Karya Dev Seixas 25
Terbangun dari tidur aku mandi sambil kebersihan. Aku akhirnya memanggil putriku dan menjelaskan kepadanya tentang siapa Yano bagiku. Aku tidak ingin jadi ibu yang munafik bagi mereka karena kejujuruan yang butuh aku tanamkan di diri mereka.
Entah kenapa Yano begitu peduli padaku, padahal awal pertemuan aku sangat menjelekkan dia dan tak ingin kenal dia sama sekali. Apakah tindakan ini yang telah ditanamkan oleh seorang pria yang menikahi aku selama 20 tahun di luar sana hingga akhirnya Tuhan hanya memberikan kembali point penting itu ke aku? Ataukah ini semua terjadi karena kekhilafan kami sebagai insan yang biasa.
Hai mulai menjelang malam. Aku pikir terus pengobatan Yano kepadaku meskipun ia baru membantu aku dengan kebutuhan sederhana yang value-nya sudah mencapai U$. 5. 00 Dolar Amerika. Penting bangat dan aku tak bisa melupakan jasa itu.
Aku menangis kareja memikirkan sifat Yano. Terkadang ketika dia rindu aku dan mengucapkan selamat padaku lewat cara aku marah tanpa alasan, aku maki bahkan aku berjuang untuk menghindarinya tapi yang terjadi justru berbalik arah.
Dengan apa yang aku harapkan. Atau benar lirik lagu Artis Indonesia bahwa seorang yang benci pada sesosok yang lain itu tandanya ia telah benar-benar mencintai Yano. Untuk sedikit terhindar dari air mata agar jangan terus memikirkan Yano aku dan putri bermain di rumah seorang kakak yang selama ini baik sama aku.
Susana amat tenang aku dan kakak saling berbagi cerita tentang hidup. Karena mau hujan aku pamit lalu pulang. Sampai di rumah aku tidak bisa move on dari bayangan serta kasih sayang Yano. Tiba-tiba putraku datang jadi aku masih sempat menonton kegiatan sehariannya. Usai itu aku sedang buat sayur agar aku dan anak-anakku makan malam.
Malam itu aku selalu saja berpikir akan Yano. Ternyata tak jadi hujan di luar akhirnya aku kembali duduk di teras memikirkan cara meninggalkan Yano selamanya. Bagaimana aku harus meninggalkan Yano selama-lamanya pikir aku dalam hati. Sambil merenung sepanjang malam aku akhirnya merasa nyantuk. Aku melangkah masuk ke rumah berjalan menuju kamar tidurku sambil tiduran. Menjelang pagi aku tidak tahu tapi aku seperti menangis di dalam mimpi. Ketika terbangun wajahku semua basah kuyup entah mimpi aku semalam.
Ah saat terbangun aku baru sadar jika aku bermimpi semalaman hingga menangis karena permintaan aku dengan Yano harus segera diakhiri tapi Yano tetap keras kepala bahkan mencaci maki orang-orang yang memberikan arahan kepadaku agar menghindari relasi yang kami jaling.
Seiring dengan berjalannya waktu aku justru merasa bahwa aku tidak hanya berpikir untuk menghindari atau memutuskan hubungan aku dengan Yano melainkan ingin meninggalkan Yano untuk selamanya dengan caraku sendiri.
Aku tahu sejak awal Yano sudah jujur bahwa ia sudah hidup seperti ini sejak masih bujangan. Entalah apakah kehadiran aku dalam kehidupan Yano membawa dampak positif yang bisa merubah pola pemikirannya ataukah karena ia memang memiliki kebiasaan seperti ini pada semua wanita.
Aku tidak mengenal semua kepribadian Yano di dunia nyata yang jelas ya jujur siapa dirinya. Mungkin hal ini yang aku suka darinya bahkan aku juga tidak paham benar mengapa lima tahun yang lalu aku bisa terjebak dalam situasi ini.