Santa Helena, juga dikenal sebagai Helena dari Konstantinopel atau Sta. Helena, adalah tokoh penting dalam sejarah Kristen dan ibu dari Kaisar Romawi Konstantinus Agung. Ia lahir sekitar tahun 246 di Drepanum, Bitinia (sekarang bagian dari Turki).
Helena berasal dari latar belakang yang sederhana dan kemudian menjadi istri atau selir dari Konstantinus Klorus, seorang perwira Romawi yang kemudian menjadi Kaisar Romawi. Setelah putranya, Konstantinus, menjadi kaisar, Helena memainkan peran penting dalam penyebaran agama Kristen di Kekaisaran Romawi.
Pada usia lanjut, Helena memeluk agama Kristen dan sangat berpengaruh dalam kehidupan religius Konstantinus, yang kemudian mengakhiri penganiayaan terhadap umat Kristen melalui Edik Milan pada tahun 313. Santa Helena terkenal karena perjalanannya ke Tanah Suci (sekitar tahun 326-328 SM), di mana ia dikreditkan dengan menemukan relik Salib Suci, yaitu kayu salib di mana Yesus Kristus disalibkan.
Selama perjalanannya, ia juga memerintahkan pembangunan beberapa gereja di tempat-tempat suci, termasuk Gereja Kelahiran di Betlehem dan Gereja Makam Suci di Yerusalem.
Helena dianggap sebagai pelindung bagi arkeolog, penemu benda-benda suci, dan bagi ibu. Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, dan beberapa denominasi Kristen lainnya merayakan peringatannya pada tanggal 18 Agustus. Santa Helena dihormati sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah awal Gereja Kristen karena dedikasinya pada iman dan kontribusinya dalam penyebaran agama Kristen di seluruh Kekaisaran Romawi.
Santa Helena dianggap sebagai pelindung arkeolog karena perannya yang penting dalam menemukan relik-relik Kristen selama perjalanannya ke Tanah Suci. Dalam perjalanan itu, Helena diduga menemukan beberapa benda suci, yang paling terkenal adalah Salib Suci, yaitu salib yang diyakini digunakan dalam penyaliban Yesus Kristus.
Helena juga memerintahkan pembangunan gereja-gereja di lokasi-lokasi suci yang berkaitan dengan kehidupan Yesus, seperti Gereja Kelahiran di Betlehem dan Gereja Makam Suci di Yerusalem. Tindakan Helena dalam mencari, menemukan, dan melestarikan situs-situs suci ini memiliki kemiripan dengan pekerjaan seorang arkeolog modern, yang bertujuan untuk menemukan dan melestarikan peninggalan sejarah yang signifikan.
Oleh karena itu, Santa Helena dihormati sebagai pelindung arkeolog karena kontribusinya yang besar dalam “menggali” dan melestarikan warisan keagamaan dan sejarah yang sangat penting bagi umat Kristen. Perannya ini membuatnya menjadi simbol bagi mereka yang mencari, meneliti, dan menjaga peninggalan masa lalu.
Santa Helena digambarkan sebagai seorang wanita tua yang bijaksana dan penuh semangat, mengenakan jubah kerajaan Romawi dengan warna emas dan merah, serta mahkota di kepalanya yang menunjukkan statusnya sebagai ibu dari Kaisar Konstantinus. Ia memegang salib besar di satu tangan, melambangkan penemuannya atas Salib Suci. Latar belakangnya menunjukkan kota kuno Yerusalem, dengan gereja-gereja yang dibangun atas perintahnya, termasuk Gereja Makam Suci.”
Koin bergambar wajah Santa Helena ada, karena dia adalah sosok yang sangat penting dalam sejarah Kekaisaran Romawi dan Kekristenan. Koin-koin yang menampilkan gambar Helena kemungkinan besar dicetak pada masa pemerintahan putranya, Kaisar Konstantinus Agung, untuk menghormati statusnya sebagai Augusta (gelar kekaisaran yang diberikan kepada ibu kaisar) dan sebagai simbol kekuasaan dan kesucian dinasti Konstantinus.
Beberapa alasan mengapa koin tersebut dibuat:
- Penghormatan terhadap Helena: Helena dihormati oleh putranya dan oleh rakyat sebagai ibu dari kaisar yang membawa perubahan besar dalam sejarah Romawi, terutama dengan mendukung agama Kristen. Dengan mencetak koin bergambar Helena, Konstantinus mengabadikan citra ibunya dan memperkuat hubungan dinasti dengan keyakinan Kristen.
- Pengaruh Politik dan Religius: Helena memiliki pengaruh besar dalam kehidupan religius Konstantinus dan peran aktifnya dalam penyebaran Kristen. Koin-koin ini mungkin juga dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen kekaisaranya.
Edisi 18 agustus 2024