Oleh : Juli Harmet*

Setelah menamatkan jenjang sekolah menengah pertama di Madrasah Sanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Lakitan tahun 2004, saya tidak melanjutkan masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) lagi. Bukan karena semangatku menuntut ilmu berkurang, bahkan semakin menggebu. Namun karena aku kasihan melihat ibuku yang terlalu menanggung beban yang amat berat.

Ibuku tetap bersikeras mengingatkan untuk tetap melanjutkan pendidikan ke SMA, tetapi aku bersikeras untuk merantau mengadu nasib ke Jawa. Ingin merasakan hidup di rantau seraya belajar hidup mandiri. Aku kemudian berangkat ke Bekasi Jawa Barat menyusul kakak yang punya usaha pembuat roti

Usaha roti kakak diberi nama “Roti Kleneng” dengan alasan sumber suara untuk menjajakan rotinya menggunakan kleneng yang biasa dipakaikan ke sapi. Aku sendiri bekerja sebagai penjual roti kleneng berkeliling dengan mengayuh gerobak menjajakan roti dari perumahan satu ke perumahan yang lainnya.

Kegiatan menjajakan roti kujalani sehari 2 kali, yaitu pagi dan sore hari. Kalau pagi hari biasanya aku berangkat setelah selesai salat subuh berkeliling, dan selesai jam 10 pagi, lalu pulang ke rumah untuk istirahat dulu sambil mempersiapkan untuk menjajakan roti sore hari sampai jam 9 malam.

Kegiatan seperti ini aku lakukan hampir 1 tahun lebih. Dari keliling menjual roti ini aku banyak mendapat pengalaman dan pelajaran hidup yang sangat berarti. Salah satunya adalah hidup di rantau sangat keras dan dituntut bekerja keras agar bisa tetap makan. Walaupun aku bekerja pada kakak sendiri tapi wajib mandiri dengan hasil keringat sendiri.

Hari demi hari kulalui sebagai penjual roti, hingga suatu hari ibu-ibu yang suka membeli rotiku bertanya “Uda (panggilan akrab orang Minang), kenapa tidak sekolah lagi? Kenapa jualan roti? Masa depannya masih panjang, kasian masih kecil sudah jualan roti”.

Dengan pertanyaan ibu-ibu langganan rotiku seperti itu, walaupun ngomongnya sambil bercanda, tapi dalam hati dan pikiranku langsung berkecamuk ingin balik kampung dan meneruskan sekolah. Pertanyaan yang sekaligus menjadi nasihat bagiku itu membuatku beberapa hari terus berpikir keras untuk menentukan sikap, tetap jualan roti di Kota Bekasi atau pulang kampung melanjutkan sekolah.

Akhirnya, beberapa bulan kemudian, aku memutuskan pulang kampung dan memutuskan untuk sekolah tingkat SMA di Sekolah Kelautan dan Perikanan di Sago Painan Kabupaten Pesisir Selatan. Begitu dari menjual roti keliling pakai gerobak aku terinspirasi dari pertanyaan ibu-ibu langgananku untuk pulang kampung melanjutkan sekolah lagi.

*Guru UPT SDN 12 Api-Api Bayang Pesisir Selatan

(Visited 188 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.