Aku tak bisa lagi melepaskan diri dari Graz. Ia telah menggunakan segala cara bagiku. Jika hanya perhatian mungkin saja dia kesepian maka berharap aku jadi temannya tapi mengapa ia mulai mencari persoalan aneh yang mampu menghipnotis pikiranku dengan segala cara? Aku sadar jika aku bukan lagi Art yang dulu melainkan aku Art yang sudah sangat berbeda dengan Art yang dulu.
Apa yang menjadi penyebab sehingga ia makin gilan? Mengapa segala masalah rumah tanggahnyapun ia mencoba open ke aku! Aku punya kegiatan sendiri, mengapa Graz telah merubah hari-hariku? Pertanyaan demi pertanyaan selalu hadir di benakku. Siapa Graz mengapa sakin perhatiannya ke aku tak pernah memudar. Kata dia istrinya ke kampung halaman terus mengapa ia tidak ikut saja istrinya. Malahan berbuat konyol bangat sama aku.
Apa yang menjadi penyebab sehingga ia menjadi berani seperti itu juga. Aku benar-benar tidak paham jika aku adalah satu target wanita yang jadi targetnya. Aku mencoba berpikir apakah Graz sebagai seorang anggota militer tapi menggunakan obat-obat terlarang akhirnya ia menjadi pribadi yang bersifat ganda?
Hari itu aku seperti orang yang lagi dilema bangat. Orang yang kita terima sebagai teman dari hal-hal aneh namun menuai hasil perjuangan dengan mencuri perhatianku tiba-tiba saja berlalu bagai serorang nahkoda kapal yang telah mengontorol seluruh langkahku.
Tak lama kemudian Graz mencoba menelfonku. Namun aku benar-benar marah dan tak mau menerima panggilan tersebut. Karena aku sadar jika segala yang aku impikan bukan adalah apa yang menjadi permintaan Graz. Aku sadar Graz hadir pada hari-hariku dan aku mengetahui seberapa pengorbanan waktu Graz bagiku tapi tidak seharusnya Graz jadi pria yang lupa daratan ketika berurusan dengan wanita lain. Ataukah perbuatan demikian sudah menjadi ciri khas Graz dalam merayu wanita-wanita yang Graz kenal dari via internet. Kasus yang aku temukan dari Graz adalah salah satu kasus baru. Aku wanita normal mana ada hubungan intim yang bisa terjadi lewat dunia internet!
Graz terus saja menelfonku berkali-kali. Aku tidak akan terjebak lagi dengan omongannya dan aku harus belajar kasus baru ini. Apa yang dilakukan Graz adalah satu permintaan bodoh yang bisa merusak banyak generasi muda negara ini kelak jika aku tak cermati. Aku tahu dia menggunakan mata batin entah dari aliran manusia atau hewan, yang jelas aku butuh mengetahui segala yang berkaitan dengan permintaan Graz.
Hari itu hari di mana aku seolah ingin mencari keberadaan Graz agar aku bisa melaporkan perbuatan Graz kepada atasannya. Namun aku berpikir apakah atasan dia jauh lebih baik darinya atau mereka adalah satu paket pikirku dalam hati. Mereka anggota militer tapi berbicara dan berlagak seperti hewan liar yang hidup tanpa aturan. Ah aku makin jengkel pada diriku kenapa aku bisa mengenal Graz?
Graz terus menelfon seperti hari pertama ia baru hendak mengenal aku. Aku tetap fokus berpikir apa yang bakalan terjadi jika mereka malakukan hal-hal ini di luar nalar di mana sama anak-anak remaja. Aku paham karena aku adalah seorang wanita berkeluarga, tapi aku bingung jika mereka malakukan hal bodoh ini sama anak-anak yang belum pernah mengenal dunia hubungan intim. Bukankah Graz sebagai seorang anggota militer berkewajiban untuk menjaga keamanan negara ini? Terus mengapa ia justru melakukan tindakan aneh seperti itu? Aku terus saja berpikir kapan dan dimana aku bisa ketemu orang ini biar aku tampar wajahnya hingga ia tahu rasa.
Karena aku tak menerima ketika Graz Call ke nomorku, pada akhirnya ia sms. Art maafkan aku, mungkin aku terlalu capek makanya aku sengaja iseng ke kamu kayak gitu Art. Sejujujurnya aku juga tak ingin berbohong pada batin kecilku Art, bahwa aku benar-benar menyukai kamu. Bahkan aku rela melakukan semua demi kamu, ujar Graz lewat via sms.
Graz sadarlah, aku tahu kelemahanku yakni telalu memberi kelonggaran waktu padamu hingga kita berbincang kelamaan mungkin adalah salah satu kesalahan fatal yang aku perbuat bahkan aku harus menerima konsikuensinya Graz tapi ke depan jangan pernah berharap aku bakalan berkomunikasi lagi sama kamu. Hubungan persahabat lewat dunia maya hanya bagai mimpi selama hampir sembilan bulan Graz dan aku minta maaf bahwa aku takkan bisa menjaling lagi relasi persahabatan ini jadi kurangilah waktumu untuk terus menyapa bahkan call ke nomor aku Graz.
Graz pun langsung menelfon. Aku menerimanya agar aku bisa menjelaskan secara detail pada Graz. Hello Graz. Art please maafkan aku Art. Aku tahu aku bersalah tapi sumpah aku baru berlagak pada kamu karena aku suka bahkan berjuang untuk mencintai kamu selamanya. Graz dengarkan aku. Jangan pernah menyalahkan dirimu, aku tahu aku memiliki titik kelemahan tapi itu pada anggapan orang ke aku dan aku memiliki pola pikir yang berbeda. Aku yang bersalah karena terlalu yakin bahkan percaya pada semua rangkaian kata-katamu Graz bukan kamu. Tidak Art aku yang bersalah karena telah mengatakan sesuatu hal yang seharusnya tak pantas aku ungkapin ke kamu apalagi karakater gila yang aku tunjukan Art. No problem Graz aku langsung mengakhiri panggilan.
bersambung….