Oleh: Muhammad Sadar*

Pada global positioning system, negara Republik Indonesia terletak sebagai negeri kepulauan di dunia. Negeri ini dikenal zamrud khatulistiwa karena dilintasi garis demarkasi tropis planet bumi. Alur laut kepulauan Indonesia diantara laut dalam atau palung dan laut dangkal maupun selat yang terdiri atas pulau besar dan pulau kecil baik yang terlihat pada peta maupun pulau yang tak tampak dalam peta rupa bumi.

Memandang Indonesia dari sisi perairan laut tergolong negara kelautan terluas di dunia. Realitas geografis Indonesia menunjukkan kekuatan lautnya lebih besar dan luas dibandingkan dengan continental daratnya. Bahkan, para pakar menyebutkan bahwa paradigma pembangunan Indonesia di masa depan akan menuju kepada pengembangan ekonomi biru yang berorientasi terhadap eksplorasi potensi bidang kelautan. Revolusi hijau untuk pemenuhan pangan masyarakat di teritorial darat seakan masanya penuh kompetisi dan sarat dengan kejenuhan lahan maupun tantangan perubahan iklim serta prilaku konsumen.

Walaupun demikian, pemenuhan pangan rakyat Indonesia yang bertumpu pada komoditas dominan yaitu beras tetap menjadi prioritas utama pemerintah untuk secara kontinyu disiapkan dan terus diproduksi. Sistem perberasan nasional telah menjadi agenda rutin setiap rezim pemerintahan di republik ini. Penyiapan sistem produksi dimulai sejak di hulu, on farm atau budidaya tanaman padi hingga di hilir terkait dengan pengolahan dan pergudangan, ready maupun neraca stock, mobilisasi dan pemasaran beras baik domestik maupun perdagangan luar negeri terus diupayakan dan digulirkan berbagai kebijakan untuk memperkuat produksi beras dalam negeri.

Kepemimpinan pertanian dewasa ini tanpa henti untuk berkelanjutan memajukan sektor pertanian, bahkan pimpinan negara menciptakan terobosan untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Memasuki musim panen padi tahun 2025, Kementerian Pertanian menyelenggarakan event panen raya padi serentak secara virtual tingkat nasional terhadap 14 provinsi sentra produksi padi terbesar diantaranya Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan (Barat, Tengah dan Selatan) NTB dan Sulawesi Selatan.

Pada acara panen raya padi serentak nasional yang diselenggarakan pada tanggal 07 April 2025 dan pusatkan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto beserta jajaran Kabinet Merah Putih, Panglima TNI serta Forkopimda Provinsi Jawa Barat, Direktur Bulog, dan Direktur Pupuk Indonesia beserta segenap para pemangku kepentingan turut hadir. Dalam live report panen, Menteri Pertanian Republik Indonesia Dr.Ir. Andi Amran Sulaiman, M.P., menyampaikan bahwa, “revolusi sektor pertanian di negeri kita sungguh telah terjadi. Hal ini ditandai dengan peningkatan produksi padi sebesar 52 persen (update data BPS triwulan I 2025). Progres tersebut merupakan hasil dari kegiatan pompanisasi dan optimasi lahan pada tahun 2024 lalu.”

Lebih lanjut Menteri Pertanian mengatakan bahwa, “harga gabah kering panen turut memicu peningkatan serap gabah petani (Sergap) oleh Bulog. Hingga sekarang, sergap yang dilakukan oleh Bulog telah berada pada angka 800 ribu ton. Capaian ini terbesar dalam sejarah pembelian Bulog yang dulunya hanya sebesar 35 ribu ton. Peningkatannya melompat hingga dua ribu persen dan memenuhi semua gudang Bulog yang berkapasitas 3 juta ton. Para petani di seluruh Indonesia sangat senang dengan harga GKP saat ini ditambah cara penebusan pupuk bersubsdi yang sangat mudah dan pupuknya selalu tersedia di tingkat pengecer. Menurut Menteri Pertanian bahwa urusan pangan ini sudah selesai jika kebijakan pendukungnya tidak menyulitkan para petani seperti kebijakan air dan pupuk dipermudah, sarana benih disiapkan maupun intensifikasi lahan hingga harga dan pasar dipenuhi.”

Pada kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengarahannya terkait optimisme di dalam mencapai program swasembada pangan nasional. Dibandingkan dengan keadaan negara lain yang mulai kekurangan pangan dan kondisi sosial politik negara tersebut tergolong tidak stabil. Presiden mengajak untuk melakukan kerjasama semua pihak dalam membangun negara tanpa melihat dari partai manapun. Dengan itikad dan niat yang tulus untuk membantu petani di dalam berusahatani.

Presiden mengatakan, “petani adalah tulang punggung negara, betapa pentingnya petani untuk melakukan proses produksi. Tanpa pangan yang diproduksi oleh petani maka tidak ada negara, tidak ada NKRI. Petani memberi makan kepada kita agar tetap beraktivitas. Hal ini adalah awalan yang bagus untuk menuju swasembada pangan, bahkan negara kita bercita- cita akan menjadi lumbung pangan dunia-memberi makan kepada segenap penduduk dunia. Kepala negara menyampaikan terima kasih kepada semua unsur yang terlibat dalam urusan pangan ini.”

Selanjutnya Kepala Negara Prabowo Subianto, melanjutkan dialog interaktif dengan para gubernur peserta panen raya padi serentak dari daerah masing-masing. Para gubernur menyampaikan apresiasi kepada presiden atas berbagai kebijakan yang diambil dalam mendukung sektor pertanian utamanya kebijakan pupuk subsidi dan perbaikan harga gabah petani. Termasuk didalamnya adalah pembangunan irigasi, bantuan sarana benih dan alsintan. Dalam diskusi daring tersebut, para gubernur juga menyampaikan beberapa bagian pada sektor pertanian di daerah untuk dipenuhi seperti kelanjutan pembangunan bendungan yang masuk dalam skema PSN, kemudian kebutuhan alat dan mesin panen serta alat pengering gabah atau dryer yang sangat diperlukan petani. Penghargaan kepala daerah dan petani kepada presiden sangat antusias dan bersemangat pada acara panen raya padi kali ini.

Pada pelaksanaan panen raya padi di setiap wilayah yang ditunjuk, tentunya diletakkan pada lokasi yang memenuhi syarat panen paling kurang pada hamparan 300 hektare. Khusus wilayah panen di Kabupaten Barru dipusatkan pada lokasi gabungan kelompok tani Pucuk Mekar I Desa Manuba Kecamatan Mallusetasi. Seremonial panen padi dihadiri oleh Pj. Sekretariat Daerah, Forkopimda Barru, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, BPS, Pimpinan Bulog Cabang Parepare/Barru, Perwakilan PT. Pupuk Indonesia, Camat, Kapolsek, para Kepala Desa dan Babinsa serta petugas lapang pertanian dan segenap masyarakat petani di lokasi panen raya.

Pada acara panen raya padi tersebut juga dilanjutkan aksi sergap oleh Bulog Parepare/Barru untuk memastikan pembelian gabah petani sesuai ketentuan. Pada aksi sergap tersebut tim pokja Bulog berhasil melakukan serapan GKP petani sebanyak 30 ton lebih dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Hakikat dan tujuan pemberlakuan sergap oleh pemerintah (dalam hal ini penugasan Bulog) yang didampingi Babinsa adalah untuk memaksimalkan harga gabah ideal yang seharusnya diterima petani sesuai ketentuan agar petani terderek penghasilannya. Tujuan antara dari kehadiran metode sergap adalah untuk menghentikan cara-cara pembelian gabah petani oleh tengkulak atau cukong gabah yang penuh dengan spekulasi harga, rekayasa penimbangan dan rafaksi berlebihan.

Sedangkan sasaran utama upaya sergap adalah untuk mengoptimalkan serapan gabah petani oleh Bulog dalam rangka memperkuat cadangan beras pemerintah melalui pengisian gudang- gudang Bulog di seluruh pelosok tanah air. Dengan asumsi cadangan beras pemerintah yang ada serta masa panen yang masih berlangsung dan selanjutnya memasuki masa tanam kedua tahun 2025 hingga musim tanam ketiga antara akhir musim gadu ke awal musim rendengan tahun 2025, maka kondisi tersebut akan menyisakan potensi panen yang luas dan peluang besar produksi akan melimpah pada masa-masa yang akan datang.

Dengan produktivitas padi rata-rata nasional 5,2-5,3 ton per hektare pada sawah konvensional seluas 7 juta hektare plus produksi padi dari program intensifikasi dan indeks pertanaman, optimasi lahan pada lahan rawa, lahan kering dan lahan kebun perhutani maupun lahan sawit hingga pencetakan sawah bukaan baru, maka tidak mustahil produksi cadangan beras pemerintah setiap tahun mampu dicapai ready stock paling kurang antara 4-5 juta ton per tahun tanpa substitusi impor.

Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menghendaki swasembada pangan nasional dari sektor beras akan tercapai dalam masa pemerintahannya. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Swasembada
Pangan Indonesia, Kian di Depan Mata. Proyeksi ini akan dicapai apabila pemerintah sanggup menjaga momentum kinerja oleh semua pihak yang terlibat dan bekerja sama pada semua lini dan kolaborasi lintas sektoral.

Desa Manuba, 07 April 2025

*Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru.

(Visited 108 times, 17 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.