tumbuh tanaman padi, maka sawah harus melalui serangkaian sistem olah tanah yang sempurna. Tujuan pengolahan tanah adalah mencapai derajat kesesuaian maupun kesiapan lahan untuk ditanami.

Manfaat lain yang bisa diperoleh dari pengolahan tanah sempurna adalah secara fisik akan memperbaiki aerasi tanah, memperkuat daya ikat tanah, dan permeabilitas serta optimalisasi konduktivitas hidrolik tanah disamping tentunya dukungan tanah secara kimiawi maupun biologis terhadap perkuatan kapasitas tanah untuk proses oksidasi dan mendekomposisi bahan organik serta memperlancar pertukaran kation-ion tanah. Manfaat tersebut akan diperoleh melalui penggunaan alat mesin pertanian baik yang dikendalikan secara manual maupun mekanis.

Teknologi mekanisasi pertanian modern saat ini telah mengantarkan manusia kepada kemudahan manajemen lahan untuk mencapai kecepatan, efektifitas dan efisiensi dalam melakukan pengolahan tanah sempurna. Ketersediaan alat mekanis pertanian sudah sedemikian rupa baik dari sisi model, type dan kapasitasnya, mulai alat yang bermesin ringan hingga alat berat mesin pertanian. Khusus mesin pengolahan tanah bermesin berat yang sudah lazim dioperasikan di lahan sawah atau lahan bukan sawah adalah traktor roda empat atau oleh pabrikan disingkat TR 4. Penyebutan spesifikasi tersebut merujuk kepada adanya empat roda penggerak, yaitu dua roda depan berukuran sedang dan dua roda belakang berdiameter besar (diameter ban hampir setinggi orang dewasa).

Operasional TR 4 di lapangan oleh petani, sebelumnya dilakukan pelatihan penggunaan alat dan mesin tersebut. Pelatihan bertujuan, selain transfer ilmu dari pabrikan dalam penguasaan penggunaan alsin meliputi pengenalan dan penjelasan mode percepatan dan mode transmisi, penggunaan fungsi- fungsi organik setiap komponen, estimasi BBM, suku cadang dan sistem hidraulik TR 4 terlebih lagi untuk mengetahui teknis perawatan dan pengendalian unit berdasarkan SOP dari industri alat berat mesin pertanian. Penyelenggaraan pelatihan merupakan wujud tanggung jawab penyedia terhadap jasa pelayanan purna jual produk.

Salah satu penyedia alat berat mesin pertanian yakni PT. Harfia Construction Machinery Jakarta, bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru menyelenggarakan work shop operasional TR 4 di tingkat kelompok tani sebagai penerima manfaat bantuan alsin pemerintah tahun 2025 yang bersumber dari APBN Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian.

Sasaran utama work shop yakni melahirkan tenaga trampil operator TR 4 dari kalangan petani dan diharapkan out put pelatihan adalah agar peserta mengetahui, dan menguasai pada tingkat operasional di lapangan. Selain itu peserta juga diharapkan mampu merawat maupun memelihara atau secara teknis sanggup memperbaiki kerusakan alat dan yang lebih penting adalah agar peserta menularkan materi pelatihan kepada petani lain untuk bersama-sama ahli menjalankan TR 4 di lahan basah atau pada lahan kering.

Sedangkan spesifikasi teknis TR 4 yang menjadi alat praktik peserta adalah sebagai berikut;

-Model HTR-855;
-Type 4 Wheeled Tractor
-Dimensi panjang 3.562 mm, lebar 1.630 mm, tinggi 2.417 mm, bobot 1.840 kg;
-Merek mesin XINCHAI;
-Model mesin A495BT-3;
-Daya maksimum 36,8 kW (50 HP)
-Putaran/menit 2.400 rpm;
-volume silinder 2.980 cm³
-Jenis motor Penggerak DIESEL 4 langkah;
-Sistem pendingin Cairan;
-Implement unit Bajak piringan 3 disk dan bajak Rotary 52 pisau (Data Assembled by PT. Harfia Construction Machinery, 2025).

PT. Harfia Construction Machinery tetap berkomitmen untuk terus menyelenggarakan pelatihan teknis bagi petani pengguna TR 4 di seluruh wilayah NKRI. Sebagai pemegang dan penyedia brand TR 4 Harfia, turut mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional utamanya dalam penyediaan alsintan pengolahan tanah maupun pasca panen.

Sarana pengolahan tanah secara mekanis yang menggunakan TR 4 adalah merupakan unsur kebutuhan pokok bagi petani utamanya dalam memenuhi sistem pengolahan tanah sempurna. Sarana yang digerakkan oleh tenaga mesin tersebut, akan sangat membantu petani didalam persiapan lahan tanam padi atau komoditi pertanian lainnya. Kaum tani kerap kali dituntut dalam proses percepatan olah tanah dan menyiasati musim, namun terkadang dan tidak dinafikan kepemilikan TR 4 terkendala oleh keterbatasan kemampuan kapital petani untuk pengadaan mandiri.

Penggunaan TR 4 di lahan sawah atau pada lahan non sawah memiliki kemampuan volume kerja atau kapasitas lapang relatif antara 0,2-0,3 hektare per jam. Relatifitas tersebut berdasarkan kondisi fisik lahan (lahan basah dengan kedalaman lumpurnya atau lahan kering dengan bebatuannya). Faktor fisik lain yang turut memengaruhi kecepatan olah TR 4 adalah kepadatan vegetasi lahan dan tingkat topografi atau permukaan tanah maupun struktur tanah.

Lahan yang bermedan rata, liat ringan atau tanah lempung berpasir akan lebih mudah dibajak oleh mesin TR 4. Berbeda dengan struktur tanah bergelombang dengan tekstur liat berat dan masif, kapasitas kerja TR 4 akan memiliki daya tarik pengolahannya yang lebih bertenaga dan waktu olah yang dibutuhkan berpotensi lebih lama. Karakter dan dimensi lahan yang sangat variatif menentukan pola kerja produktif TR 4. Termasuk didalamnya adalah implement TR 4 atau jenis bawaan bajak yang digunakan serta keahlian operator.

TR 4 adalah mesin budidaya tanaman pertanian pembajak tanah yang sangat diidamkan oleh para aktor kebun atau lahan sawah untuk meringankan beban kerja secara fisik dan memberikan hasil olahan tanah yang lengkap. Harapan petani untuk memperoleh bantuan mesin TR 4 dari pemerintah setiap waktu dirindukan. Alsin TR 4 telah menjadi bagian penentu dalam menghadapi/menjalani musim tanam bagi petani. Kehadirannya di medan laga para pejuang pangan akan memberikan sumbangan nyata terhadap tindakan kesiapan budidaya yang dilakukan petani.

Barru, 16 Juni 2025

*Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru

(Visited 61 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.