Manusia adalah kebebasan.
(Dalam “Being and Nothingness”, 1943)
A.Tentang Jean Paul Sartre
Jean-Paul Sartre (1905-1980) adalah seorang filsuf, penulis, dan aktivis politik Perancis. Ia adalah salah satu tokoh utama dalam gerakan eksistensialisme dan fenomenologi.
Biografi
Sartre lahir di Paris, Perancis, pada tanggal 21 Juni 1905. Ayahnya, Jean-Baptiste Sartre, adalah seorang perwira angkatan laut yang meninggal ketika Sartre masih berusia 15 bulan. Sartre dibesarkan oleh ibunya, Anne-Marie Schweitzer, dan kakeknya, Charles Schweitzer.
Sartre menempuh pendidikan di École Normale Supérieure di Paris, di mana ia bertemu dengan Simone de Beauvoir, yang kemudian menjadi pasangannya. Sartre lulus pada tahun 1929 dan kemudian mengajar di beberapa sekolah di Perancis.
Karya dan Pemikiran
Sartre adalah seorang filsuf yang sangat produktif dan menulis banyak karya, termasuk:
- “Being and Nothingness” (1943): Karya ini adalah magnum opus Sartre dan merupakan salah satu karya filsafat paling penting abad ke-20.
- “Existentialism is a Humanism” (1946): Karya ini adalah sebuah esai yang menjelaskan konsep eksistensialisme dan bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- “No Exit” (1944): Karya ini adalah sebuah drama yang menjelaskan konsep eksistensialisme dan bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sartre juga dikenal karena konsep-konsepnya seperti:
- Eksistensialisme: Sartre berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan menciptakan dirinya sendiri.
- Kebebasan: Sartre berpendapat bahwa kebebasan adalah hakikat manusia dan bahwa manusia harus bertanggung jawab atas pilihan dan tindakannya.
- Tanggung Jawab: Sartre berpendapat bahwa manusia harus bertanggung jawab atas pilihan dan tindakannya dan bahwa tanggung jawab ini tidak dapat dihindari.
Pengaruh dan Warisan
Sartre memiliki pengaruh besar dalam berbagai bidang, termasuk:
- Filsafat: Sartre adalah salah satu tokoh utama dalam gerakan eksistensialisme dan fenomenologi.
- Sastra: Sartre adalah seorang penulis yang produktif dan menulis banyak karya sastra, termasuk novel dan drama.
- Politik: Sartre adalah seorang aktivis politik yang berpengaruh dan berpartisipasi dalam banyak gerakan politik, termasuk gerakan anti-perang dan gerakan hak asasi manusia.
Sartre meninggal pada tanggal 15 April 1980, tetapi warisannya sebagai seorang filsuf, penulis, dan aktivis politik masih sangat berpengaruh hingga saat ini.
B.Sejarah Perkembangan Eksistensialisme
Sejarah Perkembangan Filsafat Eksistensialisme:
Awal Mula Eksistensialisme (Abad ke-19)
- Søren Kierkegaard: Filsuf Denmark yang dianggap sebagai bapak eksistensialisme. Kierkegaard menekankan pentingnya subjektivitas dan individualitas.
- Friedrich Nietzsche: Filsuf Jerman yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme dengan konsep “kehilangan Tuhan” dan “kekuatan akan kehendak”.
Perkembangan Eksistensialisme (Abad ke-20)
- Martin Heidegger: Filsuf Jerman yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme dengan konsep “Being-in-the-world” (Berada-di-Dunia).
- Jean-Paul Sartre: Filsuf Perancis yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme dengan konsep “eksistensi sebelum esensi” dan “kebebasan”.
- Simone de Beauvoir: Filsuf Perancis yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme feminis dengan konsep “eksistensi perempuan”.
Eksistensialisme Pasca-Perang (1945-1960)
- Albert Camus: Filsuf Perancis yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme dengan konsep “absurdisme” dan “pemberontakan”.
- Maurice Merleau-Ponty: Filsuf Perancis yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme dengan konsep “fenomenologi”.
Eksistensialisme Kontemporer (1960-sekarang)
- Poststrukturalisme: Gerakan filsafat yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme dengan konsep “dekonstruksi” dan “permainan bahasa”.
- Eksistensialisme Feminis: Gerakan filsafat yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme dengan konsep “eksistensi perempuan” dan “perspektif perempuan”.
Dengan demikian, sejarah perkembangan filsafat eksistensialisme dapat dilihat sebagai proses yang berkelanjutan dan dinamis, dengan berbagai tokoh dan gerakan yang mempengaruhi perkembangannya.
C.FilsafatEksustensialiisme Sartre
Teori Eksistensialisme Sartre adalah sebuah teori filsafat yang dikembangkan oleh Jean-Paul Sartre, seorang filsuf Perancis. Berikut adalah beberapa konsep utama dari teori ini:
Konsep Utama
- Eksistensi sebelum Esensi: Sartre berpendapat bahwa eksistensi manusia datang sebelum esensi atau hakikatnya. Artinya, manusia ada terlebih dahulu sebelum memiliki hakikat atau esensi tertentu.
- Kebebasan: Sartre berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan menciptakan dirinya sendiri. Kebebasan ini tidak terbatas oleh faktor-faktor eksternal seperti lingkungan atau genetik.
- Tanggung Jawab: Sartre berpendapat bahwa manusia harus bertanggung jawab atas pilihan dan tindakannya. Tanggung jawab ini tidak hanya terbatas pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain dan masyarakat.
- Ketidakpastian: Sartre berpendapat bahwa kehidupan adalah tidak pasti dan bahwa manusia harus menerima ketidakpastian tersebut. Ketidakpastian ini membuat manusia harus selalu siap untuk menghadapi perubahan dan ketidakpastian.
Konsep “Bad Faith” (Ketidakjujuran)
Sartre juga mengembangkan konsep “bad faith” (ketidakjujuran) yang merujuk pada kecenderungan manusia untuk menyangkal atau menghindari tanggung jawab atas pilihan dan tindakannya. Bad faith ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti:
- Penyangkalan: Menyangkal tanggung jawab atas pilihan dan tindakan.
- Penghindaran: Menghindari tanggung jawab atas pilihan dan tindakan.
- Pengalihan: Mengalihkan tanggung jawab atas pilihan dan tindakan kepada orang lain.
Pengaruh Teori Eksistensialisme Sartre
Teori eksistensialisme Sartre telah memiliki pengaruh besar dalam berbagai bidang, termasuk:
- Filsafat: Teori eksistensialisme Sartre telah mempengaruhi perkembangan filsafat eksistensialisme dan fenomenologi.
- Sastra: Teori eksistensialisme Sartre telah mempengaruhi perkembangan sastra eksistensialisme dan absurdisme.
- Psikologi: Teori eksistensialisme Sartre telah mempengaruhi perkembangan psikologi humanistik dan eksistensial.
Dengan demikian, teori eksistensialisme Sartre telah menjadi salah satu teori yang paling berpengaruh dalam sejarah filsafat modern.
Kritik dan Pengembangan
Kritik dan Pengembangan Teori Eksistensialisme Sartre:
Kritik
- Keterlaluannya pada Kebebasan: Beberapa kritikus berpendapat bahwa Sartre terlalu menekankan kebebasan individu, sehingga mengabaikan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan manusia.
- Kurangnya Perhatian pada Etika: Kritikus lain berpendapat bahwa Sartre tidak memberikan perhatian yang cukup pada etika dan moralitas, sehingga teori eksistensialismenya dapat diinterpretasikan sebagai relativisme moral.
- Keterbatasan Konsep “Bad Faith”: Beberapa kritikus berpendapat bahwa konsep “bad faith” Sartre terlalu sempit dan tidak dapat menjelaskan semua bentuk ketidakjujuran dan penyangkalan.
Pengembangan
- Eksistensialisme Kristen: Filsuf seperti Gabriel Marcel dan Emmanuel Levinas mengembangkan eksistensialisme Kristen, yang menekankan pentingnya iman dan etika dalam kehidupan manusia.
- Eksistensialisme Feminis: Filsuf seperti Simone de Beauvoir dan Julia Kristeva mengembangkan eksistensialisme feminis, yang menekankan pentingnya perspektif perempuan dan pengalaman perempuan dalam kehidupan manusia.
- Eksistensialisme Postmodern: Filsuf seperti Jacques Derrida dan Jean-François Lyotard mengembangkan eksistensialisme postmodern, yang menekankan pentingnya keragaman, perbedaan, dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia.
Pengembangan Teori Sartre oleh Filsuf Lain
- Martin Heidegger: Heidegger mengembangkan konsep “Being-in-the-world” (Berada-di-Dunia), yang menekankan pentingnya hubungan antara manusia dan dunia sekitarnya.
- Emmanuel Levinas: Levinas mengembangkan konsep “etika sebagai pertama” (ethics as first), yang menekankan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam kehidupan manusia.
- Simone de Beauvoir: Beauvoir mengembangkan konsep “eksistensialisme feminis”, yang menekankan pentingnya perspektif perempuan dan pengalaman perempuan dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian, teori eksistensialisme Sartre telah dikembangkan dan dikritik oleh banyak filsuf lain, sehingga menjadi salah satu teori yang paling berpengaruh dalam sejarah filsafat modern.
Makassar, 7 Maret 2025
Salam Literasi
diolah dan siberdayakan :
Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si
Kebebasan adalah keharusan untuk memilih.
(Dalam “Existentialism is a Humanism”, 1946)