Barkah dan 4 rekannya sedang menikmati suasana café yang cukup nyaman, di suatu siang di akhir pekan. Tiba-tiba mata mereka tertuju pada sosok salah satu pelayan café yang mondar-mandir mengantarkan makanan dan minuman. Pelayan itu, dengan busana mayoritas hitam, terlihat manis. Namun sayang, setelah sekian lama diperhatikan, tak sedikit pun senyuman hadir di bibirnya. Sikapnya, kaku dan dingin.
Seolah komputer, tugasnya Cuma 2, yaitu mengantar pesanan, dan merapikan meja yang sudah ditinggalkan. Dia melakukan tugas itu dengan mimik serius. Tatapan tajam ke sana kemari melihat alat makan di atas meja yang sudah ditinggalkan tamu. Setiap mengantarkan makanan, dia menyebut nama tamu dengan muka datar, setengah berteriak agar suaranya bisa kedengaran oleh tamu yang dituju hanya dengan sekali panggil. Dan itu selalu berhasil.
Tiba-tiba sifat usil Barkah kambuh untuk menggoda si pelayan yang dingin itu. Dia melihat salah satu temannaya sudah selesai makan, lalu memanggil pelayan itu: Dek, silakan angkat piring ini, sudah selesai. Ketika pelayan datang, Barkah langsung melanjutkan: Manisnya kamu dek. Pelayan itu menggerakkan bibirnya sedikit, tersenyum, 2 detik lalu senyum itu hilang, dan berlalu membawa piring. Kepada temannya, Barkah berucap: saya mencoba berbuat baik membuat dia tersenyum, sebagai pahala jariyah dan tabungan amal ibadah untuk di akhirat nanti. Mereka tersenyum.
Gate 8, Bandara Halim Perdanakusuma, 12 April 2025