Motto KPKers Timor-Leste “Matenek Laos Atu Buka Moris Maibe Atu Fo Moris No Hamoris” yang merupakan sebuah motto yang diberikan oleh Founder, ketika ia berjuang semampu mungkin untuk menghidupkan konsep dunia penulisan, melalui buku panduan karya Ir. J. Haraydi pendiri KPKers Pusat di Bandung Indonesia, dengan Judul, “Kunci Sukses Menjadi Penulis Kreatif dan Profesional” tersebut kini KPKers TL telah membuka lagi satu cabang di Distrik Lospalos atas kerjasama Founder KPKers Timor-Leste dengan salah satu guru yang merupakan seorang praktisi angkatan pertama, yang telah menhasilkan ratusan karya tulis melalui laman Bengkel Narasi Indonesia, serta mendapat kepercayaan dari Founder KPKers TL sebagai Editor di Bengkel Narasi Timor-Leste, yakni Bapak Emiliano Dos Santos.

Semangat itu kian mengalir bagi praktisi yang selama ini berlajar secara online yang pada akhirnya telah jadi seorang penulis juga. Founder KPKers Timor-Leste Devinarti Seixas dengan nama kode 25 merasa bangga akan berdirinya salah satu cabang KPKers Timor-Leste di Distrik di mana ia dilahirkan karena dengan kehadiran cabang KPKers Timor-Leste tentu segala tradisi adat istiadat, budaya, tradisi mata pencaharian masyarakat juga kultur dan berbagai tempat pariwisata dapat di tulis oleh praktisi berikutnya sesuai dengan konsep yang tengah di pelajari bersama di kelas literasi ASEAN tersebut.

Literasi ASEAN muncul karena berkat sang Founder yang merupakan seorang penulis dan penyair melalui kerjasama antara para penulis yang karyanya berjudul Antologi Puisi Tanah Tenggara. Dari relasi kerjasama ini muncul lagi ide hingga terbentuknya kelas literasi ASEAN oleh penulis yang berasal dari tiga negara yakni: Indonesia, Malaysia dan Timor-Leste.

Sebagai seorang founder Dev Seixas juga sangat berterima kasih kepada Founder pusat yakni Ir. J. Haryadi yang telah memberikan kepercayaan hingga kini KPKers TL telah bercabang lagi di tempat matahari terbit yakni Lospalos.

Konsep filosofi visi misi serta tujuan akan tercapai apabila semua praktisi mampu memahami motto KPKers itu sendiri. Bahwa, “Matenek laos atu buka moris maibe atu fo moris no hamoris” karena Dev tidak pernah melupakan nasehat pendiri KPKers Pusat pada dirinya bahwa, melakukan sesuatu untuk negerimu jangan utamakan uang Dev tapi lakukan dengan ketulusan hatimu juga jiwamu yang mencintai negerimu Timor-Leste, sebagai generasi bangsa.

Segala upaya itulah KPKers TL kini memiliki ratusan member baik offline maupun online serta ada yang telah menghasilkan karya secara online yakni Founder sendiri, Bapak Emiliano dos Santos selain sebagai guru ia juga telah menghasilkan ratusan karya tulis, Ibu Elvira Pereira Ximenes salah seorang guru juga dan Novelia seorang remaja kecil yang baru 13 tahun yang merupakan siswa sekolah Nicolau Lobato Tasi-Tolu Dili Timor-Leste dan praktisi lainnya.

Kebanggan itu terasa meskipun tanpa gaji selama lima tahun mendirikan KPKers Timor-Leste, namun atas bantuan fasilitas tempat yang disediakan oleh pihak KBRI Dili Timor-Leste di Pusat Budaya Indonesia kini telah menghasilkan benih penulis untuk masa depan negara yang kami cintai Timor-Leste.


Founder KPKers TL Dev Seixas juga mengucapkan berlimpah rasa terima kasih kepada kepercayaan yang ia telah peroleh dari KPKers Pusat oleh Ir.J. Haryadi beserta Pendiri Bengkel Narasi Indonesia yang telah membantu mempublikasikan karya anak-anak KPKers di laman Bengkel Narasi Indonesia, serta ucapan rasa terima kasih kepada pihak KBRI, PBI dan SEJD juga semua teman-teman penulis dan penyair yang tergabung dalam group Temu Karya Serumpun, karena berkat karya Antologi Puisi Tanah Tenggara, kini lahir lagi kelas literasi ASEAN, yang telah melibatkan banyak generasi, mekipun bejalar bersama literasi konsep penulisan secara online dan berasal dari berbagai Distrik yang berbeda di Timor-Leste.

Kiranya proses membudayakan kultur literasi kepada masyarakat Timor-Leste special kepada generasi muda begitu penting agar para generasi mampu melibatkan diri ke sebuah pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka.

Maka di akhir kata terima kasih guruku Emiliano dos Santos atas niat baiknya telah membuka cabang KPKers Timor-Leste di Distrik Lospalos. Ada yang mengatakan bahwa bangunan Roma saja membutuhkan ratusan tahun, namun jawabku hanya singkat, jangankan bangunan Roma, Timor-Leste saja ingin jadi sebuah negara butuh perjuangan ratusan tahun oleh para pahlawan kita, kenapa harus jauh ke Roma?

Maka marikah kita terus membudayakan kultur literasi kepada anak dan cucu kita, kini dan dimasa-masa yang akan datang.

Salam Literasi

By Bu Dev’25

(Visited 34 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.