Oleh : Tammasse Balla
Waktu berjalan seperti seorang pengelana tua yang tak pernah lelah. Ia mengetuk pintu-pintu pagi, menyapa siang dengan keringat, lalu berbaring di pangkuan malam. Kita mengira bisa mengejarnya, tapi setiap kali mendekat, ia justru semakin jauh. Begitulah waktu, ia tidak menunggu yang lemah, tidak menghibur yang meratap. Ia hanya terus melangkah, entah kita bersedia mengikutinya atau tidak.
Hari ini, kita lebih muda daripada esok. Itu bukan sekadar ungkapan, melainkan kenyataan yang sering kita abaikan. Kita memandang usia seperti sebuah gunung yang puncaknya semakin dekat, padahal yang kita lalui hanyalah lembah-lembah kehidupan yang menuntut keberanian untuk mendaki. Lalu, di sela-sela perjalanan, kita sering duduk di pinggir jalan, meratapi tenaga yang mulai berkurang, tanpa sadar bahwa kita masih bisa melangkah lebih jauh.
Tubuh memang berkurang kekuatannya, tapi jiwa tidak mengenal usia. Semangat bukanlah otot yang bisa layu, bukan tulang yang bisa melemah. Ia adalah api yang bisa kita jaga, bara yang tetap menyala meski angin kehidupan berusaha memadamkannya. Namun, banyak yang memilih menyerah, membiarkan api itu mengecil, lalu akhirnya padam bersama ketakutan dan keputusasaan.
Kita sering kali lupa bahwa usia hanyalah angka, sedangkan hidup adalah rasa. Rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba, rasa ingin menantang dunia dengan sisa keberanian yang kita punya. Bukankah daun yang gugur tidak selalu berarti pohon itu mati? Ada ranting yang tumbuh, ada tunas yang siap menggantikan. Begitulah kita, harusnya terus tumbuh, terus mencari, terus menjadi lebih baik dari hari kemarin.
Ada yang berkata, “Aku sudah tua, waktuku sudah berlalu.” Seakan-akan hidup ini memiliki batas yang ditentukan oleh kalender. Pandanglah matahari, setiap pagi ia terbit dengan semangat yang sama, tak peduli sudah berapa ribu tahun ia menyinari bumi. Kita pun seharusnya begitu. Tidak ada usia yang terlalu tua untuk memulai sesuatu, tidak ada usia yang terlalu muda untuk menjadi bijak.
Selama dada masih berisi napas, selama langkah masih bisa diayunkan, tidak ada alasan untuk menyerah. Keberanian bukan soal muda atau tua, tapi soal seberapa kuat kita menolak tunduk pada rasa takut. Hidup ini seperti sungai yang mengalir ke laut, akan terus bergerak sampai takdir memanggil kita pulang.
Jangan biarkan semangat hidup mengendur hanya karena angka di kartu identitas. Waktu mungkin bergerak maju, tapi semangat kita tak boleh tertinggal. Karena sejatinya, hidup bukan soal berapa lama kita bertahan, melainkan seberapa banyak kita berani melangkah, meski dunia terus berubah. Salam semangat tanpa limit.