Oleh: Ruslan Ismail Mage*

Salah satu usaha yang mendapat berkah dari setiap musim pemilihan umum (pemilu) adalah bisnis percetakan. Para caleg biasanya berlomba-lomba memesan spanduk, brosur, kalender, stiker wajah, sampai kartu nama, sebagai media sosialisasi diri di tengah masyarakat. Dipastikan menuju Pemilu 2024, para caleg akan melakukan hal yang sama caleg pemilu 2019 lalu dengan membelanjakan uangnya di sektor percetakan.

Melihat fenomena seperti itu dari pemilu ke pemilu, para caleg menghabiskan sebagian besar dananya di sektor percetakan untuk memesan alat peraga kampanye yang tidak efektif itu, dianggap perlu ada inovasi yang dilakukan para caleg dalam mempromosikan dirinya, gagasan, serta visi dan misinya. Inovasi kampanye ini menjadi penting, karena ada pergeseran perilaku pemilih di Pemilu 2024. Caleg dituntut adaptif menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, kreatif melakukan pendekatan persuasif lebih awal, dan inovatif dalam menawarkan gagasan dan pemikiran pemberdayaan masyarakat.

Salah satu metode sosialisasi diri yang dilakukan caleg selama ini di setiap musim pemilu adalah menggunakan kartu nama. Para caleg membuat kartu nama puluhan box bahkan ratusan box untuk dibagikan kepada pemilih. Menangkap fenomena menjamurnya kartu nama di setiap musim pemilu ini, percetakan sudah mulai melakukan terobosan pemasaran kartu nama secara online. Dengan berbagai desain yang menarik, para kreator kartu nama gencar menawarkan produknya secara online. Mereka memahami teori psikologi komunikasi yang mengatakan, “75% pikiran bekerja berdasarkan gambar.” Karena itu, kartu nama sekarang didesain semenarik mungkin memainkan warna dan foto diri caleg.

Metode kartu nama ini relatif membutuhkan dana tidak sedikit tetapi efeknya hampir tidak ada. Kartu nama konvensional ini di samping terlalu kecil sebagai alat sosialisasi diri, juga gampang hilang. Bahkan bisa jadi langsung dibuang orang karena tidak memiliki nilai lebih. Jadi sebagus apa pun desainnya tetap tidak efektif, terlebih bagi pemilih milenial. Tidak ada daya tarik untuk menyimpan atau memiliki kartu nama pemberian tim sukses caleg.

Berkaitan dengan strategi investasi politik untuk menjadi pemain utama dalam sebuah kontestasi di atas panggung demokrasi Indonesia. Caleg wajib memiliki minimal tiga kemampuan soft skill, yaitu adaptif, kreatif, dan inovatif. Menuju Pemilu 2024 saatnya mulai mengurangi pola lama sosialisasi diri ke publik. Salah satu yang harus dikurangi itu adalah penggunaan kartu nama konvensional dengan melakukan inovasi kartu nama kreatif, lebih bernilai dan berkelas. Sebagai calon pemimpin dan politisi harus dari awal membangun brand dirinya berbeda dengan yang lainnya. Salah satu pembedanya adalah inovasi kartu nama.

Sipil Institute yang sudah lebih satu dasawarsa fokus memperkenalkan metode investasi politik sebagai antitesa dari pemasaran politik, menawarkan dua jenis kartu nama inovatif yang bernilai tinggi dan tahan lama. Bahkan tidak dimakan waktu, takĀ lekangĀ oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Dua kartu nama super canggih itu adalah “Buku dan Google”. Lalu, bagaimana caranya menjadikan buku dan Google sebagai kartu nama? Berikut deskripsinya.

Kartu Nama Buku

Untuk memahami dahsyatnya buku sebagai kartu nama, perlu belajar kepada anggota komunitas “Bengkel Narasi”. Suatu wadah kreativitas yang menghimpun orang-orang biasa dari lintas status, pekerjaan, daerah, suku, dan agama, yang kemudian dengan kebersamaan terus berproses menjadi orang-orang luar biasa di daerahnya masing-masing.

Disebut orang biasa, karena awalnya tidak dikenal, rendah diri, diabaikan, tinggal di pelosok kampung, bahkan cenderung disingkirkan oleh sistem yang hanya mengakomodasi orang bermodal. Muncul di forum-forum publik terlebih forum resmi pemerintah daerahnya itu mustahil dihayalkan apalagi dipikirkan. Namun dibalik begitu banyak kekurangannya, mereka memiliki satu kelebihan yang menjadi modal utama untuk muncul kepermukaan, yaitu “Semangat ingin belajar literasi menulis.”

Disebut orang luar biasa, karena dengan semangat ingin belajar menulis dipandu mentor-mentor menulis profesional, secara perlahan tetapi pasti berproses menjadi penulis. Lebih luar biasanya lagi karena dari awal sama sekali tidak memahami cara menulis yang baik, akhirnya bisa menulis dan menerbitkan buku di daerahnya masing-masing. Launching buku didesain semenarik mungkin oleh tim kreatif Bengkel Narasi sebagai wadah publikasi karya anak bangsa.

Kenapa harus menggunakan buku sebagai kartu nama? Karena sekecil dan sesimpel apa pun buku sebagai sebuah karya, akan menarik penulisnya bertahta di puncak intelektualitas publik. Mereka yang awalnya dikucilkan karena hanya orang kecil, terus berproses menjadi besar dihargai karena karya bukunya. Mereka telah menikmati dahsyatnya karya buku menarik penulisnya muncul ke permukaan. Tidak perlu lagi memperkenalkan diri karena ada karya bukunya yang berbicara ke publik.

Calon pemimpin dan caleg harus melakukan hal yang sama. Menjadikan buku sebagai kartu namanya. Ada beberpa kelebihan buku sebagai kartu nama, di antaranya pasti disimpan, setiap saat bisa dibaca, bisa diwariskan, tidak gampang hilang, dan yang paling penting pesan buku ke publik adalah penulisnya kreatif, pintar, dan cerdas.

Lalu bagaimana caranya membukukan ide-ide kreatif dan gagasan cerdas. Caranya tidak ada spesifik, tetapi umum saja sebagaimana cara-cara yang dilakukan dalam mewujudkan suatu keinginan. Hanya melakukan dua hal, yaitu bergaul dengan penulis buku, dan mencari orang kreatif yang bisa menvisualkan ide dan gagasannya. Contoh bergabung dengan Bengkel Narasi atau komunitas menulis lainnya yang bisa dilacak di google.

Kartu Nama Google

Kartu nama kedua yang tidak kalah menariknya adalah “Google”. Menjadikan Google sebagai kartu nama sedikit lebih mudah dibandingkan buku. Kalau buku tidak bisa dilakukan sendiri tetapi membutuhkan tim kreatif, seperti layout naskah, desain sampul, editor, lalu terakhir penerbit. Tidak demikian dengan Google.

Menjadikan Google sebagai kartu nama tidak membutuhkan tim kreatif, bisa dilakukan mandiri dengan tetap didukung kemampuan menulis gagasan dan ide-ide kreatifnya. Cara yang paling mudah dan sering dilakukan adalah menulis opini, artikel, dan kisah-kisah inspiratif untuk dikirim ke media-media online. Sejak imprealisme digital melanda dunia, tidak terkecuali Indonesia, media online tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan, terlebih memasuki musim pemilu.

Kehadiran berbagai media online yang secara tidak langsung berafiliasi ke Google ini menjadi wadah penting dan menarik bagi caleg untuk menampung ide-ide kreatif dan gagasan pemberdayaan masyarakat. Kalau caleg rutin menulis di berbagai media online, secara otomatis namanya akan tersimpan di mesin penampungan dan pencari data terbesar dunia di Google. Kalau nama caleg sudah tersimpan di Google melalui karya-karya tulisnya, atau gagasan-gagasan inspiratifnya yang di kutip media online, maka cukup orang lain menulis nama caleg di Google, serta merta Google langsung mengeluarkan semua data-data yang berkaitan dengan nama caleg tersebut.

Untuk memulai langkah ini ada dua hal yang wajib dilakukan. Pertama, pahami, maknai dan terapkan quote bijak yang mengatakan, “Kalau seorang sastrawan dilahirkan, maka seorang penulis dibina.” Artinya menjadi penulis itu bisa dipelajari atau dibina oleh seorang mentor menulis. Jadi kalau bermimpi menjadi pemimpin dan politisi, jangan menunda untuk belajar menulis.

Kedua, pahami, maknai dan patuhi hukum pergaulan yang mengajarkan bahwa, “Warna seseorang ditentukan oleh orang-orang yang selalu berada di sekitarnya.” Hal ini bisa dimaknai seorang caleg harus bergaul dan berteman dengan pengelola media online untuk bisa membantu memposting tulisan-tulisan inspiratifnya. Kedua cara ini sangat ampuh, silahkan buktikan. []

*Akademisi, inspirator dan penggerak, penulis buku “Investasi Politik (Kado Buku untuk Caleg)”

(Visited 61 times, 1 visits today)
One thought on “Jadikan Buku dan Google Kartu Namanya”
  1. Memang mantap and luar biasa…. karena momentnya pass banget dengan persiapan pesta demokrasi Indonesia ntar lagi pada tahun 2024 mendatang šŸ™šŸ™Œ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: