Oleh: Yusriani Nuruse
Liburan telah tiba, anak-anak sekolah bergembira menyambut hari libur setelah seminggu mengikuti ulangan akhir semester. Termasuk anakku. Namun kegembiraan itu sirna saat hari penerimaan rapor anakku.
Pagi itu aku mengantarnya ke sekolah. Setelah itu, aku berangkat ke kantor untuk mengikuti apel pagi yang diwajibkan untuk Non PNS yang terdata dalam pangkalan BKN. Setelah apel sekitar pukul 09.00 WITA, aku izin untuk ke sekolah ananda. Namun naas, saat hendak mampir di rumah sebuah motor melaju kencang dari arah berlawanan tiba-tiba menabrakku. Kecelakaan tak bisa dihindari. Aku terhempas. Beruntung aku tak pernah laju hingga aku hanya mengalami cedera ringan di bagian paha.
Anakku akhirnya dijemput kakak sepupunya. Sesampai di rumah, ia memendam rasa sedihnya. Ia langsung menyalamiku dalam diam, menyimpan rapornya dan bergegas ke dapur menyiapkan minuman untuk keluarga yang masih menemaniku. Ia tak pernah memperlihatkan kesedihannya di depan orang, walau kutahu ia sangat sedih. Aku dibawa ke rumah kakakku, karena tak bisa beraktivitas.
Keesokan harinya saat aku hendak ke puskesmas meminta obat pereda nyeri dan surat keterangan istirahat dari dokter, kulihat anakku masih menyimpan kesedihan yang ia tahan. Hari ketiga aku berangsur pulih dan sudah bisa berjalan. Kami pun pulang ke rumah. Siang hari setelah menunaikan sholat Dzuhur, anakku mulai bermanja, kupeluk ia,tak lama akhirnya dia terisak pelan, Kueratkan pelukanku agar ia merasa tenang.
Kuminta agar ia meluapkan kesedihannya dalam pelukanku. Ia akhirnya menangis keras agak lama dan akhirnya tertidur.
Anakku sayang, mama sangat menyayangimu dan takkan pernah tergantikan. Puaskanlah hatimu meluapkan segala kesedihanmu. Ketahuilah nak, sejak kepergian Ayahmu,mama selalu ingin menemanimu, membuatmu bahagia. Ingin membawamu liburan seperti teman-temanmu.Tapi apalah daya, keadaan tak memungkinkan untuk kita menikmati liburan.
Semoga di balik ini ada secercah bahagia menanti kita wahai anakku.
Ketahuilah nak, kesuksesan kadang harus diraih dari ambisi, kesabaran, luka, air mata, dan doa yang tak pernah putus.
Watansoppeng, 4 Juli 2025