Pada suatu hari, ada seorang anak yang bernama Alia, hidup di sebuah keluarga yang sederhana, dan dia bersekolah di Becussi de Baixo, Saat ini dia berada di klas 6, dan tinggal jauh dari sekolahnya yaitu Tasi-tolu, dia selalu terlambat ke sekolah, dia selalu terlambat pada jam pelajaran matematika, dan bolos pada jam pelajaran IPA dan IPS. Dia selalu beralasan bahwa bukunya ketinggalan, Kepada ibu guru untuk bolos, tapi itu benar, para guru tidak percaya.

Dan tibalah pelajaran matematika, Alia terlambat lagi ke sekolah, dan pak guru tanya Alia bahwa, kenapa kamu tak sekolah saja disana supaya dekat? Pak, sejak kecil saya sudah berada di sini, saya juga sudah terbiasa, dan pak guru mengijinkannya untuk mengikuti pelajaran matematika, saat di tengah perjalanan. Alia minta ijin ke toilet, dan ketika di toilet Alia memanggil ibunya, ternyata Alia seorang penakut.

Dan setelah dia pergi ke toilet, ibunya pergi duduk bersama teman-temannya yang orang tuanya juga menunggu mereka, dan bel istirahat pun berbunyi. Dia berlari ke kantin untuk jajan, setelah jajan selesai, Alia masuk kelas dan ketika duduk, Ia sedikit tidak nyaman, ternyata Alia ngompol dan semua, teman-temannya menertawainya.

Dan setelah seminggu kemudian, saat jam pulang Alia tidak dijemput atau dijaga sama ibunya dan dia harus pulang bersama teman-temannya. Saat di tengah jalan, teman Alia yang bernama Cristiana bilang padanya bahwa, seharusnya umurmu sudah bertambah, berarti kamu sudah besar, maka kamu harus ke sekolah sendiri.

Dan Alia menjawabnya, ya tapi kamu kan kaya, kenapa kamu tak belikan aja rumah untukku? Rumah kamu kan dekat sini, biarlah aku jauh dan jalan sendiri dari Tasi-tolu ke Becora itu kamu pikir, di umurku gaya gini sudah bisa jalan sendiri? Yah udah… Kalau kamu nggak mau dengar aku.

Dan pada suatu hari dia ngeledek aku, trus aku lari ke ayah baptisku, dan mengadu kepadanya.
Dan ketika kami balik dari sekolah, ayahku bilang bahwa, nak sikapmu itu tidak menghormati pak guru. Kenapa kamu selalu menangis dan berlari kepadaku? Dasar bodoh. Semenjak itu aku jadi malu terhadap ayah baptisku, setiap kali ayahku menegurku, aku teringat akan kesalahanku.

Dan ketika di tengah semester kedua, ada anak pindahan dari kampung, dia sangat pintar matematika. Anak itu bernama Joel dan pak guru matematika sangat bangga padanya, tetapi aku sangat kesal padanya karena hari demi hari dia semakin membuatku jengkel padanya.

Semester kedua pun lewat dan tiba-tiba aku mendengar bahwa ada teman kami yang meninggal. Ketika kami sehabis berkabung, Kelas kami digabungkan dengan mereka terus tidak ada tempat duduk lagi untuk ku, tapi setelah aku lihat lagi di bangku temanku yang almarhum masih kosong, ya udah aku dudukin aja.

Semester ketiga pun lewat. Akhirnya aku mengambil buku rapor dan aku pikir bahwa mungkin aku tidak lulus, tapi aku lulus dan sekarang baru aku sadar bahwa ocehan orang tua kita ternyata adalah
didikan dan kalian juga jangan lupa, untuk menghargai guru kalian.

Dan terima kasih kepada guru-guruku, yang sudah memberiku kesempatan untuk naik kelas.

Edisi kedua…

(Visited 24 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Alia Silva

Elemen Adolecent KPKers Dili TL, kini duduk di bangku SMP Nicolau Lobato, pengen jadi penulis di masa depan, aktif menulis & mengikuti kursus literasi basic dan belajar bersama para pendiri KPKers TL, special Bu Dev di Dili.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.