Oleh: Dev. Seixas 1125
Menjadi seorang wanita potensial bukan datang langsung dari langit, melainkan melalui hasil kerja keras dan usaha bagaimana mampu mengenal kemampuan secara pribadi, baik di kalangan keluarga, masyarakat maupun negara.
Hal itu yang dirasakan oleh ibu Leoncia Trindade, yang lahir pada tangga 11/11/1980 dengan nama panggilan Leo, beragama katolik dengan hobby Make-Up, dan mempunyai cita-cita jadi lider wanita, memiliki lima orang anak. Leo adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ibu Leo seorang wanita Potensial merupakan putri pertama dari Moises Trindade (Ayah) serta Josefa Salsinha Trindade bukan hanya sebagai ibu ke lima orang anaknya, melainkan sebagai seorang kepala desa di Desa Fatuquero, Kecamatan Railaco, Distrik Ermera atas support masyarakat serta keluarga besarnya, yakni orang tua dari ibu Leo serta sanak saudara special anak-anaknya yang selalu mendukung serta mendoakan yang terbaik bagi ibu tercinta.
Ibu Leo menjadi kepala Desa sejak 28/11/ 2023 hingga sekarang. Menjadi suport sistem selain pendukung setia dari masyarakat, tak lain adalah adik-adik kandung ibu Leo juga anak-anak.

Ibu Leo sebelum menjabat sebagai kepala desa beliau juga sudah memiliki pengalaman, dengan aktif di organisasi religi di Gereja, perwakilan suara wanita baik di lokal maupun nasional, sering aktif dalam kegiatan mengenali kesamaan Gender, serta mampu berbicara tentang perubahan iklim di Timor-Leste.
Selama menjabat sebagai ibu Kepada Desa, banyak masalah yang sudah mampu di atasi oleh ibu Leo sebagai lider wanita yang menjabat kepala Desa. Beliau selalu mengutamakan kepentingan masyarakat di Fatuquero, Railaco, Ermera.
Menurut Nedi, putri kedua ibu lebih memilih profesi sebagai kepala desa, karena merupakan sebuah amanat, dikarenakan mengikuti jejak ayah tercintanya yang dulu sebagai seorang Raja di Desa Fatuquero.
Sebagai wanita Potensial Ibu tidak pernah merasa capek di dalam menjalani tugas sebagai seorang kepala Desa. Beliau juga merasa bangga sejak pelantikan karena mendapat support dari kalangan masyarakat juga ibu dan adik-adik tercinta special anak-anaknya.
Proses menjadi lider di Desa bukan atas kehendak akan tetapi karena Ibu Leo menghargai kepercayaan para pendukung, demi melanjutkan visi dan misi yang sudah pernah dilakukan oleh sang ayahnya sebagai seorang raja.
Nedi adalah putri kedua yang merasa bangga terhadap profesi sang ibu, di antara kakak dan adik-adiknya. Kini Nedi sebagai seorang putri ia juga konsisten dan fokus untuk masa depannya karena ia tertular oleh jiwa serta semangat yang dimiliki oleh sang bunda.
Bagi Nedi dan kakak serta adik-adik ibu adalah, pelita yang selalu ada buat mereka selain melaksanakan tugas ibu juga selalu menjadi orang tua tunggal, yang selalu menyisihkan waktunya untuk memberikan nasehat, kepada kami sebagai anak-anaknya, agar terus belajar dan belajar hal-hal positif, agar di masa depan, masing-masing bisa mewujudkan impian, sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, ujar Nedi, seorang gadis cantik yang saat ini sebagai staf Voluntir di Pusat Budaya Indonesia serta Mahasiswi di Universitas da Paz (UNPAS) dengan memilih Hukum sebagai salah satu bidang favoritnya.
Selain itu kakaknya juga sekarang berada di bangku kuliah dengan memilih jurusan perbankan mendahului sang adik, serta ke tiga adik-adiknya yang sama-sama memiliki tekad untuk mengikuti jejak sang bunda.
Meskipun sebagai lider di desa namun, Ibu Leo juga tidak lupa akan kewajibannya, sebagai seorang ibu. Ia selalu membagi tugas sesuai dengan kemampuan, karena selain ibu ia juga tak lupa akan tugasnya sebagai seorang Lider di Desa, dimana Ia lahir dan tumbuh serta terus menjunjung tinggi nilai-nilai yang merupakan sebuah warisan, seperti jejak sang ayah yang dulu sebagai seorang Raja.

Sebagai seorang wanita, tentu menjadi pemimpin yang bertugas melayani masyarakat bukan sebuah hal yang mudah. Kita di tuntut tanggung jawab berbasis pada bagaimana upaya kita melakukan hak dan kewajiban sekalian layaknya ibu juga seorang Lider wanita di Desa dimana Ibu Leo tinggal dan menetap.
Sebelum jadi seperti sekarang, tentu begitu banyak tantangan yang kita hadapi, akan tetapi semua itu merupakan sebuah pelajaran berharga bagi kita, sebagai manusia khususnya sebagai lider di Desa kita sendiri.
Pekerjaan yang sebenarnya berat karena dua tugas sekalian yakni sebagai seorang ibu tunggal yang memiliki tanggung jawab, bagi kehidupan anak-anak. Sedangkan sebagai lider Desa ia juga memiliki tanggung jawabnya sendiri pada semua masyarakat tanpa memandang satu lebih dari yang lain.
Banyak program kerja yang selalu menuntut ibu Leo, harus bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja dan rumah.
Selama menjadi Kepala Desa layakan seorang wanita tentu kebanggaan ibunda, adik-adik kandung juga anak-anaknya serta masyarakat yang memberikan kepercayaan, adalah doa terbaik bagi dirinya untuk selalu eksis dan berkarir sebagai seorang Kepala Desa di Fatuquero Railaco Ermera.