Oleh: Sabrie Mustamin

Aku mengenal dan bergabung dalam komunitas menulis Bengkel Narasi (BN), rumah jiwa kami di angkasa, lewat teman tidurku, kekasih hati pujaan jiwaku. Awalnya biasa saja, tetapi semakin aku perhatikan, semakin memperlihatkan bahwa komunitas ini lain daripada yang lain. Filosofinya menulis sambil memeluk kemanusiaan, menulis sambil berbagi, membuatku jatuh cinta kepada BN.

Buku “Sumpah Pena” karya spektakuler sang pendiri rumah jiwa BN Bang RIM yang berkolaborasi dengan Kang Iyan telah membuatku terpesona. Dari buku itu, aku memahami bahwa sebagai muslim selain perintah salat lima waktu, ada perintah lain yang menjadi penentu kelanjutan peradaban di muka bumi ini, yaitu perintah membaca dan menulis.

Ketika membaca prakata yang mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib, “Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak,” serta merta aku tersentak dalam lamunan. Aku seperti baru terbangun dari mimpi dan teringat akan sabda Rasulullah saw, “Ballighu ‘Anni Walaw Ayah,” sampaikan dariku walaupun satu ayat.

Dalam pandangan penulis, perintah ini mengandung makna yang sangat luas dan dalam. Salah satunya adalah menyampaikan informasi kepada sesama dalam bentuk tulisan. Kehidupan bukanlah mimpi, tetapi ada tanggung jawab ilahiah sebagai makhluk sosial yang diciptakan Tuhan dalam bentuk sebaik-baiknya ciptaan (QS. At-Tin: 4).

Sebagai manusia yang terlahir dengan tugas dan tanggung jawab untuk mengabdi tanpa batas kepada Sang Khalik, maka segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia mengandung penilaian dari Allah Swt: apakah aktivitas kehidupan sehari-harinya dalam rangka pelaksanaan pengabdian kepada Tuhan atau tidak.

Salah satu dari tugas pengabdian adalah menulis, Maka, tulislah yang baik baik saja. “Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.” (QS. Al-Qalam: 3)

Ketika tulisan-tulisan yang dibuat menginspirasi orang lain, berarti penulisnya dicatat sebagai orang yang memberi manfaat bagi orang lain. “…Khoirunnas anfa’uhum linnas.” Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Teruslah menulis. Paling tidak orang-orang mengetahui bahwa Anda masih hidup. Bahkan, sesungguhnya walaupun mati, kita akan tetap hidup sepanjang masa dengan karya-karya tulis.

Ruslan Ismail Mage

Menulis adalah perintah Allah Swt yang nilai pahala kebaikannya terus-menerus mengalir tiada henti. Maka, menulislah sampai engkau menjumpai Tuhanmu dengan senyuman.

Terima kasih BN. Di usiamu yang baru setahun, engkau telah menjelma menjadi istana indah di angkasa, tempat para penulis andal yang rendah hati berkumpul. Kami tidak akan beranjak sejengkal pun dari orbit BN.

Jaya selalu BN, engkau selalu dalam ingatan. []

(Visited 101 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: