Oleh: Rosita Samad,SP*

Kurebahkan ragaku, jeda dari aktivitas rutin di hari libur awal tahun 2025. Menjalani peran sebagai bunda sekaligus peran sosial, bersilaturahmi dengan teman, kerabat, dan keluarga. Suatu fase yang terlihat sangat sederhana namun penuh dinamika dan memberi warna hidupku. Roda hidup terus berputar, mengajarkan kita banyak hal. Saat geliat hidup mencapai titik balik terendah, fase tersulit hingga melangkah pun terasa sangat berat, circle kita yang tadinya baik-baik saja seolah pergi menghilang entah ke mana, meninggalkan hati yang kering, asa dalam diam.

Hari ini tidaklah seperti kemarin dan juga tak seperti tahun lalu. Walau sejatinya Senin hingga Ahad akan selalu berulang sepanjang tahun, tak ada yang benar-benar sama, namun semuanya sangatlah berwarna dan menyadarkan kita betapa kerdilnya manusia dalam ruang waktu Allah. Tak ada yang tahu takdirnya, karena itu adalah rahasia Sang Khaliq. Bijaklah kita bila menerima dengan ikhlas segala ketetapan-Nya, baik ataupun buruk menurut pandangan kita.

Andai inginku yang terwujud, kuingin semua baik-baik saja. Ayah bunda yang utuh, lengkap, dan sehat, semua keluarga, anak, dan keturunan sukses serta diberkahi kehidupannya. Namun, harapan ini hanya terlangitkan dalam doa dan kuserahkan hasilnya pada Allah. Kupandangi diri dalam diam, menyadari betapa tak berdayanya kita pada titik balik waktu. Dulu, mungkin mendaki Gunung Makkadae di Kabupaten Sidrap atau Gunung Bambapuang dan Latimojong di Kabupaten Enrekang bukanlah sesuatu yang sulit. Namun, pergantian waktu memudarkannya menjadi sesuatu yang sulit terwujud, entah karena fisik yang memang sudah tidak mendukung atau karena pola pikir yang tak lagi berorientasi pada hal-hal yang memacu adrenalin sebagaimana tertanam pada usia remaja yang penuh ambisi.

Kita, pada titik balik waktu, adalah sang pelakon yang telah digariskan harus berperan seperti apa. Namun, sebagai makhluk sempurna, tentu kita bisa memilih dan memilah untuk memaksimalkan peran kita, baik sebagai diri pribadi maupun sebagai bagian dari keluarga atau mungkin organisasi di mana kita berkecimpung. Kita, pada titik balik waktu, adalah saat muhasabah diri sejauh mana diri kita dalam potret baik atau kurang baik.

*Penulis alumni SMT Pertanian Negeri Sidrap sekaligus Penelaah Teknis Kebijakan DLHK Prov.Sulawesi Selatan

(Visited 107 times, 81 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.