Tak ada lagi yang aku khawatikan selama Graz ada buat aku. Aku tahu jika Graz memiliki keluarga tapi ketika aku kasih saran malahan aku yang kena dampaknya, seolah aku orang egois yang mementinkan diriku sendiri. Aku hanya diam. Setiap hari suamiku asyik kerja tak peduli sama aku dengan anak-anak hingga pulang larut malam dengan alasan bekerja. Aku mungkin bisa merahasiakan segalanya tapi Graz bisa lebih mengenal aku. Begitu juga aku. Kami mulai merasa nyaman dan benar-benar jujur pada diri kami juga perasaan kami masing-masing bahwa kami saling menyukai. Tidak tahu entah mengapa tapi jujur kondisiku makin berubah sejak aku mengenal Graz ketika pertama kali video call.

Aku pikir apa ini adalah ujian Tuhan untuk menguji porsi cintaku pada suamiku yang tak pernah peduli pada kami atau jawaban agar aku sadar bahwa perbuatan Graz serta perhatian Graz merupakan pembayaran tindakan suamiku terhadap wanita lain di luar sana!

Aku tidak menyangka jika pertemuan kami yang hanya terjadi lewat dunia maya justru jauh lebih bernuansa, jika dari pada hubunganku dengan pasanganku sendiri. Mengapa Graz begitu peduli ke aku? Mengapa perhatiannya selalu menjadikan aku orang nomor satu? Sedangkan ia sendiri memiliki istri dan anak.

Aku tidak tahu apa rencana Tuhan ke depan. Apakah semua terjadi kehendak Tuhan atau kehendak kami. Pikiranku makin tak tenang entah mengapa. Seolah aku yang harus disalahkan karena telah membalas chatnya. Tapi bukankah kata Graz, jika ia sudah add ke facebookku sejak beberapa tahun lalu. Jika hubungan ini dianggap salah siapa yang harus di salahkan, pikirku dalam hati.

Perasaan Graz yang lahir dari jarak jauh terhadapku mampu membuatku kembali tersenyum di balik rasa sedih yang aku pendam selama bertahun-tahun.

Aku dan Graz hanya dua insan yang telah memiliki keluarga masing-masing. Namun, pertemuan nyata belum pernah terjadi hingga hubungan pertemanan aku sudah benar-benar akrab hanya melalui rangkaian kata dan komunikasi secara virtual yang sudah berlangsung lima bulan.

Kami merasa benar-benar menikamati moment indah berdua. Aku sadar aku tidak pernah bahkan belum pernah bertemu face to face sama Graz, namun dari setiap tutur katanya mulai lahir satu keyakinan batin sejenak.

Apakah ini ujian atau jawaban aku tidak tahu lagi. Jika ujian mengapa Tuhan tidak mengujiku atas porsi cinta dengan suamiku atau pria pujaan lain harus dengan Graz yang merupakan orang asing bagiku?

Dia bukan keluarga, bukan sanak saudara, bukan pula teman atau sahabat. Graz hanya orang asing bagiku. Entah apa yang telah membuatnya menyisihkan waktunya untukku seperti itu.

Aku yakin segala proses yang kini terjadi sangatlah membingungkan diriku sebagai seorang istri, tapi dibalik proses itu muncul sejuta pertanyaan dari tiap rasa yang aku alami dengan Graz sangatlah berbeda.

Graz berprofesi sebagai salah serorang anggota militer. Ia sanggup berjuang melakukan apapun demi aku. Aku sadar bahwa dari energi waktu, energi, juga paket yang telah ia korbankan buatku selama pertemuan awal hingga beberapa bulan ini tergolong amat berarti bagiku.

Tidak tahu apa karena rasa kesipan tak dipedulikan oleh suamiku yang telah membuat aku terjebak dengan perhatian Graz atau apa yang jelas aku tidak tahu. Aku hanya tahu satu hal bahwa aku telah membalas perasaan bahkan perhatian Graz ke aku. Begitu berarti dan luar biasa nilainya buat aku.

Tak terasa dengan berjalannya waktu usia hubungan persahabatan kami sudah masuk enam bulan. Situasi pandemia covid-19 yang membuat banyak orang trauma, Graz dan aku justru merasakan pandemia Covid -19 bukan penyakit mematikan raga tapi justru tips yang menjadi fondasi antara aku dan Graz.

Aku tak bisa lagi beralih ke jalanku, ke cintaku yang dulu aku anggap bagai cinta Romeo dan Juliet. Aku sering menolak ketika para sahabat membandingkan kisah itu ke aku dan suamiku karena kisah dimana seorang tak bisa memperjuangkan cintanya bersama, justru mati konyol bersama. Mungkin perjalanan cintaku akan seperti itu, berakhir seperti itu dan tentu aku tidak pernah merasa kisah cinta Romeo & Juliet itu asyik seperti kisah cintaku. Aku ingin berjuang hingga maut memisahkan kami bukan mati konyol. Tenyata doa-doa teman serta ucapan-ucapan teman bisa saja jadi kenyataan jika aku sadar aku telah memcintai Graz kerena perhatiannya ke aku yang begitu luar biasa.

Jika perhatian yang aku impikan dari pasanganku tak pernah aku terima dengan utuh mengapa aku harus menunggu bukankah itu pemborosan waktu? Ketika Graz datang mengisi semua ruang itu apakah Graz salah tentu aku bersyukur, karena Tuhan Maha tahu mengapa ia mengantikan perhatian suamiku dari suami orang lain? Aku bingung apakah itu yang dinamakan hikmah atau karma!!!

bersambung

(Visited 15 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.