Oleh: Gugun Gunardi*
Pengantar
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang diharapkan oleh pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif jika si penerima pesan dapat menyampaikan kembali gagasan, pesan, perasaan, ataupun pemberitahuan sebagaimana yang dimaksud oleh pemberi pesan.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa kalimat efektif memiliki beberapa makna, salah satu di antaranya bermakna ‘membawa pengaruh’. Artinya, kalimat efektif dapat dimaknai sebagai kalimat yang membawa pengaruh–terutama berupa kemudahan–bagi pembaca atau pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan.
Kalimat efektif, ditandai dengan kehadiran unsur-unsur yang terdiri atas Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan (SPOK). Kalimat efektif, biasa digunakan dalam teks ilmiah seperti makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan sejenisnya.
Pembahasan
Meskipun kalimat efektif terdiri atas SPOK, tidak berarti bahwa bentuk kalimatnya harus pendek. Bisa jadi kalimatnya singkat, tetapi membingungkan dan bisa jadi kalimatnya panjang, tetapi informasinya mudah dipahami. Untuk itulah, agar dapat menggunakan kalimat efektif dengan baik, kita telaah ciri-ciri serta syarat kalimat efektif.
A. Ciri-ciri Kalimat Efektif:
- Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur Subjek (S) dan Predikat (P).
- Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
- Menggunakan diksi (pilihan kata) yang tepat.
- Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
- Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
- Melakukan penekanan ide pokok.
- Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
- Menggunakan variasi struktur kalimat.
B. Syarat-syarat Kalimat Efektif
- Kelogisan
Suatu kalimat dapat dipahami apabila penulisan yang digunakan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Selain itu, unsur-unsur dalam kalimat juga harus memiliki hubungan yang logis dan masuk akal.
Berikut contoh kalimatnya:
Kalimat tidak efektif: “Untuk mempersingkat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.”
Kalimat efektif: “Untuk menghemat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.”
- Ketegasan
Melakukan penonjolan terhadap ide pokok dari suatu kalimat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, yaitu:
Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, contohnya:
“Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa & negara dengan kemampuan yang ada pada masing-masing individu.”
Penekanan: Presiden mengharapkan
Membuat urutan kata yang logis, contohnya:
Kalimat tidak efektif: “Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah”
Kalimat efektif: “Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah.”
Melakukan repetisi (pengulangan kata), seperti:
“Saya suka akan wanginya, saya suka akan keindahannya.”
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan, contohnya:
“Bruno bukan anak yang nakal dan pemarah, tetapi baik dan penyabar.”
Menggunakan partikel penekan atau penegas, seperti:
“Jihanlah yang bertanggung jawab atas kejadian ini.”
- Kehematan
Mengunakan kata-kata secara hemat, namun tidak mengurangi makna atau mengubah informasi yang ingin disampaikan. Dalam menyusun kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak dibutuhkan harus dihindari. Seperti:
Hindari pengulangan subjek
Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya tidak perlu diulang. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Karena dia rajin, dia menjadi juara satu.”
Kalimat efektif: “Karena rajin, dia menjadi juara satu.”
Hindari sinonim kata
Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki makna serupa, cukup gunakan salah satu saja. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Yarsa rajin olahraga agar supaya sehat.”
Kalimat efektif: “Yarsa rajin olahraga agar sehat.”
Perhatikan bentuk kata jamak
JIka sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka tidak perlu ditambahkan kata yang bermakna jamak lagi. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Para hadirin dimohon berdiri.”
Kalimat efektif: “Hadirin dimohon berdiri.”
- Ketepatan
Informasi yang akan disampaikan dalam suatu kalimat harus jitu (sesuai dengan sasaran), sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan ketepatan kalimat yaitu; memakai kata yang tepat, kata berpasangan harus sesuai, dan hindari peniadaan preposisi.
Berikut contohnya:
Kalimat tidak efektif: “Jam tangan Ayah yang antik itu dijual dengan harga murah.”
Kalimat efektif: “Jam tangan antik milik Ayah itu dijual dengan harga murah.” - Kecermatan
Kalimat efektif tidak boleh menimbulkan tafsir ganda atau kalimat yang ambigu. Perhatikan penggunaan kata atau diksi. Sebab kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak menyimpang ataupun ambigu.
Sebagai contoh:
“Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.”
Kalimat tersebut terkesan ambigu karena tidak dapat menunjukkan siapa yang disebut terkenal, apakah ‘mahasiswa’ atau ‘perguruan tinggi’?
Supaya efektif, kalimat tersebut dapat diubah menjadi salah satu dari dua bentuk berikut, sesuai dengan makna yang dituju:
“Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.”
“Mahasiswa dari perguruan tinggi itu menerima hadiah.”
- Kepaduan
Kepaduan artinya informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah dan tidak bertele-tele. Tidak perlu menyisipkan kata seperti ‘daripada’ atau ‘tentang’ antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contohnya yaitu:
Kalimat tidak efektif: “Novel ini membahas tentang persahabatan di sekolah.”
Kalimat efektif: “Novel ini membahas persahabatan di sekolah.”
- Kesejajaran
Kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau makna yang dipakai dalam kalimat. Kesejajaran terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran ada pada klausa-klausa yang mengisi kalimat majemuk.
Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: “Junot menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.”
Kalimat efektif: “Junot menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.”
- Kesepadanan
Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur SPOK, minimal Subjek (S) dan Predikat (P).
Contoh: “Johan belajar di kelas.”
Subjek kalimat tersebut adalah ‘Johan’ dan predikatnya adalah ‘belajar.’
Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
- Kalimat tidak efektif: Surabaya adalah merupakan salah satu kota besar di Indonesia
Kalimat efektif: Surabaya merupakan satu di antara kota besar di Indonesia. - Kalimat tidak efektif: Demi untuk anaknya, Bu Susi rela bekerja seharian
Kalimat efektif: Demi anaknya, Bu Susi rela bekerja seharian. - Kalimat tidak efektif: Ada banyak macam-macam makanan yang dijual di restoran itu.
Kalimat efektif: Ada macam-macam makanan yang dijual di restoran itu.
- Kalimat tidak efektif: Saran yang dikemukakan olehnya akan dipertimbangkan oleh kami
Kalimat efektif: Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan
- Kalimat tidak efektif: Budi adalah anak paling terpintar di kelasnya
Kalimat efektif: Budi paling pintar di kelasnya
- Kalimat tidak efektif: Suasana di pasar sangat ramai sekali
Kalimat efektif: Suasana di pasar sangat ramai
- Kalimat tidak efektif: Hari ini para siswa-siswa sekolah SMA 1 diliburkan
Kalimat efektif: Hari ini para siswa SMA 1 diliburkan
- Kalimat tidak efektif: Riana rajin belajar agar supaya menjadi pintar
Kalimat efektif: Riana rajin belajar agar menjadi pintar
- Kalimat tidak efektif: Meski cantik, namun Vina tidak sombong
Kalimat efektif : Meski cantik, Vina tidak sombong
- Kalimat tidak efektif: Setelah bekerja seharian, kemudian Putri beristirahat
Kalimat efektif: Setelah bekerja seharian, Putri beristirahat
- Kalimat tidak efektif: Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama
Kalimat efektif: Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama - Kalimat tidak efektif: Taufik adalah merupakan salah satu atlet berprestasi
Kalimat efektif: Taufik adalah salah seorang atlet berprestasi. - Kalimat tidak efektif: Walau masih pagi, tapi Pak Joko sudah beraktivitas
Kalimat efektif: Walau masih pagi, Pak Joko sudah beraktivitas. - Kalimat tidak efektif: Minggu kemarin banyak para pegawai yang melakukan demonstrasi
Kalimat efektif: Minggu kemarin, banyak pegawai yang melakukan demonstrasi. - Kalimat tidak efektif: Anggi pergi ke pasar dan Anggi membeli sayur
Kalimat efektif: Anggi pergi ke pasar dan membeli sayur. - Bentuk tidak efektif dan efektif dalam paragraf:
Brian ini merupakan salah satu dari mahasiswa Universitas Indonesia, kebetulan saat ini Brian kontrak rumah di daerah dekat rumah sakit dengan demikian Jadi untuk pergi kuliah Brian perlu menggunakan alat transportasi umum yaitu, kereta. Selain dari Brian, banyak para mahasiswa lain di Universitas Indonesia yang tinggal di daerah yang dekat rumah sakit yang juga menggunakan fasilitas kereta sebagai sarana transportasi yang digunakan oleh Brian setiap melaksanakan kegiatan kuliah.
Brian merupakan mahasiswa dari Universitas Indonesia, dan kebetulan Brian mengontrak rumah di daerah yang dekat dengan rumah sakit. Untuk pulang dan pergi kuliah, Brian hanya menggunakan transportasi umum seperti kereta. Selain Brian, ada banyak mahasiswa dari Universitas Indonesia yang juga tinggal di daerah dekat rumah sakit tersebut. Mereka juga menggunakan fasilitas umum yang sama dengan Brian, yaitu menggunakan kereta sebagai sarana transportasi pulang dan pergi dari kegiatan kuliah.
Penutup
Demikian pembahasan kalimat efektif berserta contoh kalimat tidak efektif dan efektif di dalam bahasa Indonesia. Kalimat efektif perlu diperhatikan, terutama di dalam rangka penyusunan karya tulis ilmiah laporan penelitian, skripsi, thesis, dan disertasi. Agar, tulisan karya ilmiah tersebut memiliki nilai akademis yant lebih baik.
Pustaka Rujukan:
- Badudu, J. Syarief. 1977. Bahasa Indonesia Baik dan Benar. Bandung: Pustaka Prima.
- Lubis, Livain dkk. 1980. Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Pustaka Prima.
- EYD Edisi V. 2022. Jakarta: Pusat Bahasa.
*Dosen Tetap Universitas Al Ghifari.