Behaviorisme merupakan aliran ilmu psikologi yang berfokus pada perilaku dengan asumsi adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan perilaku (behavior) Artinya manusia berperilaku karena pengaruh dari lingkungan fisik bukan dikarenakan insting seperti yang dikaji dalam aliran psikoanalisis

Teori behaviorisme atau behavioristik adalah salah satu pendekatan di dalam psikologi pendidikan.

Pendekatan tersebut meyakini bahwa anak dapat dibentuk sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang yang membentuknya baik guru ataupun orang tua.

Mengutip laman Dosen Perbanas Institute dalam teori behaviorisme penting dalam memahami cara pandang dan perasaan orang lain.

Oleh sebab itu para penganut teori behaviorisme menekankan penelitian pada perilaku manusia yang nyata dan peristiwa yang aktual.

A. Pengertian Teori Behaviorisme
Zulqarnain, S.Ag., M.Hum., Ph.D. dkk dalam bukunya Psikologi Pendidikan menyebutkan teori behaviorisme dikenal dengan nama teori belajar. Hal tersebut karena seluruh perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan.

Awalnya teori behaviorisme dicetuskan oleh Nathaniel L Gage dan David C Berliner, kemudian dikembangkan menjadi aliran psikologi pendidikan.

Teori behaviorisme atau behavioristik sering disebut sebagai S-R psikologis adalah tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.

Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavior dengan stimulusnya.

Teori behaviorisme memiliki beberapa ciri-ciri rumpun yaitu:
Mementingkan faktor lingkungan
Menekankan pada tingkah laku yang tampak dengan mempergunakan metode objektif
Bersifat mekanis.

  • Mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil
  • Mementingkan pembentukan reaksi atau respons
  • Menekankan pentingnya latihan
  • Mementingkan mekanisme belajar.

B. Tokoh Teori Behaviorisme
Dalam perkembangannya ada banyak tokoh ahli yang berkarya mengenai teori behaviorisme diantaranya:


1). Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Ivan Petrovich Pavlov merupakan ahli psikologi dari Rusia yang mengemukakan bahwa individu dapat dikendalikan dengan cara stimulus alami yang tepat untuk mendapatkan respons yang diinginkan.
Sedangkan individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

Teori perilaku proses kondisioning Ivan Pavlov menjelaskan bagaimana organisme belajar menghubungkan stimulus dan respons. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

Konsep Dasar

  1. Kondisioning Klasik: Proses pembelajaran melalui asosiasi antara stimulus alami (tidak terpelajar) dan stimulus netral.
  2. Stimulus: Sesuatu yang memicu respons.
  3. Respons: Reaksi terhadap stimulus.

Fase Kondisioning

  1. Fase 1: Stimulus Alami: Pavlov menggunakan suara lonceng sebagai stimulus netral dan makanan sebagai stimulus alami untuk memicu liur.
  2. Fase 2: Asosiasi: Suara lonceng dipasangkan dengan makanan beberapa kali.
  3. Fase 3: Kondisioning: Suara lonceng saja memicu liur, meskipun tanpa makanan.

Proses Kondisioning

  1. Kondisioning Positif: Asosiasi antara stimulus positif dan respons.
  2. Kondisioning Negatif: Asosiasi antara stimulus negatif dan respons.
  3. Ekstinksi: Penghapusan respons kondisional dengan menghilangkan stimulus.

Teori Pavlov

  1. Refleks: Respons otomatis terhadap stimulus.
  2. Kondisioning Tingkat Pertama: Asosiasi antara stimulus dan respons.
  3. Kondisioning Tingkat Dua: Asosiasi antara stimulus dan respons kondisional.

Aplikasi Teori Pavlov

  1. Psikologi Klinis: Mengobati fobia dan kecemasan.
  2. Pendidikan: Meningkatkan motivasi belajar.
  3. Periklanan: Membuat iklan efektif.
  4. Kedokteran: Mengobati penyakit seperti insomnia.

Kritik dan Keterbatasan

Tidak menjelaskan kompleksitas perilaku manusia.

Terlalu fokus pada proses kondisioning.

Mengabaikan faktor kognitif dan emosi.

2). Edward Thorndike (1874-1949)
Dalam teori behaviorisme Thorndike menemukan hukum-hukum belajar seperti: hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum akibat.
3). Jhon B Watson
Menurut Watson, belajar adalah proses refleks yang terjadi atau respon bersyarat melalui stimulus pengganti. Semua tingkah laku lainnya terbentuk oleh hubungan stimulus respons baru melalui conditioning.
4). Clark Hull
Bagi Hull tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup. Oleh karena itu dalam teori Clark Hull, behaviorisme disebutkan sebagai kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis menempati posisi sentral.
5). Edwin Guthrie
Edwin Guthrie mengemukakan teori kontiguitas yang memandang bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respons tertentu.
6). Burrhus Frederic Skinner
Burrhus Frederic Skinner mengeluarkan karya berjudul About Behaviorism yang menyebutkan tingkah laku terbentuk oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri.

C. Prinsip Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme memiliki 7 prinsip utama yakni:
1]. Stimulus dan Response
2). Reinforcement (penguatan)
3). Penguatan Positif dan Negatif
4). Penguatan Primer dan Sekunder
5). Kesegeraan memberi penguatan
6). Pembentukan perilaku
7). Kepunahan.


D. Kelemahan dan Kelebihan Teori Behaviorisme

a. Kelebihan Teori Behaviorisme

  1. Teori behaviorisme cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa lantaran suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk penghargaan langsung seperti pujian.
  2. Siswa sangat dibatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasinya.
  3. Teori behavioristik bersifat teacher-centered atau hanya berpusat pada guru. Siswa bersifat pasif dan hanya mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru.
  4. Pembelajaran menjadi kurang menyenangkan bagi siswa.
  5. Siswa kadang mendapat hukuman verbal atau fisik. Hal ini tentu saja dapat berakibat buruk pada perubahan perilaku peserta didik. Salah satu contohnya adalah memberi hukuman peserta didik yang melanggar aturan.
  6. Tidak mengakomodir kondisi belajar yang kompleks karena hanya beracuan pada stimulus dan respon.

E. Kesimpulan

Teori behaviorisme adalah salah satu aliran psikologi yang memfokuskan diri pada perilaku manusia yang dapat diamati dan diukur secara objektif. Berikut adalah beberapa poin kunci dari teori behaviorisme:

Sejarah

  1. Teori ini dikembangkan pada awal abad ke-20 oleh John B. Watson dan B.F. Skinner.
  2. Behaviorisme merupakan reaksi terhadap psikologi strukturalisme yang fokus pada proses mental internal.

Asas Teori

  1. Perilaku manusia ditentukan oleh lingkungan: Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, seperti kondisi, pengalaman, dan pembelajaran.
  2. Pengamatan dan pengukuran: Behaviorisme menggunakan metode ilmiah untuk mengamati dan mengukur perilaku.
  3. Pengabaian proses mental internal: Behaviorisme tidak mempertimbangkan proses mental internal seperti pikiran, perasaan, dan motivasi.

Konsep Utama

  1. Klasifikasi perilaku: Behaviorisme membagi perilaku menjadi dua kategori: perilaku operant (dipengaruhi oleh konsekuensi) dan perilaku responden (dipengaruhi oleh stimulus).
  2. Pembelajaran: Behaviorisme percaya bahwa pembelajaran terjadi melalui proses kondisioning klasik (Ivan Pavlov) dan operant (B.F. Skinner).
  3. Kondisioning: Proses pembelajaran melalui asosiasi antara stimulus dan respons.

Tokoh Penting

  1. John B. Watson: Pendiri behaviorisme.
  2. B.F. Skinner: Pengembang teori operant conditioning.
  3. Ivan Pavlov: Pengembang teori kondisioning klasik.

Kritik dan Keterbatasan

  1. Mengabaikan peran proses mental internal.
  2. Tidak mempertimbangkan faktor biologis dan genetik.
  3. Terlalu fokus pada perilaku yang dapat diamati.

Pengaruh

  1. Pendidikan: Behaviorisme mempengaruhi metode pengajaran dan evaluasi.
  2. Psikologi klinis: Behaviorisme digunakan dalam terapi perilaku.
  3. Ilmu sosial: Behaviorisme mempengaruhi studi tentang perilaku sosial dan politik.

Sumber rujukan

  1. Watson, J.B. (1913). “Psychology as the Behaviorist Views It”.
  2. Skinner, B.F. (1938). “The Behavior of Organisms”.
  3. Pavlov, I.P. (1927). “Conditioned Reflexes”.

“Hanya pendidikan yang mampu menyelamatkan masyarakat kita dari kemungkinan kehancuran. ”

Makəssar, Desember 2024

Dr.Sudirman, S. Pd., M. Si.

Dosen Sosiologi Pendidikan FKIP UPRI Makassar

Pengampu Matkul Psikologi Pendidikan Pasca Magister Pendidikan Sosiologi Unimerz Makassar

(Visited 67 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Sudirman Muhammadiyah

Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si. Dosen|Peneliti|Penulis| penggiat media sosial| HARTA|TAHTA|BUKU|

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.