Karya Dev Seixas 25

Akhirnya tak menduga tiba-tiba usai beberapa minggu berlalu Yano kembali hadir ke office pada jam yang sama. Selamat sore Art. Tumben tiba-tiba hadir? Emang tidak kuliah? Hmm baru mau kuliah; dengan senang hati ke rumahku malahan di teriakin bahkan dicaci maki oleh istri. Sabar dong masa istri teriak lu langsung kemari bukanya menghibur, ujar Art.

Art kamu tidak mengerti aku Art, dia memaki aku seperti anak kecil. Ya selesaikan masalah rumah tanggamu dong, kok lapor lagi ke aku Yano, kata Art lagi.

Aku benci hidup dalam situasi seperti itu, aku benci Art, orang itu tidak paham sekali apa yang kita inginkan dalam hidup Art. Urusan kamu Yano aku bukan siapa-siapa kamu juga, sahut Art dengan santai.
Art aku ingin lanjut kuliah aku tidak mau orang terus mengusik kehidupanku, harusnya dia istriku dia lebih paham Art.

Mana aku tahu, lagian aku ini orang yang mandiri, jadi aku tidak tahu bumbu-bumbu rumah tangga harmonis karena aku biasanya pakai formula end Yano. Hmmm okey aku tidak mau bahas lagi jadi aku minta latihan ketik Art. Ok Yano, Leptop ada di atas meja kerja jadi belajar sendiri, jawab Art. Kasih tahu dulu dong cara buka lep kayak gimana. soalnya aku tidak tahu nhii. Sambil berkata demikian Yano pun masuk ke ruangan Art, di mana Art memberikan saran agar jangan berisik kalau lagi kerja. Art lalu mohon untuk istirahat sebentar. Yano pun fokus melatih dirinya di ruang kerja.

Art yang memang tidak jaga lagi perasaan tiba-tiba saja haus, jadi terbangun sebentar untuk minum air putih biar istrahat kembali. Yanopun fokus latihan bagaimana cara mengetik yang baik. Pada akhirnya Art berlalu dan masuk ke dalam kamar sambil bersiul-siul.

Ia tak peduli lagi Yano mau pulang jam berapa atau mau tidur sekalian, karena hidup ada yang ngatur bukan aku yang harus mengatur kehidupan orang lain, yang toh nantinya sudah sukses mereka akan lupakan kita dalam hitungan detik.

Art masuk ke kamar sambil terbaring di kasur memikirkan bagaimana perasaannya benar-benar telah tiada buat Yano. Keputusan Art sudah bulat jadi apapun yang Art lakukan bukan hanya kebaikan Art semata melainkan kebaikan Yano juga.

Art merasa jika perasaan yang Yano berikan lewat tindakan dan karakter Yano, hanyalah bagian dari drama kehidupan yang tidak berdasarkan cinta.

Mungkin saja balasan atas tindakan mantan suamiku pada wanita lain di luar sana, mengapa aku harus benar-benar mencintai Yano? Jika ia benaran cinta apa simbol cintanya, apakah ketika usai menikah ia datang lagi untuk bercumbu mesra itu? Bukan itu bukan simbol melainkan objek drama sesungguhnya.
Yano sudah jujur jika ia tidak tamat SMA untuk apa aku megorbankan sisa kebahagianku dengan pria yang salah lagi?

Aku tahu ia tidak setia sama istrinya sama seperti yang mantan suamiku lakukan dengan wanita lain di luar sana, mengapa aku harus berharap lebih? Art bingung. Terus bepikir, Art ketiduran karena ia terlalu capek. Tiba-tiba Art terbangun dan berjalan sejenak ia tak melihat’ lagi Yano. Motor Yano masih di luar. Hmmm kemana Yano. Tak menduga Yano tiba-tiba datang dari arah belakang dimana Art berdiri.

Tanpa berkata Yano langsung memeluk erat tubuh Art sambil berkata, “I Love You Art very very love you.” Art wajahnya kembali memerah sambil mendorong tubuh Yano dan berkata, jika berlatih sudah selesai please pulanglah ke rumahmu, karena sudah malam istri dan anak-anakmu pasti menunggumu.

Yano jengkel, tanpa berkata-kata ia langsung melangkah ke arah Art dan mengecup kening Art sambil berkata kamu juga istriku Art, camkanlah itu. Aku bukan siapa-siapanya kamu, please lepaskan aku Yano. Dengan tegas Yano mencurahkan air mata sambil memeluk erat tubuh sexy yang dimiliki Art.

Art kamu bisa bohongi orang lain tapi bukan aku Yano. Aku tahu kamu mencintai aku lebih dari segalanya termasuk mantan suami kamu kenapa kamu masih harus membohongi perasaanmu yang sesungguhnya? Tanya Yano sambil berlinan air mata. Art aku tulus mencintaimu, ujar Yano. Art langsung melepaskan diri dari pelukan Yano dan mengusir Yano.

Yano tetap saja berdiri tanpa mundur satu langkahpun. Yano aku mohon lepaskan aku dari pikiran juga perasaamu, karena aku ingin kamu balik lagi ke istri dan anak-anakmu Yano. Tidak Art, ingat aku tidak akan melepaskan kamu dan akan terus mencari keberadaan kamu entah apapun yang terjadi.

Art lima tahun bukan waktu yang singkat. Kita sudah berhubungan lima tahun tanpa izin siapa-siapa karena kita saling menyukai sejak awal berkomunikasi lewat internet hingga kita bertemu empat mata dan rela melewati semuanya Art, jadi jangan menyakiti perasaanku Art, karena aku juga manusia.

Ya siapa yang bilang anda bintang, ujar Art berdiri menjauh. Jika kamu sadar kamu manusia bukan binatang berarti kamu harus sadar dong, kalau kamu memiliki akal sehat, terus mengapa tidak pernah menerima nasehatku?

Yano makin geram, wajahnya makin memerah tanpa berkata yang langsung melangkah ke arah Art, kamu bilang apa? Ayo rasakan apa yang kamu katakan Art. Tanpa berpikir Yano benar-benar membuktikan cintanya lewat pelukan mesra sambil mengecup bibir Art dan berkata, stop menghina aku Art.

Terus mendekap erat tubuh Art, air mata Yano pun mengalir deras di pipi Yano dan membasahi tubuh Art. Art dengarlah isi hatimu, kamu juga mencintai aku Art, kamu bahkan tahu aku begitu mencintaimu.
Kenapa kita baru sesali Art, sedangkan hubungan kita bukan baru kali ini dalam detik ini tapi kita sudah menjalin hubungan special Art, selama lima tahun dan kamu pikir aku hanya akan diam? Tidak. Ciuman Yano langsung menempel di bibir sexy Art, membuat Art hanya ikutan menangis’.

Diam dan mari masuk kembali ke dunia yang kita bangun Art jangan berisik Art, I Love You, Art ingat ya aku tidak akan melepaskan kamu sampai ajal menjemput satu di antara kita, ingat kata-kata itu.

Tentu suatu rasa yang benar-benar membuat Art makin terpojok. Apakah hal ini yang ditaburi mantan suamiku di luar sana? Mengapa aku yang harus memetik hasil? Apakah karena dalam religi katolik setiap hubungan perkawinan akan menyatukan dua insan menjadi satu akhirnya aku harus menerima konsikuensiku ini? Pikir Art dalam hati.

Tidak semua yang kita rencanakan adalah proses pilihan mutlak, pikiran Art makin kacau. Yano tak berpikir lagi, ia langsung memeluknya tanpa merasa ada batasan antara mereka. Art buang jauh-jauh pikiranmu Art, tentang mengakhiri hubungan kita karena itu tidak akan terjadi.

Tidak tahu entah mengapa setiap rasa jengkel muncul di benak Art tiba-tiba Art merasa rindu sama Yano tapi ketika Yano datang, justru Art makin membencinya. Tanpa berpikir ia langsung melepaskan dekapan Yano, please berhenti memeluk aku dan segeralah pulang.

Tanpa berkata atau menjawab perkataan Art , Yano tetap saja mendekap erat sambil mencium kening Art. Tidak Art itu tidak akan terjadi sepihak. Akhirnya terjadi lagi relasi intim tanpa sebuah alasan yang pasti. Usai semua terjadi Art memohon Yano untuk segera pulang. Yano terus mengincar Art dan tak ingin kehilangannya, Art meskipun relasi mereka bukan relasi publik.

Banyak orang mengira jika relasi yang baik adalah relasi yang diakui menurut aturan publik, namun Yano dan Art tidak peduli kala pertemuan awal karena mereka sama-sama saling menyukai satu sama lain.

Hanya perhatian Yano membuat Art makin sadar, mungkin saja itu adalah hasil tanaman suaminya di luar dugaan yang sedang yang petik.

bersambung….

(Visited 6 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.