Judul: Invasaun Boot iha Timor Lorosa’e
Penulis: Manuel de Jesus Pinto
Penyunting: —
Penerbit: PENERBIT IDIOMA
Tahun : 2013
Tempat: Malang
Jumlah Halaman: 246
Ukuran: 20 x 15 cm
ISBN : —
Buku ini mengisahkan perjuangan panjang rakyat Timor Leste, yang melewati masa kritisnya di kala menghadapi invasi besar-besaran dari Militer Indonesia, pada tanggal 7 desember 1975, seminggu setelah Timor Leste menyatakan kemerdekaannya secara sepihak oleh partai FRETILIN, dari partai lainnya UDT menuntut bahwa mereka bergantung pada prinsip gereja Katolik dan berjuang menentang ideology aliran kiri (marxis leninisme/ajaran komunisme).
Maka Amerika menyuruh Militer Indonesia untuk menginvasi TL, dengan tujuan untuk membasmi ideologi aliran kiri yang diadopsi oleh partai FRETILIN ini. Berkaitan dengan ini maka Portugal mendeklarasikan tentang minyak dan gas di laut Timor sampai ke lini media (Medium Line) berdasarkan konvensi Swiss (Jenebra), pada tahun 1958 mereka telah meratifikasi. Setelah 24 tahun menduduki bumi Lorosa’e, tetapi jiwa masyarakat ini tidak pernah menyatu dengan ajaran pancasila Indonesia.
Sehingga akhirnya semua pihak berkomitmen untuk membuat kesepakatan 5 mei 1999 Tripartit antara Portugal, Indonesia dan PBB lalu mengadakan Konsulta Popular (Referendum) di Timor Leste, pada tanggal 30 agustus 1999 oleh PBB. Dan Paskah Referendum, para pro-otonomi (Milisi) membumihanguskan TL, lalu INTERFET datang mengintervensi, dan Misi PBB UNTAET dilanjutkan dengan pemerintahan transisi, lalu diserahkan ke pemerintahan baru TL pada tanggal 20 mei 2002, dengan presiden pertamanya adalah Xanana Gusmao,dan Perdana Menterinya Mari Alkatiri, karena partai yang menang adalah FRETILIN.
Selain itu buku ini juga sangat penting bagi para mahasiswa, para pemuda, guru, lider keagamaan, NGO dan semua lapisan masyarakat, special pada seluruh lapisan masyarakat, supaya membaca buku ini, karena sejarah yang merupakan fakta kehidupan bagi pengembangan sumber daya manusia Timor Leste. Aktor buku ini yakin bahwa penulisan sejarah ini jadi mitra yang baik bagi semua orang, dan juga sebagai saksi bagi pembagunan pendidikan, karena sejarah merupakan pondasi dan cahaya bagi pembangunan nasional di teritori Timor Leste.
Melalui buku ini, sai mau supaya semua orang membaca dan mengerti tentang invasi besar militer Indonesia di Timor Leste, melalui doktrin budaya patrilinieal dan matrilineal yang jadi cahaya dan penuntun jalan bagi kehidupan semua orang. Jika ketika kita tidak tahu sejarah kita, maka kita akan melakukan kesalahan dua kali. Sehingga buku ini akan menunjukkan fakta dan menyatakan kebenaran bagi kita semua untuk mendirikan persatuan nasional melalui CAVR dan berjalan bersama menuju masa depan yang gemilang.
Buku terbagi atas sepuluh bab yakni:
Bab pertama: Invasi Besar di Timor Leste
Bab kedua: Misi Gereja Katolik
Bab ketiga: Pertahanan dan Klandestin
Bab keempat: Timor Leste Terbuka Bagi Dunia Internasional
Bab kelima: Kesepakatan AEITD dan Tripartite
Bab keenam: Peranan Organisasi PBB
Bab ketujuh: Administrasi Transisi PBB
Bab kedelapan: Pertahanan dan Keamanan Timor Leste
Bab kesembilan: Melupakan Masa Lalu dan Melihat Masa Depan
Bab kesepuluh: Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Pada bagian terakhir berisi dengan AKRONIMU, yang mendefinisikan istilah-isitilah atau singkatan-singkatan yang terdapat dalam buku ini. Referensinya dari 23 narasumber, dari Internet dan Media Transmisi dan Percetakan. Buku ini berbahasa lokal Tetum, jadi memudahkan bagi para pribumi Timor Leste untuk membaca dan memahami isinya, karena menceritakan tentang kejadian-kejadian dan fakta-fakta sejarah Timor Leste yang takkan pernah terlupakan oleh anak cucu kita.
Buku ini berukuran 20 x 15 cm, tebalnya 246 halaman, diterbitkan Alta Pustaka, Jl. Bromo Malang 65112, dan diterbitkan pada tahun 2013.
Oleh Aldo Jlm’24