Liburan kerja bagi buruh migran di Hong Kong bukan sekadar waktu untuk beristirahat, melainkan juga kesempatan berharga untuk mengisi hari dengan berbagai kegiatan bermanfaat. Para pekerja migran memiliki cara yang beragam untuk menghabiskan waktu luang, mulai dari kegiatan organisasi hingga pengembangan diri. Dalam setiap langkah, mereka menemukan cara untuk bersosialisasi, menambah wawasan, dan mengasah keterampilan.
Di tengah kesibukan mencari nafkah, banyak buruh migran yang memanfaatkan liburan untuk memperbaiki diri. Beberapa mengikuti kursus memasak, tata rias, komputer, bahkan melanjutkan pendidikan tinggi sambil menjalani rutinitas kerja. Hal ini menunjukkan semangat untuk terus belajar dan berkembang meski berada jauh dari tanah air.
Salah satu tempat yang menjadi oase bagi para buruh migran adalah Majelis Ta’lim Keluarga Menuju Surga atau KMS. Didirikan pada 15 Agustus 2012, majelis ini memiliki visi dan misi mulia: menjalin silaturahmi dan ukhuwah Islamiah demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Majelis ini dibentuk sebagai wadah untuk memperkuat hubungan spiritual para BMI melalui kegiatan keagamaan, seperti pengajian, pembacaan doa, dan salawat. Tujuan dari majelis ini adalah membina hubungan yang lebih dekat dengan Allah, memperkuat iman, serta meningkatkan pemahaman agama bagi para anggotanya. Selain itu, KMS juga menjadi tempat bagi para anggotanya untuk saling berbagi dukungan emosional dan sosial, mengingat banyak dari mereka yang jauh dari keluarga.
KMS Hong Kong biasanya mengadakan kegiatan secara rutin pada hari libur, seperti pengajian, pembacaan salawat bersama, dan kajian agama, baik di masjid maupun di tempat-tempat umum yang dihadiri oleh para BMI. Komunitas ini juga sering mengundang penceramah atau ustaz dari Indonesia atau dari kalangan masyarakat Indonesia di Hong Kong untuk memberikan ceramah agama, memberikan semangat, dan menjaga kebersamaan dalam suasana Islami.
Banyak dari anggotanya merasa bahwa kegiatan di majelis ini memberi kekuatan moral dan spiritual selama mereka bekerja di negeri asing, serta menjadi sarana untuk merawat identitas keagamaan dan kebudayaan mereka di perantauan.
Setiap minggunya, KMS aktif mengadakan kegiatan keagamaan yang kaya makna, seperti yasin tahlil, gebyar salawat, pembacaan asmaul husna, zikir munajat, dan istighosah. Selain itu, mereka juga menghadiri undangan dari majelis atau organisasi lain untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Pada acara/kegiatan besar, KMS juga sering mengagendakan penggalangan donasi untuk disalurkan ke kampung halaman, baik itu berupa santunan yatim piatu, infak pembangunan masjid/musala, dan lain-lain.
Bunda Warsini, sebagai pendiri KMS, selalu memberikan semangat kepada para anggotanya yang berjumlah sekitar tiga puluh tiga orang. Bersama dengan Bunda Siti Muhayaroh selaku ketua dan Bunda Karsiyah sebagai wakil ketua, mereka menciptakan suasana nyaman dan harmonis. Tentu saja, tantangan dalam berorganisasi terus bermunculan, tetapi dengan kebijaksanaan dan kolaborasi, setiap persoalan dapat disikapi dengan baik.
Pusat kegiatan KMS terletak di Causeway Bay, dan baru-baru ini mereka menggelar milad yang ke dua belas pada tanggal 6 Oktober. Dalam acara yang meriah ini, lebih dari dua puluh lima organisasi di Hong Kong turut diundang, mulai dari majelis salawat hingga komunitas kesenian dan organisasi keagamaan lainnya. Sekitar tiga ratus jama’ah hadir, menambah semarak suasana silaturahmi yang kental dengan nuansa kekeluargaan.
Hadir dalam acara tersebut adalah Sringatin, aktivis dari komunitas buruh migran Indonesia, IMWU. Beliau menyampaikan ucapan selamat atas milad KMS dan tak lupa menyampaikan aspirasi terkait kondisi buruh migran di Hong Kong, terutama mengenai masalah hukum. Sringatin juga mengingatkan pentingnya memahami undang-undang ketenagakerjaan agar teman-teman bijak dalam mengambil langkah ketika menghadapi situasi sulit dengan majikan.
Momen silaturahmi ini menjadi sarana untuk saling menjaga dan berbagi informasi, demi kelancaran dan kenyamanan saat bekerja di negeri orang. Dengan adanya KMS, para buruh migran tidak hanya menemukan tempat untuk beribadah, tetapi juga menemukan keluarga kedua yang saling mendukung.














Jika Anda seorang buruh migran yang ingin menambah wawasan, memperdalam pengetahuan keagamaan, dan menjalin silaturahmi yang erat, KMS adalah tempat yang tepat untuk Anda. Dengan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan, Anda akan merasa diterima dan menjadi bagian dari komunitas yang saling mendukung. Mari kita bersama-sama memperkuat ikatan persaudaraan dan menebar kebaikan di mana pun kita berada. Dengan bergabung di KMS, Anda tidak hanya berinvestasi dalam diri sendiri, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan yang positif di lingkungan sekitar. Semoga Majelis Ta’lim Keluarga Menuju Surga semakin menginspirasi dan menjadi tempat yang membawa berkah bagi semua anggotanya, aamiin. []
Majelis Ta’lim Doa and Salawat Keluarga Menuju Surga (KMS): Strengthening Relationships in Diversity
Working holidays for migrant workers in Hong Kong are not just a time to rest, but also a valuable opportunity to fill the day with various useful activities. Migrant workers have various ways to spend their free time, from organizational activities to self-development. In every step, they find ways to socialize, increase their knowledge, and hone their skills.
In the midst of the hustle and bustle of earning a living, many migrant workers use their holidays to improve themselves. Some take cooking, make-up, computer courses, and even continue their higher education while going through their work routines. This shows the spirit to continue learning and developing even though they are far from their homeland.
One of the places that has become an oasis for migrant workers is the Majelis Ta’lim Keluarga Menuju Surga or KMS. Founded on August 15, 2012, this assembly has a noble vision and mission: to establish Islamic relationships and brotherhood for the sake of happiness in this world and the hereafter. This assembly was formed as a forum to strengthen the spiritual relationship of BMI through religious activities, such as religious studies, prayer readings, and salawat. The purpose of this assembly is to foster a closer relationship with Allah, strengthen faith, and improve religious understanding for its members. In addition, KMS is also a place for its members to share emotional and social support, considering that many of them are far from their families.
KMS Hong Kong usually holds routine activities on holidays, such as religious studies, joint prayer readings, and religious studies, both in mosques and in public places attended by BMI. This community also often invites preachers or ustaz from Indonesia or from the Indonesian community in Hong Kong to give religious lectures, provide encouragement, and maintain togetherness in an Islamic atmosphere.
Many of its members feel that the activities in this assembly provide moral and spiritual strength while they are working abroad, as well as being a means to maintain their religious and cultural identity while they are away from home.
Every week, KMS actively holds meaningful religious activities, such as yasin tahlil, gebyar salawat, reading of asmaul husna, zikir munajat, and istighosah. In addition, they also attend invitations from other assemblies or organizations to share knowledge and experiences. At large events/activities, KMS also often schedules fundraising to be distributed to hometowns, whether in the form of orphanage assistance, donations for the construction of mosques/prayer rooms, and so on.
Bunda Warsini, as the founder of KMS, always provides encouragement to its members, which number around thirty-three people. Together with Bunda Siti Muhayaroh as the chairperson and Bunda Karsiyah as the vice chairperson, they create a comfortable and harmonious atmosphere. Of course, challenges in organizing continue to emerge, but with wisdom and collaboration, every problem can be addressed well.
The center of KMS activities is located in Causeway Bay, and they recently held their twelfth anniversary on October 6. In this lively event, more than twenty-five organizations in Hong Kong were invited, ranging from the salawat assembly to the arts community and other religious organizations. Around three hundred congregants attended, adding to the lively atmosphere of friendship that was thick with a family feel.
Present at the event was Sringatin, an activist from the Indonesian migrant worker community, IMWU. He congratulated KMS on its anniversary and did not forget to convey his aspirations regarding the conditions of migrant workers in Hong Kong, especially regarding legal issues. Sringatin also reminded the importance of understanding labor laws so that friends are wise in taking steps when facing difficult situations with employers.
This moment of friendship is a means to look after each other and share information, for the sake of smoothness and comfort when working in a foreign country. With KMS, migrant workers not only find a place to worship, but also find a second family that supports each other.
If you are a migrant worker who wants to increase your insight, deepen your religious knowledge, and establish close relationships, KMS is the right place for you. With a warm and togetherness atmosphere, you will feel accepted and part of a community that supports each other. Let’s work together to strengthen the bonds of brotherhood and spread kindness wherever we are. By joining KMS, you are not only investing in yourself, but also becoming part of a positive change in the surrounding environment. May the Majelis Ta’lim Keluarga Menuju Surga continue to inspire and become a place that brings blessings to all its members, amen. []