Sesungguhnya setiap masyarakat memiliki alasan bagaimana ia memberi apresiasi kepada para lider di sebuah negara. Banyak orang terus mencari titik kelemahan dan kelebihan, tanpa menyadari apa tujuan sesungguhnya sebuah perjuangan yang diraihnya.
Kita tidak berbicara atau tidak menulis siapa yang benar dan siapa yang salah dalam suatu negara. Akan tetapi kita cukup berpikir jernih untuk terus memperbaiki dari yang salah menjadi benar dan meningkatkan yang benar menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Setiap lider memiliki kesempatan untuk berpikir dan bertindak dan sebagai generasi muda, saya justru berpikir kritis sebelum berargumen. Mengapa demikian? Karena banyak fakta bahwa dengan bahu membahu pembangunan di Timor-Leste sudah berjalan sejak awal kita meraih kemerdekaan hingga detik ini. Banyak orang fokus pada media sosial tanpa berpikir bagaimana seharusnya kita berkontribusi agar pembangunan bisa berjalan lancar hingga target waktu.
Tentu tidak tolak ukur sebuah kesuksesan dalam membangun negara tidak di lihat secara detail apakah lider itu bisa atau tidak, namun sejujurnya mereka semua bisa tanpa kita harus berperspektif mengidolakan satu mengesampingkan yang lain, apabila kita sadar bahwa kita adalah generasi muda TL.
Saya secara pribadi memberikan apresiasi kepada semua lider nasional baik yang sudah tiada atau yang masih ada hingga masih terus berpartisipasi dalam era pembangunan, karena menurut saya sudah cukup kita mengklaim atau membedahkan karena persatuan yang dibutuhkan untuk kepentingan masyarakat.
Jika ada kesalahan fatal terjadi di era pembangunan maka kita harus terus mengintrospeksi diri masing-masing agar saling bahu-membahu untuk membangun negara yang kita cintai yakni Timor-Leste.
Semakin hari di era digitalisasi seharusnya kita semakin bersyukur karena di era ini kita di tuntut untuk menyumbangkan ide kita demi partisipasi kita dalam membangun negara kita dari berbagai aspek. Secara pribadi saya bisa melihat skala kehidupan masyakat umum di mana kita telah memilih kehidupan sesuai dengan arus perjuangan para lider kita dahulu.
Di mana banyak masyarakat yang ingin membangun negara ini dengan memilih tetap tinggal di negara yang kita cintai Timor-Leste, ada juga masyarakat yang memilih ingin hidup dan menetap di luar negari karena melihat kondisi lapangan kerja yang belum maksimal, ada juga yang ingin melanjutkan sekolah di dalam negeri maupun diluar negeri, entah itu beasiswa atau di tanggung oleh keluarganya masing-masing semua tentu ada tujuan baik bagi negara kita.
Seperti dahulu kala ada lider-lider yang harus bekerja keras menjaling hubungan komunikasi yang baik dan efisien dengan negara lain, demi masa depan negeri yang kita cintai atau diplomat, ada juga kaum klandistin dan ada juga para pejuang permanent yakni FALINTIL dan sekarang pun kita tidak keluar dari arus perjuangan itu di era pembangunan.
Jadi secara pribadi tentu masing-masing individu berhak memberi apresiasi kepada lider di era demokrasi adalah wajar karena pada citranya sebagai negara Demokrasi pasti ada ya dan tidak, karena masing-masing masyarakat memiliki pandangan sendiri untuk era pembangunan yang adil dan makmur bagi semua orang.
Saya memberi apresiasi karena saya sadar bahwa setiap perjuangan dalam kompetisi ide untuk membangun sebuah negara tidaklah mudah, seperti kita membalik telapak tangan karena butuh energi mulai dari megelola ide, karakter untuk menghadapi segala situasi dalam suatu negara.
Pembangunan tidak akan berjalan apabila tidak ada juga pro dan kontra ide, maka tentu sebagai generasi penerus kita harus memberikan apresiasi karena yang membangun juga membutuhkan ide cemerlang, agar jangan berdampak buruk di masa depan, apabila pembangunan demi peningkatan skala umum di suatu negara.
Saya secara pribadi sangat bersyukur karena masih mendapat kesempatan untuk hidup dan menetap di negeri tercinta Timor-Leste, karena aspek cinta kita tidak harus mendapatkan oportunitas sebagai pemimpin. Namun cukup menjadi rakyat biasa agar turut menyumbangkan ide, demi pembangunan di era digitalisasi.
Kesadaran diri sebagai masyarakat adalah tuntutan bukan tantangan dan tentu sebagai penerus ingin memulai sesuatu dari hal kecil akan berdampak pada hal besar seperti ide cemerlang para pejuang dulu.
Hanya kita perlu memberikan apresiasi kepada lider, bukan satu dua orang akan tetapi semua lider karena kontribusi ide, kini kita telah menikmati hasil perjuangan di era kemerdekaan hingga melanjutkan ke era pembangunan.
Tentu banyak hal yang perlu kita waspadai yakni tetap saling menghargai satu sama lain layaknya anak-anak bangsa Timor- Leste.
Pembangunan akan berjalan dengan baik apabila kita saling memberi perhatian satu sama lain, saling menegur satu sama lain, agar di masa depan tidak ada efek atau dampak negatif bagi generasi berikutnya.
Tentu apresiasi saya bukan hanya kepada satu lider, melainkan kepada semua lider yang ada di negara ini, dimana sejak dini meeka semua sudah berkomitmen dan berkontribusi ide hingga kemerdekaan ini terwujud sesuai dengan harapan banyak orang.
Tidak ada yang tidak mungkin karena saya sadar apabila sebuah perjuangan berujung pada kemerdekaan tentu saja setiap pembangunan akan berujung kesuksesan demi masa depan anak & cucu karena itulah kita tentu merasa bahwa setiap ide pro dan kontra di era pembangunan sangat baik, karena yang menegur justru turut bersifat membangun agar pembangunan bisa berjalan sesuai dengan harapan setiap masyarakat di masa depan karena negara Timor-Leste merupakan negara demokrasi.
Ekspekulasi setiap masyarakat tidak akan sama, namun pada tujuan akhir tentu semua ingin yang terbaik adalah kepentingan masyarakat karena negara ini terbentuk oleh masyarakat, untuk masyarakat. Jadi apresiasi setiap individu itu berbeda-beda begitu juga aku adalah salah satu warga masyarakat yang ingin memberikan apresiasi pribadiku pada semua lider di Timor-Leste.
Baik tua maupun muda karena mereka sama-sama memiliki naluri perjuangan bagi kemerdekaan negara tercinta Timor-Leste meskipun memiliki pandangan yang berbeda demi sebuah pembangun itu adalah pandangan positif, citranya manusia yang ada di suatu negara.
Aku bahkan memberikan apresiasi kepada lider kharismatik Kay Rala Xanana Gusmao karena selain dari cara berpikir bahkan sebagai pemimpin, beliau juga di usia yang tak lagi muda masih aktif berkarya karena memiliki tujuan mulia di negara Timor-Leste.
Spekulasi dari kacamata politik tentu menjadi seorang pemimpin, apalagi lider kharismatik ada yang suka dan ada yang tidak, tapi secara nyata beliau memiliki jiwa berlian di bumi Timor-Leste.
Mengapa aku duduk dan berpikir demikian, lalu aku mengungkapkan semua lewat rangkaian kata melalui tulisan? Karena banyak yang selalu menjadikan media sosial sebagai alat mengungkapkan kebenaran tapi jarang membenarkan yang benar untuk tetap mengakui bahwa Bapak Kay Rala Xanana Gusmao seorang lider kharismatik yang tetaplah beliau yang sekarang.
Fisik yang menua, tapi jiwanya selalu muda dan ada bagi generasi mudanya bahkan ngerinya adalah sebuah spekulasi nyata yang selama ini aku pantau secara diam-diam.
Jika kita generasi penerus bangsa kita bukan mengklaim apa yang sedang terjadi tapi memberikan solusi bahwa yang salah adalah salah, dan yang benar adalah benar, karena itu menggunakan media sosial dengan ID palsu, terus mengumbarkan yang sudah berlalu, sejujurnya itu bukan solusi.
Kebanggaan itu ada ketika seorang generasi dengan terang-terangan memberikan ide dan pemahaman lewat media sosial dengam jati diri nyata adalah sebuah hal yang butuh diberikan apresiasi secara nyata dengan penuh energi.
Setiap pemimpin memiliki kharisma tersendiri dari filosofi, visi, misi untuk mencapai tujuan dengan pemikiran, karakter yang berbeda karena semua itu keinginan jiwa yang terdampar dalam raga.
Semua manusia pola pikirnya tidak sama, maka semua lider juga memiliki cara berpikir yang berbeda untuk negaranya, apabila sebuah negara ada pihak-pihak tertentu yang selalu menyalahgunakan kehebatan seorang lider, tentu akan memicu spekulasi dari generasi lain yang tidak butuh pemanjaan.
Jjadi apapun itu bentuk apresiasi aku tetap bangga terhadap semua lider-lider politikku, serta para pemuda yang dulu bejuang membela negara ini hingga mencapai puncak kemerdekaan, karena dulu dan sekarang tetap memiliki tujuan bahkan memiliki pemikiran yang sama untuk negara dan masyarakatnya, melalui upaya di masa perjuangan hingga meraih kemerdekaan.
******
By Bu Dev’1125