Oleh : Artati Latif
Adakah mutiara di Lalabata? Mutiara biasanya dibudidayakan di perairan laut dekat pantai atau dieksplorasi di perairan laut dalam seperti laut Banda, sementara Desa Lalabata sama sekali tidak memiliki wilayah perairan laut. Lalabata hanya memiliki wilayah daratan yang elevasi dan topografinya bervariasi dan ragam jenis biofisik tanahnya.
Mutiara yang dimaksud dalam tulisan ini adalah komoditi jagung. Jagung yang dikenal dengan nama latin (Zea mays. L) merupakan tanaman istimewa yang berbeda dengan tanaman lainnya, dan beragam fungsinya. Tanaman serealia non padi khususnya jagung sebagai salah satu sumber utama karbohidrat, protein, lemak dan mineral sehingga pengembangannya akan terkait dengan penyediaan bahan untuk pangan, pakan ternak dan energi atau biasa disebut 3F (Food, Feed dan Fuel). Dengan demikian komoditas tersebut perlu memperoleh prioritas yang proporsional.

Dalam upaya peningkatan ketahanan pangan serta pengembangan sistem dan usaha agribisnis sebagai dua sasaran pokok pembangunan pertanian nasional. Jagung adalah tanaman multiguna yang mempunyai potensi besar untuk meningkatkan pendapatan petani serta merupakan komoditas penting dalam diversifikasi pangan. Prospektivitas jagung akan mempunyai peranan yang sangat strategis dari pertimbangan sebagai berikut;
Pertama, agribisnis, karena jagung banyak terkait dengan kegiatan industri (pakan ternak, pangan, bahan baku produksi etanol dan biodiesel) dan adanya peluang ekspor jagung yang besar. Data Dewan Jagung Nasional menunjukkan bahwa kebutuhan jagung dalam negeri saat ini mencapai 28 juta ton per tahun, namun kebutuhan jagung yang terpenuhi hanya sekitar 25 juta ton, sehingga Indonesia mengalami defisit sebesar 3 juta ton per tahun. Sementara data Kementerian Pertanian (2023) pengembangan kawasan jagung ditargetkan seluas 600 ribu ha. Target tersebut untuk mendukung swasembada dengan sasaran produksi jagung mencapai 23,05 juta ton dengan kadar air 27%.
Kedua, penyediaan dan peningkatan ketahanan pangan nasional sebab biji jagung mempunyai nilai nutrisi yang cukup memadai untuk pertumbuhan dan kebutuhan gizi penduduk. Ketiga, kesempatan menyerap tenaga kerja lebih banyak sebab komoditi jagung relatif mudah dalam budidayanya, potensi hasil yang lebih tinggi dan lebih sedikit membutuhkan air dibandingkan dengan padi.
Pasar komoditas jagung masih terbuka luas, baik pada tingkat lokal, domestik maupun global dan merupakan peluang bagi Indonesia yang mempunyai potensi besar untuk peningkatan produksi melalui dua sumber pertumbuhan utama, yaitu peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Kinerja jagung Kabupaten Barru tahun 2022 menunjukkan luas tanam 1.278 ha dengan luas panen 1.215 ha, produktivitas 49.82 ku/ha dengan total produksi sebesar 6.053,14 ton.
Desa Lalabata yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Tanete Rilau dengan total panen 219 ha, produktivitas 52,45 ku/ha, dengan produksi sebesar 1.150, 46 ton. Dari total panen jagung di wilayah Tanete Rilau, hampir 95% (208 ha) berada di Desa Lalabata dan berkontribusi sebesar 17% terhadap luas panen jagung Kabupaten Barru.Usaha tani jagung di Desa Lalabata seluas 183 ha (87%) ditanam pada lahan kering dan sisanya 25 ha (13%) ditanam pada lahan sawah.
Budidaya jagung dan pengembangannya telah dilakukan oleh petani lebih dari 1 dekade silam karena tanaman jagung ini cukup toleran dan beradaptasi luas disamping penguasaan teknis budidaya telah dikuasai dan diminati oleh petani Lalabata. Sementara jumlah petani yang terlibat pada usaha tani jagung di Desa Lalabata sebanyak 325 orang termasuk didalamnya tenaga kerja keluarga petani dan para buruh tani dalam kegiatan panen, mobilisasi hasil panen serta prosessing hasil panen.Nilai manfaat yang diperoleh petani secara ekonomi sangat menguntungkan dengan investasi harga benih, tenaga kerja dan sarana produksi lainnya.
Jika dibandingkan dengan komoditi pangan yang lain seperti padi atau ubi kayu margin keuntungan yang diperoleh petani sangat rendah. Oleh karena itu pengembangan komoditi strategis yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti tanaman jagung perlu mendapat perhatian. Menurut Saragih (2000), mengemukakan bahwa diversifikasi tanaman merupakan pilihan yang rasional, dengan melakukan diversifikasi usaha tani, maka petani dapat memperkecil resiko harga maupun produksi.
Kondisi pengusahaan dan dukungan agroklimat tanaman jagung di Desa Lalabata sangat sesuai dengan daya dukung lahan yang optimal, waktu tanam dan pola tanam reguler atau pola tanam off season sehingga ketepatan penanaman dan ketersediaan sarana produksi secara mandiri oleh petani lebih siap dalam melakukan pergerakan tanam serta menyongsong harga pasar komoditi jagung yang menguntungkan
Lalabata, 24 Juli 2023.
Ijin Nanya nih
Bagaimana kondisi pengusahaan dan dukungan agroklimat tanaman jagung di Desa Lalabata yang membuatnya sesuai untuk dikembangkan?
Ijin Nanya nih
Bagaimana kondisi pengusahaan dan dukungan agroklimat tanaman jagung di Desa Lalabata yang membuatnya sesuai untuk dikembangkan?