Oleh: Artati Latif*

Tidak dipungkiri lagi bahwa padi merupakan suatu komoditas yang sangat urgent terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dan tidak dinafikan lagi bahwa sumber pangan yang satu ini demikian strategisnya untuk terus diproduksi secara berkesinambungan. Di bawah efek El Nino yang masih berpengaruh hingga saat ini pada musim tanam rendengan 2023/2024, petani terus berupaya untuk melakukan usaha tani padi.

Tepatnya pada hari Jumat, 29 Desember 2023 pada suatu desa di Kecamatan Tanete Rilau, yaitu Desa Tellumpanua yang memiliki luas sawah 241,00 hektare melakukan percepatan tanam padi yang dilakukan kelompok tani Samalewae dan dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru,
dalam roadshow akselerasi tanam padi kali ini Kepala Dinas Pertanian menyampaikan amanahnya, “Kegiatan tanam bersama mendukung akselerasi padi musim tanam 2023/2024, mendorong percepatan tanam, semoga Allah meridai, musim bersahabat untuk mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional. Pemerintah Daerah Kabupaten Barru selalu mendukung pertanian yang Maju, Mandiri, Modern.”

Sebagai gambaran kegiatan subsektor tanaman pangan di lokasi kelompok tani Samalewae bahwa varietas yang diusahakan pada musim rendengan antara lain Inpari 32 dan Mekongga. Varietas tersebut merupakan bagian dari bantuan benih pemerintah melalui APBN TP satker Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan.

Alokasi bantuan tersebut terhadap kelompok tani Samalewae melengkapi sarana bantuan benih untuk tingkat Desa Tellumpanua sebanyak 10 kelompok tani penerima dengan volume benih 5.950 kg untuk luas tanam 238 hektare. Sasaran tanam ini diharapkan menjadi kontribusi terhadap pencapaian luas tanam Kabupaten Barru seluas 15.703 hektare di lahan sawah dan 1.297 hektare pada lahan kering.

Kelompok tani Samalewae merupakan salah satu kelompok inovator dalam penerapan program Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP) padi selama 3 (tiga) musim terakhir. Pada kegiatan OPIP dimaksudkan agar petani mampu meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali tanam menjadi dua hingga tiga atau empat kali tanam dalam setahun pada lokasi tanam yang sama.

Dengan berbagai sarana produksi yang dialokasikan kepada kelompok tani peserta program hingga mampu melakukan pencapaian indeks pertanaman hingga tiga kali setahun. Kelompok tani Samalewae mampu melaksanakan kewajiban program OPIP, selain didukung oleh sumber daya lahan dan air, partisipasi petani anggota kelompok dan pendampingan, pengawalan PPL sangat intensif.

Dengan capaian produktivitas antara 6-7 ton per hektare gabah kering giling, program tersebut telah menyisakan beberapa tantangan dan kendala antara lain gangguan pertanaman oleh serangan burung ketika standing crop padi dalam keadaan malai masak penuh serta gangguan OPT lain yang berpotensi mengurangi produktivitas. Belum dihitung kejenuhan dan kelengasan tanah sawah yang tidak ada jedanya dalam pengelolaan sehingga berpotensi tanah menjadi tidak produktif lagi.

Walaupun demikian, petani telah menyadari dan memahami bahwa usaha tani padi sangat penting dan strategis tetap selalu harus dibudidayakan setiap waktu dan musim. Dengan berbagai tantangan dan kendalanya akselerasi padi harus disukseskan dalam rangka mewujudkan Swasembada Beras Nasional.

Jumat, 29 Desember 2023

*PPL Kecamatan Tanete Rilau Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru

(Visited 143 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.