Oleh: Rosmawati*

Meski aku bukan penulis, namun aku ingin menulis. Tentang masa kecilku, masa tanpa facebook atau whatsAap. Masih terkenang ketika aku dan teman sebaya berjalan kaki ke rumah pak dusun hanya untuk menyaksikan film kesayangan “si Unyil”. Maklum satu-satunya yang memiliki televisi kala itu hanya pak dusun. Begitu bahagianya menonton bersama teman-teman meski harus duduk melantai dan itupun masih TV hitam putih.

Kala berangkat ke sekolah hanya beralaskan sandal karet, istilah sekarang sandal jepit (Swallow) dan tanpa baju seragam. Kami hanya mengenakan pakaian yang bersih dan rapi namun semangat belajar tetap membara demi sebuah cita hanya untuk pintar kala itu.

Pulang sekolah kami pergi mengaji di rumah guru dengan metode yang masih sederhana yaitu ‘mangenjang’ istilah orang bugis yang artinya mengeja. Maklum kala itu belum ada metode Iqra. Namun demikian, kami sangat cepat memahami apa yang diajarkan guru ngaji meski belum ada istilah ustadzah.

Aku pun ingin menulis tentang masa yang penuh ketulusan hati, di mana orang-orang yang saling sapa tanpa ada kata pencitraan atau pun kata Hoaks. Masa belum ada istilah pelakor, saling menjaga kehormatan masing-masing.

Duh, indahnya masa kecil. Ingin rasanya mengulang kembali masa itu, masa penuh kedamaian dan keindahan alami tanpa senyum kepalsuan .

Sahabat, banyak yang ingin kutulis. Namun lain waktu akan kugoreskan lagi, walaupun sejatinya aku bukan penulis.

*Pegiat dan penikmat literasi menulis Kolaka Utara

(Visited 26 times, 1 visits today)
One thought on “Aku Bukan Penulis”
  1. Hal yang dikangenin juga tak hanya film kartun yang selalu menemanimu di hari minggu tetapi juga film telenovela. Meskipun Film telenovela selalu identik dengan film dewasa tetapi banyak juga film yang mengangkat keluarga dan pertemanan yang cocok untuk semua umum.

    Film yang paling banyak ditunggu saat itu diantaranya adalah Impian Chabelita, Marrimar dan Rosanlinda,handphone bukan hal yang penting kita miliki,Untuk berkomunikasi kita perlu menggunakan surat ataupun telepon umum. Jadi enggak ada tuh kebiasaan bangun tidur langsung lihat handphone.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.