Oleh: Ruslan Ismail Mage*

Pada Minggu kedua Oktober, dan daun jendela akhir tahun 2023 mulai terbuka, kulihat mentari berpacu di dilangit bumi sejuta pesona Pesisir Selatan. Biasnya menerpa sinar gelombang mataku menyentuh sebagai sumber ilusi.

Kalau di Gizella Hotel Painan ini akan membawa memori bagiku, yang akan mengalir menelusuri urat nadiku, dan tenggelam di muara rinduku. Kumohon lipatlah namaku dalam namamu agar engkau senantiasa terbaca dalam tidurku.

Dua paragraf di atas kusebut puisi singkat yang kubacakan di depan guru-guru hebat menulis peserta “Workshop Penulisan Buku bagi Guru di Era Merdeka Belajar” yang digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir selatan.

Sudah ada satu dasawarsa terakhir keliling daerah dan kota menjadi narasumber workshop penulisan buku, baru kali ini menemukan aura literasi menulis yang begitu tajam setajam silet mengiris narasiku, membedah setiap kataku, dan mengguliti kalimatku yang telontar di sudut-sudut ruang. Huruf-huruf abjad yang tercecer dipungut lalu disulam dengan jarum penanya, pun diksi-diksi liarku yang terbang ditangkap untuk diikat di atas kertas putih seputih jiwa guru-guru hebat.

Sebagai penulis yang sudah bertasbih untuk melahirkan penulis-penulis baru ke setiap sudut Nusantara, sebagai penulis buku yang selalu merangsang memancing gairah nafsu penulis pemula menelanjangi karya bukunya di ruang-ruang publik, saya baru merasakan kenikmatan klimaks berkali-kali diberondong dan dipeluk tulisan para peserta.

Antusiasme ingin menulis buku, serangan tulisan-tulisan pendek lima pragraf yang kuminta bagaikan peluru yang terhambur dari 40 senapan otomatis di depanku. Kondisi ini langsung mengingatkanku kebenaran statement dalam buku karyaku berjudul, “Generasi Emas: Pemikir Besar Minangkabau”. Dalam buku itu, kubuka data kurangkum fakta bahwa, “60% sastrawan besar dan penulis buku-buku fenomenal nusantara adalah orang Minangkabau.”

Bisa jadi roh para penulis besar Nusantara yang bersemayam di bumi Minangkabau ini telah bangkit merasuki jiwa 40 guru hebat di depanku yang sedang berproses menjadi pendekar pena sakti untuk membuktikan Pesisir Selatan adalah gudangnya guru penulis di Indonesia.

Begitulah suasana hari rabu dan Kamis, 11 dan 12 Oktober 2023 lalu, saya menginspirasi dan terinspirasi. Menginspirasi guru-guru menulis buku, dan terinspirasi semangat dan antusiasme guru belajar menulis buku. Saking tingginya daya inspirasi dan imajinasi yang mengelilingi dinding ruangan gedung workshop, sampai saya sebagai narasumber sudah membacakan puisi perpisahan di atas menutup acara, peserta belum ada yang beranjak dari tempat duduk.

Mereka diam hening sejenak, seakan menduduki lem di kursi harapan lahirnya penulis. Saya pun diam termangu merasa enggan meninggalkan ruangan berpisah dengan guru-guru penulis. Namun akhirnya hukum waktu memutuskan, saya harus melangkah keluar ruangan setelah kutitip jiwaku dalam jiwa para guru hebat Pesisir Selatan.

Sahabat, fisik boleh dipisahkan pulau Sulawesi dan Sumatra, tapi jiwa dan gagasan kita akan selalu menyatu di angkasa melahirkan karya nyata untuk menginspirasi kehidupan, kataku membatin menenangkan jiwa. []

*Inspirator dan penggerak, penulis buku-buku motivasi.

(Visited 107 times, 1 visits today)
4 thoughts on “Dua Hari Menginspirasi dan Terinspirasi”
  1. Sangat…sangat Terinspirasi. Betul Bang RIM. Acara sudah ditutup kursi yang kami duduki lemnya begitu kuat sehingga raga ini sulit untuk digerakkan. Terima kasih Bang RIM sudah membakar jiwa guru2 Pesisir Selatan untuk melahirkan para penulis baru.

  2. Tidak mengenal jarak ruang dan waktu bagi pecinta ilmu, pendamba hidayah yang berharap turun dari ‘arsy, ibarat selipat selendang dikepala ibu jarak itu menjadi dekat seperti sekelupas kulit ari buah salak.
    Kita akan bergelut dan bercumbu dalam satu rasa ingin mendahului dan untuk sampai pada kepuasan pemikiran, meluapkan imajinasi serta memerdekakan kebodohan.
    Bang RIM seorang pembangkit birahi jariku untuk menggerayangi simpanan ilmu yang ada di tubuhnya, sehingga enggan menyia-nyiakan waktu untuk selalu ingin menari mencari jodoh huruf A sampai Z menjadi untaian kata menuangkan inspirasi dan gejolak hati.
    Ada pada penggalan namamu bang RIM.
    ISMAIL : Ingat Sedikit Mulai Awali Ilmu Literasi.
    Wassalam : Yeldi Azwir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.