Oleh : Artati Latif*
Hari libur merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang punya aktivitas keseharian, sehingga tidak jarang orang yang memanfaatkan waktu liburnya untuk bersantai sejenak sekaligus memanfaatkan sarana yang ada dan belum pernah dinikmati sebelumnya. Salah satu sarana yang bisa kita nikmati saat ini yaitu moda transportasi darat kereta api yang digunakan masyarakat lokal Barru untuk menyusuri pantai barat Provinsi Sulawesi Selatan dengan trip Barru-Pangkep-Maros.
Proyek kereta api Sulawesi merupakan salah satu proyek strategis nasional. Moda transportasi darat tersebut untuk pertama kali dilakukan groundbreaking pembangunan pada 12 Agustus 2014 di Desa Siawung Kabupaten Barru. Pencanangan dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahap pembangunan pertama ini akan dibangun rel sepanjang 145 km antara Kota Makassar-Pare-Pare, sedangkan pada tahap pembangunan berikutnya akan dirampungkan hingga Kota Manado-Sulawesi Utara.

Serangkaian kegiatan yang terdiri atas beberapa paket pekerjaan sepanjang Kabupaten Barru, Pangkep dan Maros dilakukan antara lain survei, pengukuran dan pembebasan lahan masyarakat,
pengerukan dan penimbunan, mobilisasi dan peletakan bantalan dan rel, pemasangan grid, pembangunan jembatan, depot dan stasiun maupun lokasi parkir kendaraan.
Pasca pekerjaan tersebut pelan tapi pasti maka dilakukan uji coba lintasan rel dengan menggunakan kereta inspeksi dan pengujian tersebut menjadi pemandangan sehari-hari bagi masyarakat Barru, Pangkep hingga Maros hampir setiap hari. Setelah uji coba tersebut maka dilakukan soft launching pengoperasian terbatas oleh Bapak Menteri Perhubungan RI Bapak Budi Karya Sumadi pada tahun 2022 lalu.Pada kegiatan tersebut Menteri Perhubungan mengawali perjalanan kereta api dari stasiun Garongkong Kabupaten Barru menuju stasiun Maros. Rute ini melintasi 9 stasiun dengan panjang jalur 80 kilometer dengan waktu tempuh mencapai kurang dari 2 jam. Bahkan Presiden Joko Widodo pun hingga 3 kali melakukan kunjungan kerja di area pembangunan rel kereta api tersebut terakhir Presiden meresmikan depot stasiun di Kabupaten Maros beberapa bulan lalu.
Pembangunan lintasan kereta api Sulawesi tergolong khas karena diterapkan model elevated dengan variasi ketinggian timbunan yang berbeda. Sehingga lintasan rel berada 4-6 meter di atas permukaan tanah. Model tersebut tidak akan menghalangi pelintasan bagi pengguna jalan lain yang akan memotong karena tidak lagi menggunakan portal palang pintu sebagaimana pelintasan rel yang ada di Pulau Jawa. Bahkan salah satu spot lintasan yang berada di Kabupaten Pangkep memiliki ketinggian 30 meter diatas permukaan tanah sehingga para penumpang bisa menikmati view laut selat Makassar dari elevasi yang tinggi.
Sebagai moda transportasi yang tergolong baru di Sulawesi Selatan maka pada hari Sabtu 23 September 2023 penulis pun beserta keluarga mencoba menjajal kereta api tersebut. Perjalanan kami awali di stasiun Tanete Kabupaten Barru dengan reservasi tiket sebesar Rp.10.000 per orang sekali trip, tiketnya pun tergolong murah dan mudah diperoleh di setiap stasiun. Pelayanan selama berkereta sangat perfect, suasana enjoy di dalam kabin kereta dan sungguh elok pemandangan yang tampak kala itu, hati terasa damai tenang nyaman dan refresh saat berkereta, terlintas dalam hati betapa indah ciptaanmu ya Allah, pemandangan alam yang begitu nyata terlintas sepanjang perjalanan, menikmati indahnya berkereta selama perjalanan terasa sangat luar biasa.

Setibanya kami di stasiun Maros kami kembali menikmati pemandangan alam dari arah Maros-Barru, takjub kami saat itu karena kami disuguhkan pemandangan alamiah yaitu kawasan karst (disingkat KKMP).KKMP ini masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. KKMP merupakan yang terbesar dan terindah ke dua di dunia setelah kawasan karst di Cina. Keunikan KKMP adalah memiliki bentang alam yang unik dan khas yang biasa disebut menara karst. Kawasan industri semen Tonasa sebagai salah satu BUMN kebanggaan kita dapat pula dinikmati sepanjang perjalanan kereta ini.
Dengan rangkaian empat gerbong dan kapasitas passenger 125, lokomotif menarik kembali rombongan kami ke stasiun pemberangkatan Tanete. Ucapan syukur kami haturkan bahwa ternyata saat ini bila hendak berkereta, kita tidak perlu lagi keluar provinsi cukup di kampung sendiri pun sudah bisa menikmatinya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan.
Bravo BPKA.
Quality time at holiday.
Tanete, 26092023
PPL Desa Lalabata
Kabupaten Barru
Terasa indah hari ini
Quality time at holyday,
Tak ajak-ajak…
Perlu re-schedule ini…