Dili,12 April 2025, Devinarti Seixas mengatakan bahwa, Ia bangga mendirikan Komunitas Penulis Kreatif (KPKers) Timor-Leste dengan modal Jiwa Nasionalisme. Pada usia KPKers dalam kegiatan membudayakan kultur literasi bagi praktisi di Timor-Leste.
Aku merasa telah membangun sesuatu, kita tidak harus memiliki tabungan yang cukup, atau jaminan harta kekayaan, karena aku pernah diberi kesempatan untuk kaya tapi itu mungkin saja pilihanku, tapi menurut takdir Tuhan, bagi misi aku ternyata bukan diciptakan untuk kaya. melainkan untuk berbagai. Jadi aku konsisten menjalankan filosofi, visi, misi agar mampu mencapai tujuan KPKers yang sesungguhnya.
Komunitas penulis kreatif (KPKers) Timor-Leste mungkin bisa dikatakan sudah tujuh tahun berdiri, tapi masih CBO, karena aku tidak mau mendidik gerenasi dengan kuantitas uang, melainkan aku ingin mendidik mereka dengan ikhlas agar mereka paham apa perbedaan antara kualitas dan kuantitasnya dari literasi dasar hingga literasi yang lain.

Mengapa demikian, karena ketika kita membangun sesuatu, sama halnya seperti kehidupan, kalau berikan gula lebih dulu, ketika gula habis tentu semut-semut itu akan hilang dalam hitungan detik. Namun ketika kita mendidik serta menerima mereka tanpa jaminan kuantitas maka saya pikir kita telah mendidik generasi muda kita agar mampu mengukur kemampuan masing-masing untuk bisa jadi generasi berkualitas bagi Timor-Leste, kelak Ia dengan jiwa nasionalisme saja cukup.
Jika jiwa ini tidak ada, dan yang ada hanya target kuantitas, orang tidak akan bertahan dan saya belajar membangun KPKers, tanpa satu Sen pun hingga KPKers Timor-Leste masih tetap eksis dalam program membudayakan kultur literasi bagi praktisi yang tergantung pada KPKers Timor-Leste.
Dulu ketika saya mendirikannya, berdasarkan rekomendasi oleh KPKers Pusat yakni Ir. Jumari Haryadi, karena berkat tulisan saya ketika bergabung dengan Komunitas Penulis Kreatif KPKers pusat lewat on-line, dan saya berpikir yang mahal bukan modal, melainkan kepercayaan. Saya juga tidak berani awal mula tapi sebagai generasi bangsa mengapa takut, akhirnya saya menerima kepercayaan melalui rekomendasi oleh beliau.
Ada pesan yang masih saya ingat yakni, ketika itu jujur saya tidak memiliki apa-apa bahkan uang. Tapi Ir J. Haryadi menguatkan saya dengan pesan bahwa, “Dev melakukan sesuatu untuk negaramu jangan utamakan uang terlebih dahulu, karena uang akan datang dengan sendiriannya, apabila visi dan misinya sukses dan butuh jiwa nasionalisme dan jangan pantang menyerah“,tutur beliau.
Pada hari itu saya mendapatkan lampu hijau untuk terus giat meskipun ada beberapa tantangan di tengah perjalanan, tapi bagi saya itu tidak terlalu penting. Pada akhirnya di tahun awal bermula dari empat orang anak kecil, melalui Literasi Basic akhirnya banyak anak-anak lainnya, mulai datang dan ingin belajar bersama di Kampung Bekusi Bawah, Desa Becora, Sub-Distrik Cristo-Rei, Distrik Dili, Timor-Leste.
Seiring berjalanya waktu, KPKers Timor-Leste mendapatkan kepercayaan dari KBRI, untuk melanjutkan visi dan misinya di Pusat Pudaya Indonesia khususnya di ruangan DEMAK lantai 1 selama 6 tahun. Selain itu KPKers juga mengembangkan program di beberapa Asrama Yatim Piatu di Kota Dili.
Kini KPKers Timor-Leste bukan lagi memiliki satu dua praktisi melainkan sudah ratusan praktisi yang mampu belajar dengan sungguh-sungguh di KPKers. Bermula dari literasi dasar hingga literasi konsep penulisan,bahasa jurnalistik, perfileman, Inggris, Portugis, dan di tahun ke tujuh KPKers Timor-Leste mulai menambah Literasi Komputer, Administrasi, Public Speaking dan sepcial literasi Bahasa Indonesia (BIPA). Bermula dari volume praktisi satu dua orang, karena KPKers bukan hanya mendidik atau mengajari tapi berjuang untuk memotivasi generasi muda, agar mampu menetapkan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Tentu satu kebanggaan yang saya rasakan amat dalam dari lubuk hati yang paling dalam karena awal mula, banyak yang suka bergabung, karena memiliki alasan satu tujuan tapi akhirnya mundur karena memiliki perubahan alasan dalam hidup, karena saya secara pribadi tidak memaksa kehendak orang lain, jadi yang bertahan sejak awal hingga detik ini hanya seorang praktisi Deometria Alves yang memutuskan ikut bersamaku hingga saat ini.
Kini bertambah lagi jumlah Trainer sesuai dengan porsi literasi masing-masing, di mana trainer Literasi Bahasa Inggris Mahasiswa UNDIL. Sedangkan Trainer yang lain pun demikian, termasuk saya sendiri, tutur Dev Seixas Pendiri KPKers Timor-Leste.
Hasil karya yang selama ini sudah dicapai oleh KPKers Timor-Leste adalah Antologi puisi Tanah Tenggara, Antologi Puisi/Cerpen dalam Buku Narasi Kemanusiaan, Antologi puisi/Cerpen Perempuan Bisnis & Malam dan Satu Novel lagi Kisah Cinta Joy & Ratika yang masih dalam proses karena kewalahan dalam perekonomian untuk penerbitan. Juga jutaan tulisan member KPKers Timor-Leste yang dipublikasikan oleh laman Bengkel Narasi Indonesia, oleh penulis kreatif KPKers.
Pada tahun ketujuh ini KPKers belum punya tempat khusus, meskipun masih berpindah-pindah akan tetapi tetap semangat dalam membudayakan kultur literasi bagi masyarakat yang membutuhkannya. Para praktisi KPKers Timor-Leste selama ini yang ikut kursus di KPKers pun sudah banyak yang memperoleh pekerjaan di bidang masing-masing, sesuai dengan kemampuan berdasarkan ilmu pengetahuan atau skill yang di miliki mereka masing-masing.

Tentu membangun sesuatu tidak semudah apa yang kita pikirkan atau bicarakan atau tidak semudah kita membalik telapak tangan kita, akan tetapi butuh komitmen dan bersungguh-sungguh adalah kunci utama, bukan kuantitas mata uang sebagai fondasi, melainkan kualitas pemikiran (mindset) bagaimana kita akan memulai karena seperti menulis, apabila tulisan harus bermula dari pembukaan isi dan penutup jadi membangun sebuah usaha atau organisasi juga demikian, apabila fondasinya dengan komitmen maka ujung-ujungnya hilang satu tumbuh seribu, itu sudah konsikuensi.
Proses saya membangun KPKers Timor-Leste merupakan awal jadi tidak mudah seperti yang orang pikirkan karena saya membangun dengan jiwa nasionalisme bukan dengan totalitas uang. Jadi berbagai upaya dan tantangan selama KPKers masih CBO pada tahun ke tujuh ini, justru KPKers akan menjadi bagian dari Perusahaan Dev Seixas 1125 ( Kursus), agar mampu membuka production House untuk membantu menerbitkan karya anak-anak KPKers Timor-Leste, juga masyarakat yang lainnya serta membuat dapur produksi film yang masih dalam proses penyusunan AD-ART Company setelah CBO selama tujuh tahun.
Pada tahun ke tujuh usia ulang Tahun KPKers Timor-Leste yang ketujuh, sebagai CBO dalam menjalankan visi dan misi pada pengiatan literasi dalam program membudayakan kultur literasi bagi masyarakat, apabila ada rezeki KPKers ingin melakukan program pengajaran Literasi kepada masyarakat di luar kota Dili, tutur Dev Seixas.
Komunitas penulis kreatif (KPKers) Timor-Leste dalam melaksanakan program membudayakan kultur Literasi selama tujuh tahun, selain suport tempat yang didapatkan dari KBRI di PBI, KPKers Timor-Leste juga telah memperoleh piagam penghargaan dari Atase pendidikan KBRI Bapak Prof. Dr. Ikfan Haris Msc sekalian piagam penghargaan, juga telah diraih oleh Founder atau Direktur KPKers, pada tahun 2024 sebagai pengiat literasi juga berbagai piagam penghargaan dari hasil karya Tanah Tenggara, Perempuan, Bisnis dan Malam.
KPKers Timor-Leste juga tak lupa ucapakan berlimpah rasa terima kasih kepada Stake Holder KBRI yang selama ini mengsuport program KPKers dengan fasilitas tempat, sehingga di lantai 1 ruangan DEMAK di gedung Pusat Budaya Indonesia (PBI) di Dili Timor-Leste, SEJD, SEKOMS, serta Asrama Yatim Piatu Dominikana, juga Asrama Sta. Clara, Maloa Dili dan masyarakat di Tasi-tolu yang selama ini meneria kehadiran KPKers Timor-Leste.
Special terima kasih kepada Ir.J.Haryadi sebagai pendiri KPKers Pusat di Bandung Indonesia , Bapak Atase Pendidikan Achmad Tafip Syah, Bapak Bambang Purwanto, Bapak Atase Pendidikan Pror.Dr. Phil.Ikfan Haris Msc, Adik Manuel Seixas, Jose Valenti Seixas, Kakak Elizete Fernandes Miranda, Ibuku Olimpia Lourdes ,Ibu Sabina Lourdes dan Bapak Manuel Matos, Kakak Antonio da Costa (Almharum) Bapak Joao dos Santos, Bapak Alipio de Almeida serta adik Rodrigue Aquino Pires, sahabatku Januario Soares adik Marcelino Sakoko, Geovanio Bria Clau, Pregrinho, Sahabat terbaikku Adelio Barreto, Septyana, Fidelia, Anna dan Nur Sabina yang selalu mendukung aku melalui Jaringan internet juga kepada Bapak Rusland pendiri Bengkel Narasi Indonesia. Dunia Sastra, penulis Tanah Tenggara dan lain sebagainya, yang tak mampu saya ucapkan terima kasih satu persatu untuk keluarga sahabatku yang lainnya.
Salam literasi terima kasih kepada almarhum ayah Filipi Seixas, Jhon Seixas, dan Kakek Dom Agusto Seixas Miranda serta Kakek Lorenco Lourdes dan Nenek Isabel Lourdes serta Amelia Jeronimo dan Adik Grigorio Pinto Seixas selain Tuhan.
Serta terima kasih tak terhingga kepada Bapak Higino das Neves, karena selalu memberi motivasi serta bantuan materia untuk KPKers Timor Leste. Juga Bapak Lere Anan Timur yang selalu mendukung kegiatan KPKers Timor Leste, dan terakhir pak Editor Emiliano dos Santos di Lospalos, yang selalu setia dengan kesabarannya mengedit dan memposting karya-karya KPKers TL ke laman Bengkel Narasi Indonesia hingga detik ini.
by Bu Dev’1125