Oleh: Muhammad Sadar*

Panen atau biasa disebut harvest pada tanaman budidaya merupakan kegiatan mengakhiri siklus tanaman mulai fase vegetatif hingga masa generatif khususnya pada komoditas semusim. Periodesasi panen bisa dilakukan secara manual petik, ditebas manual atau menggunakan alat mesin panen. Mekanisasi panen merupakan finalisasi dari rangkaian proses budidaya sejak pemilihan dan perlakuan benih, olah tanah, penanaman, pemeliharaan, dan kegiatan panen itu sendiri.

Siklus panen komoditas jagung dilakukan pada masa tanam rendengan tahun 2024 dilaksanakan di Desa Harapan Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Berselang waktu 120 hari sejak tanam atau empat bulan pascatanam bersama pada 19 Maret 2024 maka pada hari Jumat, 19 Juli 2024 dilakukan eksekusi panen bersama di tempat yang sama ketika penanaman perdana. Pernyataan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama Dandim 1405 Parepare Letkol Inf. Hastiar Hatta, S.I.P. pada saat tanam perdana dikatakan, “Sekiranya petani bersungguh-sungguh dalam memelihara dan menjaga tanamannya sehingga kita bisa kembali panen bersama empat bulan ke depan di lokasi kelompok tani Laodee.”

Setelah empat bulan berlalu, petani melewati fase budidaya jagung intensif maka kegiatan panen yang dihadiri oleh Pabung Mayor Inf. Aris Surya (mewakili Dandim 1405 Parepare), Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru Ir. Ahmad, M.M., Camat Tanete Riaja, Dan Ramil 1405-08 dan Kapolsek Tanete Riaja, BSIP Serealia diwakili oleh Muhammad Abid, S.P., M.Si, BPS Barru, PBT, Mantri Tani/BPP/POPT/PPL, dan segenap Babinsa se-Kecamatan Tanete Riaja dan Pujananting, melakukan aksi panen jagung bervarietas NK Andalan 007 yang merupakan benih unggul bermutu yang diproduksi oleh korporasi perbenihan multi nasional, Syngenta.

Perolehan panen jagung bersama kali ini dengan angka timbang seberat 13,18 kilogram atau setara 21,08 ton per hektare ontongan basah. Nilai tersebut dihasilkan dari komponen ubinan yang meliputi ukuran plot 2,5 x 2,5 meter, jumlah rumpun sebanyak 30 pohon, dan tongkol lepas kulit dan tangkai berjumlah 55 buah, sedangkan jarak tanam digunakan 75 x 25 cm. Jika hasil tersebut dikonversi ke status jagung pipilan kering, maka produktivitasnya mencapai 11,96 ton per hektare. Hasil demikian tergolong tinggi dan sebaran produktivitas tersebut relatif merata pada semua kondisi areal tanam di Lembah dan Bukit Harapan (LBH).

Pada standing position LBH dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut dan dinaungi cuaca sejuk bertemperatur antara 24-25 derajat celcius, aksi panen dilakukan dengan melibatkan kelompok tani penerima manfaat bantuan benih pemerintah.Lokasi panen jagung bersama saat ini, yaitu Kelompok Tani Laodee merupakan salah satu dari 56 kelompok tani yang diletakkan bantuan benih jagung tahun 2024 dengan sasaran tanam seluas 857 hektare. Besaran bantuan benih yang disalurkan sebesar 12,8 ton dengan jumlah petani pelaksana sebanyak 1.795 orang.

Pada umumnya, petani jagung khususnya di Desa Harapan menerapkan budidaya jagung pada lahan kering atau kebun pada musim rendengan. Kemudian pada musim gadu, pertanaman jagung dilanjutkan di lahan sawah. Melalui keunggulan wilayah pegunungan Lembah dan Bukit Desa Harapan sehingga kondisi desa tersebut memperoleh limpahan curah hujan dari sektor timur Kabupaten Soppeng pada musim kemarau. Zona musim dari tapal batas daerah tetangga sangat memengaruhi agroekosistem di LBH.

Pemanfaatan benih unggul bermutu melalui alokasi program bantuan benih pemerintah tahun 2024 menjadi suatu bukti nyata kinerja kesungguhan petani dalam bekerja dan dukungan semua pihak yang terlibat. Adaptasi jagung terhadap kondisi alam LBH sangat sesuai bila diamati dari sisi ekologi dan kontur wilayah tanam. Walaupun perspektif petani mengatakan bahwa masa generatif tanaman jagung termasuk umur dalam, sebagai konsekuensi dari ketinggian tempat budidayanya.

Peran kelompok tani dan anggota petani lainnya sangat intensif dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, khususnya penyediaan pangan golongan serealia, yaitu jagung. Jagung sebagai komoditas strategis nasional selain beras dan kedelai menjadi komoditas fenomenal di kalangan petani.
Ketersediaan benih sumber yang unggul dan bermutu baik dari pemerintah maupun pengadaan swadaya petani sebagai salah satu faktor penentu produksi yang optimal. Dukungan lingkungan tumbuh, penerapan teknologi budidaya maupun sikap petani dalam berusaha tani jagung merupakan upaya penting yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi secara menyeluruh.

Masa panen jagung petani pada musim tanam ini terkadang mendapat tantangan dari sisi harga jual yang kurang menguntungkan. Dampak harga jagung murah, maka petani harus mampu mengadu strategi pasar dengan melakukan pengamanan produksi di tingkat standar gudang penyimpanan hasil panen.Tantangan lain yang dihadapi petani pada masa panen jagung adalah mobilisasi produksi yang bervolume tinggi. Dengan penguasaan lahan tanam yang luas ditambah medan pengangkutan yang berat membuat biaya besar bagi petani. Inilah efek kejut petani yang berbudidaya jagung di Lembah dan Bukit Harapan.

Namun ada satu hal yang menjadi catatan penulis, sebagai faktor pengurang dalam membiayai budidaya jagung di LBH. Kebiasan gotong-royong petani di LBH yang mampu menyelamatkan biaya tanam yang berupah besar. Tradisi menanam bersama komoditas pertanian utamanya di Desa Harapan sudah menjadi kebiasaan masyarakat sejak dahulu. Nilai-nilai luhur gotong-royong oleh para leluhur masyarakat Desa Harapan terus diletastarikan. Penerapannya dilakukan pada setiap bidang kehidupan, tak terkecuali menanam jagung bersama.

Beberapa strategi pengamanan produksi yang bisa menjadi pilihan solusi penyelamat bagi petani dalam menghadapi keberlimpahan hasil panen jagung. Alternatif tersebut bisa dirancang dan dikonsolidasikan sebelum memasuki masa tanam jagung. Rencana ini memang diakui suatu pilihan kerja berat dan harus didasari itikad berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan para petani agar masalah klasik harga anjlok tidak selalu berulang setiap kali musim panen berlangsung dan produksi melimpah. Adapun pilihan upaya yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

  1. Kelompok tani harus berani melakukan contract farming bersama dengan buyer tertentu. Mengutip FAO dalam CNN Indonesia (2023), contract farming atau pertanian kontrak adalah sebagai bentuk kesepakatan di muka atau di awal antara petani dan pembeli. Kedua belah pihak umumnya menyepakati dan ketentuan produksi hingga pemasaran produk pertanian. Kondisi ini biasanya menentukan harga yang harus dibayar kepada petani, kuantitas dan kualitas produk yang disyaratkan atau diminta pembeli, serta waktu pengadaannya. FAO mencatat sistem contract farming sudah ada selama beberapa dekade silam. Belakangan pertanian kontrak semakin diminati di negara-negara berkembang. Bank Dunia (2014) melaporkan bahwa skema contract farming memberikan setidaknya peningkatan pendapatan kotor pertanian sebesar 39%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan petani yang tidak terlibat dalam sistem kontrak. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa contract farming memiliki pengaruh nyata yang signifikan untuk meningkatkan pendapatan petani kecil secara keseluruhan.
  2. Seiring dengan adanya program perluasan areal tanam dan optimasi lahan jagung yang membutuhkan benih jagung yang banyak, maka sistem yang dilakukan untuk memenuhi bahan tanam tersebut maka diperlukan upaya perbanyakan benih sumber melalui kegiatan penangkaran. Kemitraan penangkaran bisa dilakukan oleh kelompok tani bekerja sama dengan korporasi perbenihan nasional atau produsen benih swasta nasional/multinasional untuk memproduksi benih. Melalui pengalaman petani dalam berusaha tani jagung, lebih baik petani memilih upaya perbanyakan benih melalui pola kemitraan bersama korporasi yang tentu saja sudah ada jaminan pasar maupun harga. Komitmen kerja sama pemenuhan produksi telah menjadi jelas untuk dilakukan.
  3. Pengerahan sumber daya lokal yaitu pemberdayaan BUMDES atau gabungan BUMDES antar desa hingga BUMD untuk menjadi off-taker hasil panen
    jagung petani. Peran lembaga tersebut mengokupasi semua hasil panen jagung petani dengan harga standar tertentu. Namun, institusi bisnis desa atau daerah ini sebelumnya harus dilengkapi infrastruktur dan fasilitas yang memadai utamanya SDM pengelola yang qualified dan mampu mengelola core bisnis jagung.

Pengalaman penulis dalam program P3BTP (Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2018-2021 di Barru, di mana program tersebut telah senapas dengan skema contract farming dalam upaya penangkaran benih padi dan jagung. Kegiatan P3BTP melalui tangan Dinas Pertanian di daerah telah memfasilitasi penangkaran jagung dengan pihak korporasi perbenihan nasional. Syarat dan ketentuan berlaku meliputi sistem budidaya intensif dilakukan oleh petani, pemenuhan sarana produksi lengkap oleh pemerintah sebagai penyedia program, serta jaminan harga dan pasar telah ditetapkan oleh off taker dalam hal ini PT. Pertani sebelum merger dan PT. Sangkara.

Dalam pola kemitraan penangkaran, masing-masing pihak berkontrak melakukan kerja sama produksi benih jagung hibrida unggul untuk menjadi bahan tanam selanjutnya setelah melalui processing calon benih. Kegiatan penangkaran bermitra ini, petani akan memperoleh ilmu dan teknologi yang khas tentang perbanyakan benih jagung terutama terkait perlakuan detaseling dan pengetahuan cross polination corn. Sedangkan dari sisi korporasinya memperoleh lokasi binaan kerja sama untuk keberlanjutan usaha penangkaran.

Sistem penyerapan hasil panen jagung di LBH sebaiknya dilakukan terobosan serius. Sistem kontrak penangkaran produksi benih bisa diwujudkan bersama dengan korporasi tertentu maupun penguasaan produksi komersil.Termasuk metode pengangkutan hasil panen petani harus dipikirkan agar kesulitan mobilisasi produksi jagung petani bisa diringankan melalui pembangunan jalan usaha tani. Jika semua upaya tersebut telah dilakukan maka produksi jagung bervarietas NK Andalan 007 yang dirakit dan didesain oleh Syngenta, benar-benar mampu diandalkan dalam program akselerasi dan beradaptasi baik pada kondisi geografis di Lembah dan Bukit Harapan.

Lembah dan Bukit Harapan,19 Juli 2024

*Warga Bengkel Narasi Indonesia, Jakarta.

(Visited 193 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.