Tulisan yang ditanak dua setengah tahun lalu, hari ini dikadang kembali bertepatan hari membumi beliau.

Selamat Ulang Tahun Bpk. Andri Yulika (Asisten III Pemprov. Sumatera Barat). “Tetaplah berdedikasi dengan kesederhanaannya”.

16/04/2021

Ramadhan pertama,
Cuaca terasa menggantang mentari yang merah merekah sedari pagi. Seperti biasa, pagi sebelum otak memerintah jemari di meja kerja, kami berjejer rapi di lobi lantai dua gedung tua bekas kolonial. Jika menilik jadwal, bukan beliau semestinya yang menjadi pembina apel dihari itu. Mungkin karena ada informasi penting yang akan disampaikan terkait pekerjaan, pagi itu beliau mengambil alih pelaksanaan apel.

Setelah laporan,
Beliau mulai menganga kata “Hari ini mungkin adalah hari terakhir saya bersama kawan-kawan, jika tidak ada perubahan siang nanti saya akan di mutasi…”. Sontak kami yang hadir saling berpandangan dan hanya bergumam kecil, karena kami tidak mau ruangan tersebut menjadi berisik, gericik hantaman gerahampun mulai menggelitik hati terdalam.

Beliau kembali melanjutkan ujar “Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik, walaupun hasilnya belum tentu baik…”. Saya mulai melirik beberapa pasang mata yang mulai melembab, saya juga melihat embun pada kaca mata para perempuan pekerja. Beliau terus merangkai salam perpisahan, namun saya yakin tidak satupun pasang telinga yang mendengar jelas, karena hati yang mendengar sudah berkecamuk akan warta pagi yang menyuguh gulana.

Selepas apel dibubarkan, tak banyak hiruk yang saya dengar, semua membisu, semua seperti sedang bernegosiasi dengan fikiran masing-masing jika ini bukan berita benar. Hingga menjelang siang, semua telinga sepertinya tak ingin mendengar ada ceremonial di gedung kota.

Siangpun datang menghadap, lapar dan haus puasa pertama benar-benar tak kami hirau siang itu. Harapan kami hanya satu, beliau tak beranjak dari kursinya dengan memakai peci, jas dan dasi lengkap dengan pantofelnya. Selepas dzuhur kami mendengar kabar “Pelantikan tidak jadi siang ini, berkemungkinan besok pagi”. Sontak hati kami bersorak riang, setidaknya masih ada sapaan pagi beliau membersamai kami.

Hari itu akhirnya datang,
Beliau benar-benar pergi meninggalkan kami, meninggalkan hunian pemikirannya. Diruang sidang kami berdesak-desakkan, hanya untuk mendengar salam terakhir dari beliau. Diawali dengan do’a yang dipanjatkan oleh salah seorang pejabat struktural, lantunan doa sudah mulai gemetar, bacaanya sudah dibaluri isak tangis tertahan.

Pecah…
Saat hantaran kata mulai dibuka oleh sesepuh yang beruban, beliau tak kuasa membendung emosionalnya, “Berat… Berat… Bagi saya dan kawan-kawan…” setelah itu terdiam, ruangan hanya dihiasi sesegukan dan tangis tertahan. Terbata tapi beliau berusaha melanjutkan ucapnya, hingga kata penghujung pun masih diiringi tangis yang bersahut-sahutan.

Selepas itu,
Giliran Bapak yang mengucap salam perpisahannya.
Yah!!! Beliau memang leader yang sebenarnya, beliau mencoba mengeluarkan kami dari belenggu kesedihan. Beliau bercerita tentang optimisme, beliau seperti berusaha menyembulkan senyum dimasing-masing bibir kami. Beliau memang tidak pernah berteriak “Aku lah pemimpin kalian!” Tapi kami tahu jiwa mengayominya telah mendefinisikan pemimpin yang sesungguhnya. Apresiasi beliau jua lah yang selalu menjadikan kami berfikir untuk membuat hal-hal besar.

Kami juga tahu,
Tindakan beliaulah yang menciptakan warisan untuk kami agar bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat lebih banyak, dan menjadi lebih banyak.

Dalam tambo Minangkabau pun telah dilengkingkan :
“Jikok sipaik pamimpin nan kito kaji,
bapisau tajam indak sumbarang di rauikan,
jikok manembak tapek sasaran,
jaleh kama makan paluru,
sarupo kayu gadang di tangah padang,
tampek balinduang anak gumbalo” baitu umpamo sipaik baliau.

Bapak….
Hari ini dengan kepala tegak kami merayakan perpisahan Bapak, karena kami tahu disini letak kekuatan mu!
PROUD OF YOU
INSPEKTORAT RUMAH KITA||M. Yamin 70

(Visited 87 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Je Osland

"Maka bermimpilah hingga gugusan antariksa terakhir dari bumi ini, setidaknya separuh dari planet ini akan terkunjungi"

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.