Oleh: Artati Latif*
Tanaman padi sebagai salah satu komoditi pangan strategis nasional dan menjadi bahan utama untuk pemenuhan kebutuhan pokok dalam konsumsi masyarakat dunia terutama di belahan benua Asia. Dalam isu darurat pangan global disinyalir terdapat beberapa kawasan dunia yang terancam kekurangan pangan. Oleh karena itu konsentrasi pemerintah di dunia dalam menangani sistem pangan di negaranya tengah dilakukan melalui mekanisme optimalisasi produksi padi.
Pemerintah Indonesia sangat fokus dalam upaya menangani sistem produksi beras nasional. Ditengah tantangan perubahan iklim dunia serta jumlah penduduk sebanyak 270 juta tentunya membutuhkan sumber pangan berupa beras harus dalam posisi aman terpenuhi serta terjangkau maupun terdistribusi dengan lancar.
Salah satu strategi mengoptimalkan sistem produksi padi nasional yaitu pemerintah mendorong perluasan areal tanam atau peningkatan indeks pertanaman melalui kegiatan irigasi perpompaan (Irpom). Dalam kegiatan tersebut, Kementan,2024 menyiapkan sistem pompanisasi pada lahan petani yang tersedia cukup sumber airnya. Eksplorasi sumber air berupa air permukaan di sungai ataupun air yang berada dibawah permukaan tanah dan dilakukan pompanisasi untuk mengangkat dan menyalurkan air tersebut ke lahan-lahan sawah petani.
Dalam upaya sistem pompanisasi ini, maka kegiatan pertanaman padi bisa dilanjutkan.
Kegiatan Perluasan Areal Tanam, PAT padi yang dilakukan pada salah satu wilayah kerja penyuluhan pertanian di Kabupaten Barru yaitu di Desa Lipukasi Kecamatan Tanete Rilau seluas 7,0 hektare. Kegiatan tanam bersama yang dihadiri Kepala BSIP Serealia Maros Dr.Amin Nur selaku pejabat Liaison Officer PAT Kementan wilayah Barru, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru, Camat Tanete Rilau, Kepala Desa Lipukasi, Koordinator BPP dan para PPL se- Kecamatan Tanete Rilau, Babinsa maupun petani pelaksana yaitu kelompok tani Sipulungnge Desa Lipukasi.
Sasaran PAT padi di kelompok tani Sipulungnge menjadi yang ketiga kalinya pada tahun 2024.
Pada musim tanam pertama dan kedua konsisten seluas 60,0 hektare dari ketersediaan luas baku sawah yang dimiliki kelompok tani seluas 30,0 hektare. Pada penerapan
PAT 2024 maka indeks pertanaman padi ditingkatkan menjadi yang ketiga kalinya pada musim tanam, MT.III 2024. Penggunaan varietas padi genjah Cakrabuana yang berumur antara 73-77 hari pasca ditanam sangat mendukung sisa masa tanam Oktober hingga Desember 2024.
Dalam prosesi tanam bersama PAT Padi pada hari Sabtu, 28 September 2024 di persawahan kelompok tani Sipulungnge Desa Lipukasi, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Barru, Ir. Ahmad, MM menyampaikan bahwa,” upaya tanam bersama ini merupakan kegiatan irigasi perpompaan dalam rangka mendukung Program Perluasan Areal Tanam (PAT) pada kondisi El Nino seperti sekarang ini, akan disiasati melalui bantuan pemerintah yaitu irigasi perpompaan, ucapan terima kasih beliau sampaikan kepada Bapak Menteri Pertanian atas alokasi sarana irigasi di Kabupaten Barru sehingga Perluasan Areal Tanam (PAT) dapat dicapai dengan luasan 20 ha.”
Lebih lanjut Kepala BSIP menegaskan bahwa,” Penyuluh Pertanian merupakan Garda Terdepan dalam mendukung program pemerintah khususnya irigasi perpompaan, beliau menyampaikan bahwa anggaran sektor pertanian sejak kepemimpinan A. Amran Sulaiman terus meningkat. Oleh karena itu kita mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Menteri Pertanian atas perhatian dan dukungannya.”
Harapan pemerintah dalam program PAT adalah selain untuk meningkatkan luas areal tanam padi juga PAT dimaksudkan untuk mengeksplorasi sumber daya air yang ada di kawasan
persawahan para petani. Melalui kegiatan Irpom tersebut, pemberdayaan petani dalam mobilisasi tenaga kerja untuk padat karya bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar.
Output yang sangat diharapkan program PAT adalah meningkatnya produksi padi secara nasional untuk substitusi pada pencapaian produksi padi tahun 2023 lalu yang dinilai kurang optimal.
Walaupun demikian mulianya tujuan tersebut, namun program PAT tak terlepas dari tantangan alam terutama dalam menyiasati musim tanam ketiga. Para pelaku pertanian harus proaktif dalam strategi antisipasi terhadap hal-hal yang berpotensi menggagalkan pertanaman.
Semoga program PAT di Kabupaten Barru berjalan sesuai perencanaan dan berhasil meningkatkan produksi padi serta memanfaatkan segala sumber daya pendukung usaha pertanian. Kepada petani sebagai pelaku utama pertanian diharapkan senantiasa dalam sikap kooperatif untuk menerapkan segenap anjuran teknis para petugas pertanian. Apresiasi tinggi kepada petani yang benar-benar bernyali dan bersungguh-sungguh dalam menyelenggarakan PAT padi pada musim tanam ketiga yang penuh dengan tantangan.
Lipukasi, 28 September 2024
*PPL Desa Lalabata, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Barru