Suami Irwanti bekerja sebagai distributor keperluan sehari-hari. Setiap hari dia berangkat pagi mendahului matahari dan pulang di ambang petang, mendatangi banyak mini market untuk mengantar barang. Terkadang dia tiba di rumah saat matahari sudah terbenam. Irwanti menyebutnya, bergerak bersama matahari, dan baru istirahat setelah matahari sudah ditelan cakrawala.
Rajin bekerja, ibadah tekun. Itu juga salah satu kebiasaannya. Dan itu mudah karena di bidang pekerjaan yang dia lakoni saat ini, seseorang dengan mudah mengatur waktu antara bekerja dan ibadah. Contoh, untuk urusan 5 waktu, dia hampir selalu on time. Begitu juga dengana ibadah lain.
Pada suatu hari, Irwanti menunggu suaminya untuk mengatakan sesuatu. Irwanti melihat suaminya datang, berbasa basi dengan anak istri, mandi lalu ke masjid untuk sembahyang. Saat mereka sudah bersiap untuk kembali ke pulau kapuk, Irwanti berkata: “bekerja penuh waktu di siang hari dan waktu di rumah pun sebagian terambil untuk Tuhan. Begitu istimewanya Tuhan di matamu. Aku cemburu pada-Nya,” dibalas suami Irwanti dengan senyum seraya membelai rambut istrinya yang panjang sampai ke tumit.
Paser-Kaltim, 7 Desember 2024