Oleh: Asroninaldi*
Bak cinta lama bersemi kembali. Begitulah rasa yang menyelimuti batinku kini. Dulu waktu masih berseragam putih-biru, rasa ini pernah singgah dan berbunga-bunga hingga diri bangga tiada terkata. Tidak semua para siswa bisa mewujudkannya, menampilkan tulisan di papan mading sekolah yang berdaya guna. Guru Bahasa Indonesia mendukung dan menerima dengan cinta, aku pun semakin bersemangat menulis hingga dibaca oleh semua teman-teman.
Namun, seiring perjalanan waktu, aku terlena bagaikan bunga yang layu tidak lagi punya semangat untuk tumbuh dan berkembang. Keinginan menulis sayup dan redup. Namun, hari ini melalui “Workshop Menulis Buku bagi Guru di Era Merdeka Belajar” membuat semangatku tumbuh lagi. Bunga yang dulu layu, kini berangsur berdiri tegak. Sang mentari tidak henti-henti memberi semangat dan langit yang indah menyumbangkan air untuk kesejukan.
Aku yakin, dorongan dari luar melalui narasumber Bapak Ruslan Ismail Mage yang spektakuler ini dengan suara menggelegar di ruangan workshop membangunkanku dari mimpi panjang. Aku terpana dan menganga sehingga membuatku terpancing dan keinginan untuk menulis.
Banyak yang bisa dilakukan karenanya. Bahkan menulis merupakan healing yang mampu menghilangkan stres yang dialami. Pernah suatu ketika aku membaca bahwa dengan menulis mampu mengobati hati yang teriris. Aku ingin kembali menenggelamkan diri, merangkai kata, membaca banyak cerita, menjadikan segalanya sumber ilmu yang bisa membentuk karya. Sehingga semua kalimat yang tercipta menjadi inspirasi yang bermanfaat bagi para pembaca.
Menulis membawa kita untuk mengenal diri. Bahwa sesungguhnya, semua kita bisa melakukannya. Tidak usah hiraukan bahwa engkau bukan dari jurusan bahasa atau tidak punya bakat merangkai kata. Kita hanya butuh kemauan mengolah diri untuk terus melatih tanpa putus asa. Memanfaatkan waktu untuk hal positif bernilai guna, lalu mengabadikannya dalam sebuah buku yang nyata.
Ayo, semangat memulai dan melakukannya hari ini juga. Ide itu berasal dari mana saja; membaca, mendengar, menonton, merasakan, mengalami, wawancara, dan penelitian dengan saksama. Bukankah kita semua punya pengalaman yang beraneka warna. Semua bisa dirangkai menjadi karya. Ayo, kita saling dukung dalam menyemangati hingga berhasil menembus karya. []
*Guru UPT SMPN 1 Ranah Pesisir