Oleh: Elvira Pereira Ximenes
Emas berkata pada tanah : Coba lihat dirimu , suram dan lemah, jelek dan dekil, apakah engkau memiliki cahaya mengkilau seperti aku? Apakah engkau berharga seperti aku?
Tanah menjawab: Aku memang tidak berkilau seperti kamu, tapi aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman lain. Apakah kamu bisa? Emas pun terdiam seribu bahasa
Dalam hidup ini banyak orang seperti emas, berharga dan menyilaukan tapi tidak bermanfaat bagi sesama. Sukses dalam karier, rupawan dalam paras tapi sukar membantu apalagi peduli, tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, tapi ringan tangan siap membantu kapanpun.
Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tapi seberapa bermanfaatnya kita bagi orang lain. Jika keberadaan kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang, barulah kita benar-benar bernilai.
Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi kita, keluarga dan masyarakat. Apalah artinya kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan. Apalah artinya kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita. Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan saatnya kita menerima. Hiduplah seperti tanah. Jangan lupa bersyukur hari ini. Tetap menjadi pribadi yang sederhana.
Referensi : Kompasiana. Com