Hari itu, Minggu, 8 Desember 2024, suasana di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong dan Makau begitu semarak. Dalam rangkaian acara bertajuk “Pertemuan dengan WNI/PMI dan Diaspora Indonesia terkait Isu-isu Perlindungan WNI/PMI, Ketenagakerjaan, dan Rencana Kegiatan Tahun 2025,” para hadirin tampak antusias mengikuti diskusi dan agenda yang disusun dengan cermat. Saya pun hadir dengan harapan dapat memperluas wawasan sekaligus membangun jaringan baru.
Setelah sesi makan siang, suasana lebih santai, menciptakan peluang untuk menjalin komunikasi yang lebih personal. Di sela-sela keramaian, saya merasakan dorongan untuk memperkenalkan karya pertama saya, sebuah buku sederhana berjudul “Kata Doa Cinta.” Buku itu telah saya siapkan dengan harapan dapat menjadi jembatan untuk memulai percakapan.
Salah satu sosok yang menarik perhatian saya adalah Ibu Nathalia Widjaja, seorang tokoh diaspora yang saya kenal namanya dari beberapa komunitas. Dengan langkah penuh keyakinan, meskipun hati berdebar, saya menghampiri beliau sambil menggenggam buku itu di tangan.
“Maaf Ibu, bolehkah kita kenalan?” tanyaku membuka percakapan.
Wajahnya langsung menyambut dengan senyum hangat. “Oh, tentu saja! Dengan senang hati,” jawabnya dengan nada yang membuat suasana langsung cair.
Saya mengulurkan buku saya dan berkata, “Ini adalah buku pertama saya, Bu. Judulnya ‘Kata Doa Cinta.’ Saya ingin memberikan ini sebagai kenang-kenangan. Semoga Ibu berkenan membacanya.”
Seketika, raut wajahnya memancarkan antusiasme. “Wah, judulnya indah sekali, dan covernya keren! Terima kasih, saya pasti akan segera membacanya,” ujarnya. Beliau bahkan menunjukkan buku itu kepada Pak Wily, seorang kolega yang berdiri di sampingnya. Keduanya memandangi buku saya sambil tersenyum, dan momen itu menjadi kebanggaan kecil bagi saya.
Merasa bahwa ini adalah kesempatan langka, saya meminta izin untuk berfoto bersama. Beliau dengan ramah mengiyakan, dan kami pun berfoto dengan penuh kehangatan. Di sela-sela percakapan, beliau memberikan nasihat yang begitu menyentuh. “Menulis adalah terapi yang sangat bagus. Tetap semangat, Bu Sarmini,” katanya, memberikan dorongan yang saya butuhkan sebagai penulis pemula.
Tak berhenti di situ, Ibu Nathalia menanyakan apakah saya sudah mengenal Ibu Evi dari Rumah Baca Kunanta, sebuah komunitas literasi yang ia rekomendasikan dengan penuh antusias. Ketika saya menjawab belum, beliau menawarkan untuk memperkenalkan saya kepada komunitas tersebut.
Saat percakapan kami semakin hangat, saya memberanikan diri untuk menyampaikan rencana memasukkan profil beliau dalam buku kedua saya. Tanpa ragu, beliau menyambut dengan ramah. “Dengan senang hati, Ibu bisa memasukkan profil saya ke dalam buku Ibu yang berikutnya,” katanya.
Ibu Nathalia adalah figur inspiratif dalam komunitas diaspora Indonesia. Beliau menjabat sebagai:
- Vice President IDN Global Divisi Pekerja Migran.
- Presiden IDN Global Chapter Hong Kong-Makau.
- Founder Peduli Kasih Hong Kong, sebuah NGO yang berfokus pada layanan kesehatan holistik di bawah naungan pemerintah Hong Kong.
IDN Global sendiri adalah organisasi non-pemerintah yang berdiri 12 tahun lalu di Los Angeles dan kini berpusat di Jakarta. Dengan lebih dari 40 cabang di seluruh dunia, misinya adalah menghubungkan diaspora Indonesia di berbagai negara. Informasi lebih lanjut tentang IDN Global dapat diakses melalui diasporaindonesia.org.
Sementara itu, Peduli Kasih Hong Kong adalah wadah yang memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia di Hong Kong, sebuah misi yang mulia dan berdampak nyata. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di akun Facebook mereka: Peduli Kasih HK.
Pertemuan dengan Ibu Nathalia tidak hanya memberikan semangat baru, tetapi juga memperluas pandangan saya tentang bagaimana kontribusi dapat diberikan dari mana saja. Dukungan beliau, baik melalui kata-kata maupun tindakannya, menjadi inspirasi besar bagi saya untuk terus berkarya dan membangun jejaring yang lebih luas.
Hari itu, saya pulang dengan hati penuh rasa syukur dan tekad untuk melangkah lebih jauh. Saya berharap, suatu saat nanti, saya juga dapat memberikan dampak positif bagi orang lain sebagaimana yang telah Ibu Nathalia lakukan. Pertemuan ini adalah pengingat bahwa kolaborasi dan kebaikan hati selalu membuka jalan menuju hal-hal luar biasa.
Inspiration from Meeting with Nathalia Widjaja
That day, Sunday, December 8, 2024, the atmosphere at the Consulate General of the Republic of Indonesia (KJRI) Hong Kong and Macau was so lively. In a series of events entitled “Meeting with Indonesian Citizens/Indonesian Migrant Workers and the Indonesian Diaspora regarding Issues of Protection of Indonesian Citizens/Indonesian Migrant Workers, Employment, and the 2025 Activity Plan,” the attendees seemed enthusiastic about following the discussion and the carefully prepared agenda. I also attended with the hope of broadening my horizons and building new networks.
After the lunch session, the atmosphere was more relaxed, creating opportunities for more personal communication. In the midst of the crowd, I felt the urge to introduce my first work, a simple book entitled “Kata Doa Cinta.” I had prepared the book with the hope that it could be a bridge to start a conversation.
One of the figures who caught my attention was Mrs. Nathalia Widjaja, a diaspora figure whose name I knew from several communities. With confident steps, even though my heart was pounding, I approached her while holding the book in my hand.
“Excuse me, ma’am, may we get to know each other?” I asked to start a conversation.
Her face immediately greeted me with a warm smile. “Oh, of course! With pleasure,” she answered in a tone that immediately relaxed the atmosphere.
I held out my book and said, “This is my first book, ma’am. The title is ‘Kata Doa Cinta.’ I want to give this as a souvenir. I hope you will read it.”
Instantly, her expression radiated enthusiasm. “Wow, the title is beautiful, and the cover is cool! Thank you, I will definitely read it soon,” she said. She even showed the book to Mr. Wily, a colleague who was standing next to her. Both of them looked at my book with smiles, and that moment became a small pride for me.
Feeling that this was a rare opportunity, I asked permission to take a photo together. She kindly agreed, and we took a photo with great warmth. In between conversations, she gave very touching advice. “Writing is a great therapy. Keep up the spirit, Mrs. Sarmini,” she said, giving me the encouragement I needed as a budding writer.
It didn’t stop there, Mrs. Nathalia asked if I knew Mrs. Evi from Rumah Baca Kunanta, a literacy community she enthusiastically recommended. When I said no, she offered to introduce me to the community.
As our conversation warmed up, I dared to convey my plan to include her profile in my second book. Without hesitation, she welcomed it warmly. “I would be happy to include my profile in your next book,” she said.
Mrs. Nathalia is an inspiring figure in the Indonesian diaspora community. She serves as:
- Vice President of IDN Global Migrant Workers Division.
- President of IDN Global Hong Kong-Macau Chapter.
- Founder of Peduli Kasih Hong Kong, an NGO that focuses on holistic health services under the auspices of the Hong Kong government.
IDN Global itself is a non-governmental organization that was founded 12 years ago in Los Angeles and is now headquartered in Jakarta. With more than 40 branches worldwide, its mission is to connect the Indonesian diaspora in various countries. More information about IDN Global can be accessed through diasporaindonesia.org.
Meanwhile, Peduli Kasih Hong Kong is a forum that provides health services for the Indonesian community in Hong Kong, a noble mission that has a real impact. More information can be found on their Facebook account: Peduli Kasih HK.
The meeting with Mrs. Nathalia not only gave me new enthusiasm, but also broadened my perspective on how contributions can be made from anywhere. Her support, both through words and actions, was a great inspiration for me to continue working and building a wider network.
That day, I went home with a heart full of gratitude and determination to go further. I hope that someday, I can also make a positive impact on others as Ibu Nathalia has done. This meeting is a reminder that collaboration and kindness always pave the way to extraordinary things.