Di balik luka yang merintih pilu,
Tersimpan bisik cinta yang tulus rindu,
Dalam nestapa, hati tak pernah malu,
Menyulam harap, merajut syahdu.

Sakit datang bagai angin malam,
Menggugah jiwa dalam kelam,
Namun cinta tetap setia diam,
Menemani jiwa dalam kelam.

Air mata jatuh bagaikan mutiara,
Mencurah kasih dalam doa yang hening,
Walau derita menjadi bara,
Cinta membakar tanpa kehilangan.

Kelemahan tubuh bukan tanda lelah,
Melainkan pelajaran cinta yang dalam,
Dalam gelap, sinar cinta menyala,
Menerangi jiwa yang tersamar kelam.

Derita bukanlah akhir cerita,
Ia gurat kisah cinta sejati,
Mengajarkan sabar, ikhlas, dan cinta,
Dalam luka, tersimpan makna suci.

Hati yang luka menyimpan nada,
Lagu cinta yang lembut berbisik,
Menyentuh kalbu yang hampir lara,
Menguatkan jiwa dalam sunyi yang pelik.

Setiap rasa sakit yang menyapa,
Adalah sapaan cinta yang tersembunyi,
Mengajak jiwa tuk kembali bersapa,
Dengan cinta yang tak terperi.

Dalam hening, cinta bertutur,
Melembutkan jiwa yang terduka,
Membawa damai ke dalam lubuk nur,
Menghapus luka yang menyesak dada.

Cinta hadir tanpa kata-kata,
Di balik duka dan lara yang membara,
Menjadi pelita dalam gelita,
Membimbing jiwa tuk kembali setia.

Oh luka, biarlah kau jadi saksi,
Betapa cinta tak pernah pergi,
Dalam tiap derita dan sunyi,
Cinta berbisik, abadi, suci.

by profa.Elvira P.Xim’25

(Visited 7 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.