Oleh : Muhammad Sadar*
Kondisi literasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Padahal sudah jelas petunjuk Al-Qur’an surah Al-Alaq tentang pentingnya kecakapan literasi dalam kehidupan. Nabi Muhammad telah diperintahkan untuk membaca dan menulis yang berkaitan erat dengan kecakapan literasi. Hal tersebut harus menjadi pedoman bagi kita bahwa meningkatkan kemampuan literasi itu penting. Literasi sendiri adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kemampuan membaca dan menulis.
Data tingkat literasi Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi terendah.
Menurut Kepala Perpustakaan Nasional, rendahnya tingkat literasi bangsa Indonesia karena selama beberapa dekade pasca kemerdekaan bangsa Indonesia hanya berkutat pada sisi hilir. Akibatnya masyarakat yang terus di vonis sebagai masyarakat yang rendah budaya bacanya. Stigma tersebut mengakibatkan Indonesia menjadi rendah daya saingnya, rendah indeks pembangunan manusianya, rendah inovasinya, rendah income pendapatan perkapitanya, hingga rendah rasio gizinya.
Berdasarkan realitas itu, peran, dorongan, dan apresiasi pengambil kebijakan disetiap tingkatan pemerintahan perlu dilakukan untuk mengajak para setiap komponen anak bangsa menginisiasi dan melakukan kreativitas atau gerakan literasi menulis, terutama dalam menuliskan buku-buku yang sesuai dengan lokal konten. Lokal konten yang dimaksud terkait asal-usul budaya dan geografisnya, history perjuangan para pahlawan daerah, potensi sumber daya alam, pariwisata, potensi pertanian dan sumber daya petani.
Khusus penulisan sektor pertanian sebagai lokal konten sungguh terlalu besar potensi yang perlu untuk dieksplorasi termasuk di dalamnya nilai ekonomi pengembangan komoditi pertanian, seperti sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, sub sektor peternakan serta peran kelompok wanita tani, petani milenial dalam menyangga ekonomi rumah tangga petani.
Literasi tulisan yang berbasis data potensi pertanian adalah merupakan upaya menyajikan, menyiapkan dan menciptakan suatu peluang serta daya tarik dalam meraih dukungan investasi di daerah. Kita berharap kepada mitra kerja semua yang terlibat di sektor pertanian agar bisa memaksimalkan dan mengaktualisasikan potensi diri dalam literasi menulis. Menuliskan semua obyek pertanian yang berada di wilayah kerja masing-masing, terutama komoditi pertanian yang memiliki prospek pasar yang kompetitif atau komoditi tersebut menjadi ikonik baru di desa binaan atau buah eksotik yang fantastis bagi konsumen.
Artinya literasi menulis memiliki peran sebagai suatu cara dan metode membuka ruang potensi di daerah (show window). Model strategi tersebut yang pada gilirannya daerah bisa dijadikan daerah tujuan investasi. Juga dengan literasi menulis telah menunjukkan suatu hal yang riil yang terjadi apa adanya di lapangan dengan berbagai tantangan dan dinamikanya.
Menyadari pentingnya literasi menulis dalam proses eksistensi kegiatan di ruang-ruang publik, kami di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru mulai mencoba menerapkan gerakan literasi menulis di kalangan PPL untuk menuliskan berbagai kegiatannya di lapangan sebagai informasi publik. PPL Kabupaten Barru akan mengadakan MoU dengan Bengkel Narasi Indonesia untuk memandu PPL memaksimalkan dirinya menjadi penulis.
Menurut founder Bengkel Narasi Indonesia Ruslan Ismail Mage, gerakan ini akan melahirkan PPL sebagai jurnalis yang akan mewartakan seluruh potensi pertanian dan aktivitas PPL di Kabupaten Barru. Menurutnya mengharapkan wartawan untuk mengekspos seluruh aktivitas itu tidak mungkin, jadi PPL harus menjadi pewarta sendiri kegiatannya di lapangan.
Barru,24 July 2023
06 Muharram 1445 H
Tulisan ini sangat bagus sekali. Ijin, salam kenal kami dari Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian – Kementan RI. Senang sekali jika dapat berkolaborasi untuk meningkatkan literasi pertanian.
Siap…tks